Dua

94 9 1
                                    

Hari ini, disekolah.

Nafisa dipanggil menghadap ke Yang Maha Kuasa.

Eh eh ralat! Ruang Kepala sekolah.

Dengan langkah malas ia menuju Ruang Kepala Sekolah.

Sebenarnya ia sudah tau topik panas apa yang menjadi masalahnya.

Ya, Acara meriahnya kemarin alias Acara pembullyan.

Setelah sampai tanpa basa-basi Nafisa membuka pintu tanpa rasa takut sedikit pun.

Toh dia cucu sang pemilik sekolah.

"Agatha Nafisa Putri kamu tau kesalahan kamu?" tanya Bapak Kepala Sekolah saat matanya menangkap seorang gadis masuk ke ruangannya.

Nafisa menjawab dengan deheman, tidak sopan? Memang.

"Ahh tolong Nafisa berhenti buat pembullyan disekolah, bapak juga nggak bisa ngeluarin kamu" Bapak Kepsek frustrasi melihat tingkah cucu pemilik sekolah ini.

Nafisa hanya diam tak menjawab, saat mendengar "Bapak juga nggak bisa ngeluarin kamu" seakan ada sesuatu yang menggelitik perutnya. Bagaimana kepsek bisa mengeluarkan siswa sekaligus cucu pemilik sekolah?

"Iya pak kemarin saya khilaf"

"Khilaf terus kamu! Kapan berhentinya?" ujar Kepsek dengan nada meninggi.

"Aduh bapak santai aja kali! Saya nggak ngerusak properti sekolah kok"

"Tapi kamu ngerusak nama sekolah Nafisa"

"Iya deh saya nggak gitu lagi"

"Saya pegang kata-katamu"

"Tapi saya nggak janji" Nafisa pun melenggang pergi dari Ruangan Kepala Sekolah itu.

"Anak itu pengen saya geprek rasanya" ujar Bapak Kepsek sambil memegang pelipisnya.

***

"Gimana Sa?" tanya Fara saat melihat Nafisa memasuki kelas.

Sebenarnya tadi yang dipanggil keruang Kepsek adalah Nafisa, Della, Fara dan Stella alias 'Four Queen'.

Ya tapi Nafisa melarang mereka ikut alhasil ketiga temannya terhindar dari hukuman.

Baik memang,

Tapi sesat.

"Gue jadi enak nih ama lo Sa" canda Della dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat.

"Bodo" jawab Nafisa singkat.

"Nah kan Nafisa marah" ujar Stella.

"Lo mau apa Sa? Minum? Makan? Gue kasih!" sogok Stella sebagai tanda terimakasih.

"Gue mau lo bertiga tinggalin gue sendiri" ujar Nafisa lalu menenggelamkan kepalanya kepada lipatan tangannya.

"SEKARANG" sambung Nafisa dengan sedikit teriak.

Buru-buru ketiga temannya lari keluar kelas dan meninggalkan Nafisa seorang diri.

***

Bel pun berbunyi pertanda jam pelajaran akan dimulai sebentar lagi.

Semua Siswa-Siswi pun buru-buru ke kelas masing-masing karena takut dihukum guru jika terlambat masuk kelas.

Tap..tap..

Langkah kaki yang terdengar banyak dan tergesa-gesa membangunkan The Queen of Bully dari tidurnya.

Mereka pun duduk rapi dibangku masing-masing sambil menunggu kedatangan guru.

The Queen of BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang