31

19.8K 1.2K 100
                                    


Bukan Derrick namanya jika tidak melampiaskan amarahnya saat itu juga.

Setelah mendapat kabar tentang keberadaan Frans dari kaki tangannya. Segera Derrick mendatangi sebuah club' bilyard untuk memberi perhitungan kepada Frans.

Dan benar, sesampai disana tanpa basa-basi ketika melihat Frans sedang bersenang-senang dengan gerombolannya. Derrick menarik kasar bahu Frans lalu menghantam kuat wajah Frans ketika menoleh kearahnya.

Seketika tubuh Frans terpelanting hingga jatuh ke lantai. Dan semua orang yang berada disana dibuat terperangah melempar pandang kearah Derrick lalu berganti melihat Frans yang sedang mengusap bibirnya yang sobek.

Kemudian dengan kasar Derrick menarik kerah baju Frans lalu kembali melayangkan tinju di wajah tampan Frans. Lagi, lagi dan lagi hingga wajah itu berlumuran darah.

Untung saja ada salah seorang pria penanggungjawab tempat ini memberanikan diri untuk menghentikan amukan Derrick. Dia menahan tubuh kokoh Derrick agar menjauh dari Frans yang hampir sekarat.

"Aku tidak ingin ada mayat disini." Nada menekan pria tersebut seakan mampu mengehentikan Derrick.

Dengan bola mata yang masih menyala, Derrick menatap pria tersebut sambil menghempaskan bahunya yang ditahan oleh pria itu. Mengerti maksud dari sikap Derrick, kemudian pria itu melepas tangannya lalu berkata. "Selesaikan masalah mu di tempat lain."

Melihat pria tersebut, Derrick yang sudah murka berusaha untuk mengendalikan diri. Karena ia sadar bahwa pria didepannya ini tidak ada sangkut pautnya dengan apa yang sedang terjadi.

Derrick melangkah mendekati Frans lalu memposisikan tubuhnya sejajar dengan Frans yang masih terduduk di lantai merasakan betapa perihnya luka yang diberi oleh Derrick tanpa ampun. Tatapan Mata Derrick saat ini seolah siap membunuh Frans kapan saja.

"Aku bersumpah demi apapun, kamu tidak akan mendapatkan apa yang kamu mau." Kecamnya. "Tidak Juliet sekali pun."

Bukannya memohon ampun, Frans justru memamerkan giginya yang berlumuran darah. Senyum kecut pun malah ia perlihatkan didepan Derrick. Dan parahnya lagi dengan lancang ia berkata. "Begitu juga dirimu." Singgung Frans menantang tanpa rasa takut. "Aku pastikan, kamu juga tidak akan memilikinya."

Api dalam diri Derrick seketika terbakar. Ia langsung mencekik leher Frans disana dengan sangat kuat sehingga membuat Frans kesulitan bernapas.

"Dia istriku! Apa kamu sudah kehilangan akal?!?" Tekan Derrick yang tak melepas cengkeramannya di leher Frans.

Sedangkan Frans sendiri tidak mau kalah dengan Derrick. Meski ia sudah diambang kematian, ia tetap melawan.  "Dia..mem-ben-ci-mu." suara Frans tidak begitu jelas karena cekikan Derrick semakin kuat.

"Lepaskan dia!!" Pria paruh baya itu berusaha melepas cekikan tersebut. "Bunuh dia diluar sana. Jangan disini!" Tambalnya meninggikan nada suaranya.

Barulah Derrick meregangkan cengkeramannya, sementara Frans terbatuk-batuk disana berusaha mencari oksigen.

"Aku pasti akan membunuhmu." Ancamnya kemudian bangkit lalu melenggang pergi dengan langkah berapi-api. Dan orang-orang yang menonton adegan tragis tersebut tak ada yang berani berkutik kecuali hanya memperhatikan kepergian Derrick.

*
Entah sudah berapa lama Juliet tak sadarkan diri. Ia belum ingat betul apa yang sedang terjadi. Kepalanya masih terasa pusing, apalagi ketika matanya pelan-pelan terbuka pandangannya seakan kabur.

Meski begitu, ia sadar kalau berada disebuah kamar berukuran sedang yang hanya ada satu tempat tidur saja tanpa ada jendela, bahkan udara di ruangan ini terasa pengap dan lembab.

Iam Not Romeo - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang