Kringg...kringg
"Udah bel pulang, besok aja diperiksanya" alibi Zidane sambil mengkodei temannya yang lain untuk menyetujui ucapannya.
"Bener tuh! Besok kan juga Pak Ari masuk jadi biar Pak Ari aja yang periksa!" seru salah satu teman sekelas.
"Iya kan sekalian!" ujar teman sekelas lainnya.
"Ohh yaudah" ujar Treven lalu berjalan ke bangkunya untuk membereskan barang-barang.
Nafisa hanya menaikkan satu alis. Ia pun berjalan keluar kelas menuju gerbang sekolah.
"Woii Nafisa tungguin gue!" teriak Della buru-buru mengambil tasnya lalu mengejar Nafisa.
Sama dengan Nafisa, Treven juga ikut keluar kelas menuju gerbang.
"Bisa aja alasan lo Dan" celetuk Stella sambil menggendong tas punggungnya.
Zidane hanya membalasnya dengan cengiran.
"Yaudah cabut yokk" teriak Fara lantang.
^
^
^
Nafisa berjalan menyusuri koridor dengan semua mata tertuju kepadanya. Mereka semua menatap kagum dengan keahlian Nafisa. Dan pasti mereka semua sudah melihat pertandingan beberapa menit yang lalu.
Nafisa hanya menatap lurus kearah depan tak peduli dengan tatapan mereka. Tetapi matanya tak sengaja tertuju kepada seorang siswi berambut pendek sebahu.
Iya, dia Celina.
Dan tunggu, Nafisa menyipitkan matanya tatkala melihat Celina berbicara serius dengan seorang adek kelas dipojok koridor yang sepi persis didekat pintu keluar sekolah.
Nafisa mencoba mengingat siapa siswi yang ditemani Celina berbicara yang sepertinya tidak asing dipikirannya.
Terus mengingat...
Mengingat...
Ingat...
Tiba-tiba Della datang dengan teriakan khasnya yang menggema, membuat Nafisa terkejut.
"NAFISAAAAAA"
"Eh ayam!" latah Nafisa sambil mengelus dadanya untuk meredakan detak jantungnya yang berdebar cepat.
"Lagi ngapain berdiri disini?" tanya Della dengan tatapan bingung.
"Hah? Nggak kok" jawab Nafisa lalu melanjutkan langkahnya menuju gerbang.
"Lo pengen pup yah? Muka lo kek lagi nahan pup gitu" tanya Della polos polos bangsat.
Nafisa menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap tajam Della.
"Oke oke gue becanda" cengir Della dan mengangkat dua jarinya.
Dibelakang sana ada seorang cowok yang diam-diam tersenyum melihat tingkah tersebut.
^
^
^
Stella dan Fara datang menghampiri Nafisa yang sibuk menelfon. Della? Anak itu sudah pulang duluan.
"Haiii Nafisaaa" sapa Stella tetapi diacuhkan oleh Nafisa.
Nafisa masih sibuk menelfon dengan wajah pucat.
"Sa lo kenapa? Kok muka lo pucat banget?" tanya Fara khawatir, ia melihat wajah Nafisa seperti ingin menangis.
Nafisa tak menjawab hanya sibuk menelfon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen of Bully
Teen Fiction[SLOW UPDATE BANGET] Ketika Agatha Nafisa Putri yang hobi mencari masalah bertemu dengan seorang Sean Treven Radeya yang kocak dan songongnya tiada tanding. Apakah mereka berdua akan akur? Atau malah jatuh cinta? Kita tidak tahu🤷