Tujuh

35 4 2
                                    

"Didepan belok kiri" ujar Nafisa.

Ckitt...

Treven dengan tiba-tiba mengerem motornya yang membuat helm mereka berdua terpentok.

Nafisa menggetok helm Treven kesal, tetapi cowok itu malah cengengesan.

"Lo sengaja kan?!" kesal Nafisa lalu memukul punggung lebar Treven.

Treven tertawa saat menatap wajah kesal Nafisa dari kaca spion.

"Merah tuh! Lo mau gue ngelanggar?" ujar Treven dengan menunjuk ke arah lampu lalu lintas.

Nafisa tak menjawab. Raut wajahnya masih ia tekuk yang menurut Treven itu lucu.

•••

Nafisa terus-terusan mengucapkan sumpah serapah saat Treven membawanya memasuki gerbang  rumahnya, tepat didepan mereka ada Papa Nafisa yang sedang menikmati kopi sambil membaca korannya.

"Gue bilang sampai depan kompleks aja! Ngeselin banget sih lo!" kesal Nafisa yang memukul punggung Treven sedari tadi.

"Emang kenapa sih kalau masuk kerumah?"  tanya Treven sambil memiringkan kepalanya menatap wajah kesal Nafisa dari kaca spion.

Nafisa hanya berdecih saat ditatap oleh Treven.

"Jadi kapan lo mau turun? Atau mau digendong lagi?" goda Treven dengan senyum miringnya.

Nafisa bergedik ngeri melihat senyum Treven. Ia pun langsung turun dari motor Treven lalu mengembalikan jaket dan helmnya.

Tanpa mengucap 'Terimakasih'.

Nafisa berjalan memasuki rumah sambil menghentak-hentakkan kakinya karena kesal. Papanya hanya duduk santai dan lupa untuk menjemput anaknya sendiri? Padahal tadi dia sudah janji!

Papa Nafisa melipat korannya lalu menatap Nafisa dan Treven bergantian.

"Sa" panggil Papa Nafisa.

Tetapi Nafisa acuh dan langsung meninggalkan Papanya serta Treven yang belum juga pulang.

Papa Nafisa menghela nafas pelan setelah itu ia menatap Treven kembali.

Senyum lebar tercetak diwajah Papa Nafisa yang membuat Treven bingung.

°°°

Sekarang kedua laki-laki itu sedang duduk disofa. Berbincang-bincang ditemani dengan teh hangat dan cemilan buatan Mama Nafisa.

Mereka berdua tampak sangat akrab, seperti teman lama yang baru ketemu. Dua pria remaja dan dewasa ini sangat asik dengan perbincangan mereka dan tanpa disadari Nafisa melihat mereka berdua dengan tatapan tajam.

Nafisa melihat mereka berdua tertawa bersama hanya memasang wajah datar. Tak lama kemudian kedua pria itu sontak menengok kearah Nafisa.

"Nafisa, sini nak..."

Nafisa POV

Gue lagi dikamar sambil nonton video mukbang diYoutube. Hujan-hujan gini enaknya makan mie kuah pake cabe rawit tapi si nyebelin itu belum pulang. Apa hubungannya? Gue harus jaga image lah! Sebagai 'Cewek Tercantik Disekolah' masa makan indomie 2 bungkus?

Dan cara terakhir yang gue lakuin adalah nonton video mukbang. Mata gue udah berbinar natap mie kuah dalam panci panas. Dengan asap yang mengepul diudara sangat cocok dimakan disaat cuaca sedang dingin seperti sekarang ini.

Lama kelamaan gue bosen nonton mukbang, jadinya gue tambah lapar. Gue mengambil ponsel, seperti biasa banyak notif yang masuk. 

Line (999+)

The Queen of BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang