part 6

2.8K 94 1
                                    

'Iya ya, kitakan tau sendiri icha itu juga anak orang kaya tapi dia nggak pernah sombong kayak kasih' celetuk salah satu murid.

'Iya lagian kitakan tau sendiri tanpa papanya icha papa kasih bukan apa apa'

'Heran gue sama kasih kenapa nggak suka banget yaa sama icha, padahal tanpa keluarga icha dia sekarang bukan apa apa'

'Iyaa nggak tau diri banget si jadi orang, sadar diri dong'

Kira-kira itu yang mereka ucapkan untuk menghina kasih, kasih yang merasa diri nya dipermalukan menjadi semakin benci dan dendam kepada icha.
"Awas aja lu, lu sekarang menang karena banyak yang bela in lu, tapi nanti lu bakal kena akibat nya" ucap kasih dalam hati.

Icha yang mendengar ucapan temen-temen kelasnya yang menghujat kasih pun merasa tak enak kepada kasih, karena apa yang keluarganya beri ke keluarga kasih selalu diungkit walaupun bukan keluarganya yang mengungkit tapi tetap saja dia tidak enak hati.

"Udah-udah cukup,, aku nggak mau kebaikan keluarga aku diungkit-ungkit, karena abi aku menolong ayahnya kasih itu dengan ikhlas bukan untuk diungkit, jadi aku mohon sama kalian jangan bahas itu lagi, aku nggak enak sama keluarga kasih" tutur icha.

Kasih yang melihat icha berbicara seperti itu makin merasa dijatuhkan lagi.
"Alah bilang aja kan lo seneng anak-anak menghujat gue, jangan sok mau nolongin gue dee lo, gue tau dengan lo bicara seperti itu sama aja lo udah menjatuhkan harga diri gue lagi, lo seneng kan karena lo uda berhasil membuat mereka benci dan nggak suka sama gue" ucap kasih sambil menunjuk-nunjuk muka icha.

Icha yang mendengar perkataan kasih merasa sedih karena niat baiknya malah bisa bikin orang semakin benci kepadanya.
Denis yang melihat kasih menunjuk-nunjuk muka icha merasa kesal.

"Eeeiittss,, nggak pakai nunjuk juga nggak papa kali" ucap denis sambil menepis jari kasih dari hadapan icha.

Kasih yang merasa malu karena ulah denis, akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari kelas dan icha yang melihatnya kasihan lalu beralih memandang kearah denis yang masih berdiri didekatnya.
"Denis kamu harusnya tuh gak boleh gitu sama kasih kasihan dia pasti dia sangat malu untuk masuk ke kelas ini" ucap icha.

"Tapi cha dia itu sudah keterlaluan sama kamu, kalau didiemin pasti dia akan melunjak dan terus menerus menuduh kamu yang gak bener" balas denis lembut.

"Tapi memang bener harusnya tu aku nggak mau nerima tawaran kamu soalnya kita bukan mahram" balas icha yang tak kalah lembut.

"Tapi cha..." Ucapan denis menggantung dan langsung dipotong icha.

"Uda la semuanya sudah terjadi lupain aja" ucap icha dan langsung membaca bukunya lagi. Denis yang melihat raut wajah icha jadi merasa bersalah.
.
.
.
14.40
Ting ting ting

Bel sekolah sudah berbunyi waktu yang ditunggu-tunggu murid nusa angkasa.

Icha berjalan menuju halte bus biasa. Denis yang melihat ada icha di halte langsung menghampirinya.

"Hay cha." Sapa denis sambil melambaikan tangan nya.

"Eh denis, kamu belum pulang?" Tanya icha.

"Ini baru mau pulang, eh ngeliat kamu disini ya udah aku mutusin untuk nyamperin kamu dulu" balas denis.

"Oo.. Den aku mau kasi tau sesuatu" ucap icha.

'Sesuatu' denis penasaran apa yang akan dibicarakan oleh icha, tak lama ada mobil hitam yang berhenti di dekat mereka.

"Assalamualaikum adek kakak yang cantik, eh ada denis juga?" Sapa kak ano.

Icha yang mendengar omongan kakak nya merasa malu karena disamping nya masih ada denis
"Waalaikumsalam kak, apaan sii kak lebay banget" balas icha sambil tersenyum malu.

cinta sebening syahadatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang