Happy reading guyss..
Kalo boleh nih yah, please tinggalin Vote ☆ kalian:"v😁Sebuah mobil BMW berhenti tepat di depan pagar hitam yang menjulang tinggi sebuah rumah yang terbilang cukup mewah. Rumah yang bisa dikatakan sebagai rumah terbesar dan mewah di area kompleks tersebut. Seorang cewok dengan kacamata hitam melekat diwajahnya turun dari mobil tersebut, berjalan ke arah pintu mobil sebelah kursi pengemudi
Seorang perempuan manis berambut sebahu, berpipi tembem juga ikut turun dari mobil tersebut setelah dibukakan pintu mobilnya oleh pria tadi
"Apaan sih, pake dibukain segala pintunya. Gue kan bisa buka sendiri pintu mobilnya"
Cowok tersebut hanya tersenyum tipis, melepaskan kacamata hitam yang tadi menutupi matanya, "santai aja kali"
"Mau masuk dulu gak, Yon?"
Leon melirik jam berwarna hitam yang terlilit di pergelangan tangannya, "Mm, gausah deh. Lain kali aja yah. Udah sore soalnya" Balasnya diakhiri senyuman
"Oh Yaudah"
"Salam sama Mami sama Papi Lu" Sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana sekolahnya
"Oke. Eh, Barang-barang belanjaan tadi lo yang bawakan ke rumah Reyfan?"
Leon mengangguk singkat, masih dengan senyum manisnya
Sepertinya ada yang aneh dengan pria ini, dan rasa aneh itu juga ternyata telah dirasakan oleh Citra sejak tadi mereka dalam toko. Sedaritadi Leon terus memamerkan senyumnya, bahkan sepertinya senyum itu tak pernah hllang dari wajahnya sejak tadi. ada apa sebenarnya dengan pria
"Bentar deh. Yon. gue perhatiin daritadi nih yah, lo tuh senyum-senyum mulu tau gak. Gue jadi serem liatinnya. Lo kenapa sih Yon senyum-senyum mulu dari tadi? Ada yang salah yah sama rambut gue? Atau muka gue kotor yah?" Citra meraba-raba wajahnya sendiri, memastikan wajahnya kotor atau tidak
Leon tersenyum kecil, tangannya terulur ke puncak kepala Citra, mengacak-acak pelan rambut Citra hingga membuat Citra kembali kesal
"Ishh, Lo mah kebiasaan banget ngacak-ngacak rambut gue" Ia merapikan kembali rambutnya yang dirusak Leon, "Jadi berantakan lagi nih rambut gue"
"Anyway, Besok pulang sekolah kita ke rumah Reyfan. Bantu-bantu masang segala macem atribut ini. Sekalian besok pagi kita bagiin undangannya ke anak-anak yang lain"
"Oh oke. Anak-anak sekolahan juga di undang?"
"Kayaknya sih gitu. Biar acaranya makin rame"
"Oh yaudah, ntar gue dateng bantu-bantu juga"
"Biar gua jemput yah. Ntar kita pulang sekolah langsung ke rumah masing-masing dulu buat ganti baju. Abis itu baru kita jalan ke rumah Reyfan" Jelas Leon yang sedaritadi matanya tak beralih sedikitpun menatap setiap inci wajah tembem Citra
"Ohh yaudah, terserah aja. Eh gue masuk duluan yah. capek bangt nih badan gue"
"Yaudah sana"
Citra membalikkan badannya, melangkahkan kaki memasuki pintu pagar rumahnya
Namun....
"Cit...."
Baru beberapa langkah berjalan memasuki pintu pagar , kini langkah Citra terhenti karena Leon memanggilnya, membalikkan kembali badannya menghadap ke orang yang memanggil namanya
"Iya. Ada apa?"
Diam
bukannya menjawab, Leon justru hanya membisu dan mematung ditempat
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLIGHT
Teen FictionSiapa sih yang tidak ingin menjadi Bintang yang memiliki cahaya yang indah dimalam hari? Sebagian orang menginginkan itu. Mengapa cuma sebagian orang? Karena sebagian orangnya lagi lebih memilih menikmati cahaya dan keindahannya dari kejauhan setia...