Epilog

175 19 0
                                    

Pagi hari datang dengan cepat. Secepat kabar kematian dua remaja yang berada dalam satu sekolah yang sama, berhembus di kalangan masyarakat. Berita ini tentu sangat menggemparkan berbagai pihak, terutama di antara siswa-siswi sekolah terkait. Tak menyangka akan ada dua berita kematian sekaligus yang menghampiri mereka.

"—Huang Renjun dan Zhou Jieqiong tiada di waktu yang nyaris berdekatan. Renjun menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit pada pukul 22.48 setelah sempat mengalami gejala penyakit yang bisa dibilang aneh. Penyakit itu hanya datang selama beberapa hari dan kemudian merenggut hidupnya untuk selama-lamanya. Dokter yang menangani pasien benar-benar angkat tangan. Tidak bisa menemukan apa yang menyebabkan pemuda malang ini menderita sedemikian pedihnya.

"Sementara itu, jasad Zhou Jieqiong baru ditemukan oleh kedua orang tuanya di pagi hari pukul 7.16 ketika akan membangunkannya untuk berangkat ke sekolah. Kondisinya nampak sangat memprihatikan. Luka lebam ditemukan di sekujur tubuhnya, enam tulang rusuk yang patah, cedera tulang belakang, serta tengkorak yang retak seperti dihantam benda tumpul dengan kuat.

"Namun dari hasil pemeriksaan forensik, diketahui bahwa Jieqiong tewas sekitar pukul 23.00. Dimana ini sangat berdekatan dengan waktu kematian Huang Renjun. Selain itu kematian Jieqiong juga dianggap tidak wajar. Polisi tidak mampu menemukan sidik jari maupun jejak kaki pelaku yang disinyalir telah melakukan pembunuhan pada gadis ini. Bahkan tidak ada yang bisa menjelaskan mengapa jejak kaki dan tangan Jieqiong bisa ditemukan di plafon kamarnya.

"Karena minimnya informasi yang berhasil didapatkan, polisi akhirnya menutup kasus ini dengan meninggalkan tanda tanya besar di benak orang-orang. Hingga beredar kabar bahwa kepergian dua remaja ini memiliki sangkut paut dengan hal-hal supranatural di luar nalar manusia.

"Sekian cerita yang dapat saya papar—"

Yuqi mematikan ponselnya kesal. Seminggu setelah kejadian mengerikan itu menimpa sosok yang dia sayangi, berbagai channel Y*utube saling berlomba-lomba untuk mengunggah video yang mengusung tema bedah kasus kematian Renjun dan Jieqiong. Mereka bersaing untuk mendapatkan jumlah like dan subscribe terbanyak dengan jalan membeberkan berbagai konspirasi dari peristiwa tersebut. Sementara fakta yang ada di lapangan sangatlah berbeda dari yang mereka gembor-gemborkan di vlog masing-masing.

Yuqi turun dari kasurnya. Kemudian bergegas keluar dari rumah dengan menaiki sepeda warna biru kesayangannya. Saat ini tujuannya hanya satu, Renjun.

Ia tak peduli ada truk yang berkali-kali membunyikan klakson di belakangnya, menyuruh Yuqi untuk mengendarai sepedanya di jalur khusus sepeda. Ia juga berkali-kali hampir tertabrak mobil.  Membuatnya harus menerima sumpah serapah dari para pengendara yang merasa dirugikan olehnya. Namun lagi-lagi Yuqi memutuskan untuk tak memedulikan semua itu.

Renjun. Sekarang di kepalanya hanya ada Renjun seorang.

BRAKK!

Yuqi membanting sepedanya begitu saja tatkala ia sampai di pemakaman. Ia berjalan terseok mencari makam Renjun. Seminggu yang lalu Yuqi memutuskan untuk tidak menghadiri pemakaman pemuda ini. Dia takut akan merasa terlalu sedih sampai tidak mampu bangkit kembali.

Yuqi menyusuri makam satu persatu. Ia menemukan makam Jieqiong, namun ia masih belum berhasil menemukan makam Renjun. Yuqi mengusap keringat yang membasahi wajahnya. Tubuhnya lemah saat ini karena belum makan apapun dari pagi.

Kesadarannya perlahan mulai runtuh. Tepat sebelum ia sampai tersungkur ke tanah, seorang wanita datang dan menangkap tubuhnya. Wanita itu mendudukkan Yuqi sambil menyangga kepalanya. Memastikan agar Yuqi tetap terjaga dan tidak jatuh pingsan.

"Ya ampun, agassi, kalau kau sakit sebaiknya jangan pergi ke makam! Biar keluargamu yang meng—"

"Eomma..."

The Puppet ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang