Merekapun meninggalkan aku dan sooyeon, kami hanya saling diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing tidak ada di antara kami yg ingin memulai membuka pembicaraan, terlalu takut membuat kesalahan dalam berucap dan bertanya,setidakny itulah yg aku takutkan
"sudah selesai, kau ingin aku buatkan kopi?" tawarny
"tentu, terima kasih sayang"
Aku memutuskan untuk duduk di sofa sembari menyaksikan acara televisi
"ini kopimu"
"terima kasih sayang"
"apa yg kau tonton?"
"entahlah aku hanya memutar secara acak"
"tidak ada acara yg bagus"
"kau bilang kita akan berlibur, kemana sebenarny? Karena aku yakin rumah umma dan appa bukan tujuanmu berlibur"
"aku akan mengajak kalian berlibur ketempat yg jelas belum pernah kau kunjungi bersama orang lain"
"apa maksudmu?"
"aku pernah berkata padamu, aku ingin menyaksikan pertandingan tinju bersamamu dan daddy, aku ingin menyaksikan pertandingan basket tim favoritku bersamamu, aku ingin menyaksikan pertandingan football bersamamu dan bahkan aku juga mengatakan aku ingin menyaksikan beberapa pertunjukan opera bersamamu, tapi kau malah melakukanny bersama orang lain" ucapku panjang lebar
"apa kau marah akan semua itu?"
"demi tuhan sooyeon menurutmu bagaimana?"
Bukan jawaban yg ku dapat tapi gelak tawa yg mengelegar yg keluar dari mulut c gadis berbibir ranum dan jidad yg lebar itu
"kenapa kau tertawa?"
"kau membuatku tertawa"
"memang apa yg lucu?"
"kau cemburu untuk semua itu?"
"tidak"
"bohong"
"aku tidak cemburu, aku hanya tidak menyukainy, demi tuhan sooyeon ada banyak orang dan kenapa kau harus pergi bersamany? Kau membuat rumor itu menjadi semakin besar"
"kemarilah"
"tidak"
"aku bilang kemarilah"
"dan aku bilang tidak"
"kemarilah atau aku akan menghajarmu"
"baiklah, aku tidak ingin menambah luka lebam di tubuhku"
"dengarkan aku, aku tidak pernah ingin pergi denganny, tapi dy selalu memaksa untuk ikut, dy selalu mengatur segala hal bahkan untuk acara tertentu"
ucapny sembari menyandarkan kepalany pada pundakku
"tapi semua hal yg dy atur bukanlah untuk pekerjaan"
"aku tau, aku bisa melakukan pekerjaanku sendiri, dan dy selalu melakukan hal yg dy inginkan atas nama pekerjaan"
"lalu kenapa kau mengikuti kemauanny?"
"seperti kataku tadi, dy selalu mengatas namakan pekerjaan untuk segala hal sepele itu, saat aku melakukan pemotretan di LA, dy mengajakku untuk menyaksikan pertandingan NBA tim favoritmu dengan mengatas namakan kerja sama dan undangan dari Stephen Curry pemain favoritmu, dan aku bisa apa? Karena memang aku memiliki kerja sama dengan Stephen, aku memiliki alasan yg tepat kenapa aku mengikuti kemauanny"
"bisakah setidakny kau menjaga jarak dariny? Itu benar-benar membuatku muak"
"tanpa kau minta aku selalu melakukanny, karena aku tau entah dimanapun kau berada kau pasti memperhatikanny begitupun mereka"