Lima

43 6 0
                                    

Toilet Sekolah.

Nafisa menatap pantulan dirinya dari cermin.

Terlihat raut wajahnya yang kaget plus takut.

"CELINA!!! KOK LO BODOH BANGET SIH"

"FARA JUGA KENAPA EMOSIAN BANGET!!

"PUSING DAH GUE"

"Kenapa coba Celina buat masalah ama Si Fara?!" kesalnya lalu meninju dinding disebelah nya.

"Arghhh!" pekiknya kesakitan.

"Eh ngapain lo?" tanya seorang pria yang baru saja membuka pintu toilet.

"Lo yang ngapain ditoilet cewek?" tanya balik Nafisa.

"Emang ini toilet cewek?" Yang terjadi hanya proses tanya-menanya bukan tanya-menjawab.

"Bego" gumam Nafisa lalu pergi meninggalkan pria tersebut.

Pria itu hanya memandang Nafisa dengan senyum miring nya.



Nafisa berjalan dengan terburu-buru ke kelasnya, tentu saja dengan emosi yang menggebu-gebu.

Ia pikir, bagaimana caranya ia menolak ajakan membully dari Fara secara halus? Tanpa curiga?

Ahh sudahlah biar Nafisa yang memikirkannya.

Kalian ikuti saja alurnya.

Kelas.

Sesampainya dikelas, Nafisa langsung menggusur teman-temannya yang sedang bersenda gurau dikelas.

"KELUAR LO SEMUA!" teriak Nafisa tetapi dengan raut wajah datar seperti biasanya.

Mereka semua pun berlari keluar kelas daripada mendapat bully-an dari The Queen Bully ini.

Nafisa pun berjalan kebangkunya.

Atmosfernya mendadak horor karena langit pun menjadi mendung.

Ditambah dengan suasana kelas yang sepi.

Tuhan memang sangat peka terhadap hambanya yang tertimpa masalah.

Nafisa pun duduk sambil memijat keningnya.

Rasa pusing itu belum hilang.

Ia terus memikirkan kata-kata Fara.

Ia juga takut jikalau Celina sahabat kecilnya plus teman curhatnya meninggalkannya.

Berkat Celina, ia tidak terlalu memikirkan betapa miris kehidupannya yang jarang diingat oleh orangtua.

Dan berkat bully juga.

Kalau tidak, mungkin Nafisa sekarang sudah depresi dan melakukan hal-hal yang diluar akal manusia.

Menjadi seperti Joker misalnya?

Ahh kenapa jadi horor begini?

Nafisa pun mencoba untuk tidur agar rasa pusing dikepala nya bisa mereda.

Ia pun menenggelamkan kepalanya dibalik lipatan tangan dan mulai memasuki alam mimpi.

Semoga disaat ia bangun, Fara sudah melupakan ajakannya ke Nafisa.

Semoga...



Ting..ting

Bel telah berbunyi, pertanda jam pelajaran akan segera dimulai.

Semua siswa-siswi berlarian menuju ke kelas masing-masing.

Berbeda dengan seorang gadis yang sedang tidur dibangkunya. Ia membuka matanya perlahan saat mendengar suara gaduh.

The Queen of BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang