Jam menunjukkan angka 00:00. Sudah saatnya aku melancarkan aksiku.
Tadinya aku sempat kasihan pada Renjun dan ingin mengakhirinya saja. Tapi api amarahku akan langsung berkobar begitu melihat interaksinya dengan Yuqi. Setelah itu aku sadar, bahwa percuma saja jika menghentikannya. Aku sudah terlanjur menggunakan cara ini.
Kuambil Puppet dari laci meja belajarku. Kulit Puppet terlihat semakin hari semakin pucat, sama seperti tubuh aslinya. Akhir-akhir ini Renjun jadi jarang terlihat di sekolah. Sekalinya dia muncul, wajahnya menjadi amat berbeda.
Lebih pucat, kurus, dan... tatapannya kosong.
Aku menggenggam tubuh Puppet sambil memejamkan mata. Begitu mataku terbuka, aku telah berada di kamar Renjun.
Tidak, tentu saja aku tidak sedang berteleportasi. Menurut penjelasan si shaman waktu itu, saat ini hanya jiwaku yang berpindah tempat, sementara tubuhku masih berada di tempatnya semula. Jadi Renjun tidak akan tahu aku berada disini.
Dia tampak tertidur pulas. Tapi aku tahu, dia gelisah. Kulitnya benar-benar pucat dan keringat dingin terus mengalir dari keningnya. Tanganku tergerak untuk menghapus butiran peluh itu, namun tentu saja sia-sia. Ragaku sedang tidak disini.
“Y-Yuqi-ya... “
Sial, saat tidur pun kau mengigaukan Yuqi, Renjun-ah? Apa sih yang telah dilakukan oleh jalang itu sampai-sampai kau cinta mati dengannya?!
Ah... tidak mungkin dia juga menggunakan trik dukun untuk membuatmu jatuh cinta padanya. Astaga Renjun-ah, tubuhmu ini kuat sekali sampai bisa diguna-gunai dua mantra sekaligus.
“Yuqi-ya...” Dia masih terus menggumamkan nama Yuqi. Aku mulai meremas Puppet yang sedari tadi kugenggam, membuat Renjun mulai tersengal. Nafasnya semakin berat seiring dengan kuatnya genggamanku pada Puppet.
Dia terus terengah, seperti sedang bermimpi buruk yang paling buruk. Kueratkan genggamanku pada puppet, hingga dia semakin tercekik dan terbatuk-batuk. Melihatnya seperti ini membuatku ingin tertawa sambil menangis.
Namun itu tak berlangsung lama, ketika pintu kamar Renjun tiba-tiba terbuka. Seorang wanita paruh baya—yang kutebak ibunya Renjun—muncul. Dan dengan sangat mengejutkannya, dia menatap lurus ke arahku.
“S-siapa kau?! Pergi, jangan ganggu putraku!”
hayoloh :p

KAMU SEDANG MEMBACA
The Puppet ✔
ФанфикTepat tiga tahun sudah aku memendam perasaan ini. Cintaku pada sosoknya tak pernah luntur sedikitpun. Bahkan setelah dia tiba-tiba menjalin kasih dengan seorang adik kelas, aku masih mencintainya dengan segenap hatiku. Hanya saja aku merasa sedikit...