Teman sekelasku selalu menyebutku anak aneh. Sebab aku tak pernah bergabung dengan obrolan sampah mereka dan selalu duduk di pojok belakang kelas sendirian.
Tapi itu bukan masalah, karena sekarang aku menemukan permainan yang sangat menyenangkan dan tidak ada seorangpun yang akan menggangguku.
Ya, boneka Renjun sedang berada di tanganku sekarang. Aku akan memanggilnya Puppet saja supaya lebih mudah.
Aku mendekatkan Puppet ke telingaku. Aku bisa mendengar suara Renjun, dia sedang berbincang-bincang dengan seorang gadis. Kutebak gadis itu adalah adik kelas yang dia cium tempo hari.
'Yuqi-ya, kau belum menjawab pertanyaanku waktu itu. Kau punya hubungan spesial dengan Lucas?'
'Tentu saja tidak, Oppa. Untuk apa aku harus berpacaran dengan Lucas kalau aku sudah memiliki dirimu?'
'Kau ini masih genit saja, eh? Hahaha.'
'Walaupun aku genit begini, kau sangat menyayangiku kan? Hahahah.'
Mataku tiba-tiba terasa panas. Tidak, bukan mata saja, tapi hati dan kepalaku juga merasakan yang sama. Aku langsung mengambil sebuah jarum pentul dari balik kerah seragamku. Tanpa pikir panjang lagi, aku menusukkan jarum itu ke kepala Puppet.
Kutarik jarum itu lalu kutusukkan lagi ke kepala Puppet berkali-kali. Sensasinya sama seperti menghadapi Renjun secara langsung. Saking bersemangatnya aku melakukan hal ini, tanpa sadar air mataku sudah mengalir sejak tadi.
Tiba-tiba terdengar erangan keras dari luar. Aku segera mengintip keluar jendela.
Renjun ada disana. Ia jatuh terduduk sambil mencengkeram kepalanya. Membuat orang-orang berdatangan, mencoba menolongnya.
Aku menyeringai, tertawa dalam hati. Ini baru permulaan, Renjun-ah :)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Puppet ✔
FanfictionTepat tiga tahun sudah aku memendam perasaan ini. Cintaku pada sosoknya tak pernah luntur sedikitpun. Bahkan setelah dia tiba-tiba menjalin kasih dengan seorang adik kelas, aku masih mencintainya dengan segenap hatiku. Hanya saja aku merasa sedikit...