Tiga

73 5 0
                                    

🔞⚠

"Gue punya ide....." seru Nafisa.

Nafisa pun menjelaskan idenya.

"Terus kerja gue apa?" tanya Della.

"Panggil cowok itu ke Rooftop " jawab Nafisa dengan wajah datarnya.

"Lo baik banget sama cowoknya Sa!" puji Stella.

"Jadi besok kita bahas cara ngajak Si Cewek ke Rooftop" ujar Fara.

"Dan gue bisa tanganin itu" lanjut Fara dengan bangga.

"Yang sok akrab mah enjoy aja" sindir Stella.

"Iri tanda tak mampu yah" sindir balik Fara.

"Yaudah pulang kuy, sebelum kita dikunciin" ajak Della.

***

"Assalamualaikum" salam Nafisa.

"Waalaikumsalam" jawab seseorang yang suaranya tidak asing ditelinga Nafisa.

Mamanya.

"Gimana tadi sekolahnya Sa?" tanya Sang Mama yang sedang duduk disofa.

"Baik" jawab Nafisa singkat.

"Tumben Mama pulang?" tanya Nafisa yang lebih tepatnya menyindir.

"Iya kerjaan Mama udah kurang jadi nggak bermalam dikantor lagi" jawab Mama dengan senyuman manis.

"Oh jadi hari ini udah nggak ada kerjaan yah? Ngurusin anak itu bukan kerjaan Ma?" sindir Nafisa kepada Sang Mama.

"Maaf Sa--" ucap Mama tetapi dipotong.

"Aku kekamar" pamit Nafisa.

***

Makan malam pun tiba. Hanya ada Nafisa dan Mamanya, mungkin Sang Papa masih sibuk berkutat dengan laptopnya dikantor.

Suasananya hanya diramaikan dengan dentingan sendok, garpu yang beradu diatas piring.

Nafisa yang hanya sibuk dengan makanannya tanpa melirik sedikit pun ke Sang Mama.

Akhirnya Mama membuka pembicaraannya.

"Mau nambah Sa?" tawar Sang Mama tetapi mendapat gelengan dari Nafisa.

Setelah meneguk air putihnya hingga tandas, Nafisa pun bergegas kembali ke kamarnya.

"Aku kekamar duluan" pamit Nafisa.

***

Matahari pun telah menampakkan dirinya, menandakan hari sudah pagi. Saatnya untuk anak sekolah menjalani harinya dengan buku dan pelajaran.

"Saaa, sarapan dulu baru ke sekolah" teriak Sang Mama dari lantai bawah.

Nafisa tak menjawab.

Hanya sibuk berkutat dengan penampilannya.

"Nah gue udah keren." monolog Nafisa sambil memutar badannya didepan cermin besar.

Nafisa pun melangkahkan kakinya menuju lantai bawah untuk sarapan.

"Papa?" batin Nafisa.

"Ayo sarapan dulu Sa, nanti Papa yang anter" ujar Sang Papa dengan lembut.

"Papa nggak kekantor?" tanya Nafisa lalu menjatuhkan bokongnya ke kursi untuk sarapan.

"Alhamdulillah kerjaan udah selesai" jawab Papa Nafisa dengan senyumannya yang adem ayem.

Mereka pun memulai sarapan dengan formasi keluarga yang lengkap.

"Ayo Pa!" ajak Nafisa lalu bangkit dari duduknya.

The Queen of BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang