Aku benar-benar terkejut setengah mati.
Renjun... entah dia benar-benar Renjun atau bukan, dia mencekikku.
Tatapannya terlihat begitu kelam. Ada raut kemarahan dan kesedihan luar biasa terpancar dari sana. Namun aku tak bisa memikirkan hal lain. Aku kini tengah berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeramannya di leherku.
"Siapa kau sebenarnya?! Mengapa kau melakukan ini padaku?!"
"Tid—akh... ak.. lepas—kan..."
"Aku tidak akan melepaskanmu. Aku tidak akan melepaskan pembunuh sepertimu! Kau belum mati kan? Heh, sebaiknya kau ikut mati saja denganku!" Kekuatan Renjun amat besar. Aku tak sanggup menahannya. Aku langsung menggelepar lemas, dan seketika kembali ke tubuh asliku.
Sial sial sial! Kenapa malah begini jadinya?! Arwah orang mati tidak seharusnya menyerangku!
"Oh, disini kau rupanya. Kau tidak akan bisa lari lagi." Renjun tiba-tiba muncul di hadapanku, membuatku menjerit keras.
Dia melesat menerjangku, dan meskipun raganya tidak ada, ia masih bisa menikamku dengan kuatnya. Mencekikku untuk kedua kalinya dan menghantamkan tubuhku ke tembok berkali-kali.
Tubuhku benar-benar remuk. Dia tanpa ampun membantingku ke lantai sekeras mungkin. Sesaat kemudian aku tak merasakan apapun di kepalaku lagi. Hanya ada dingin yang melingkupi tubuhku sekarang. Dia menatapku, sambil menangis keras.
"MENYIKSA ORANG SEPERTI INI SANGAT MENYAKITKAN! TAPI KENAPA KAU MALAH TERTAWA SAAT MENYIKSAKU?! KATAKAN PADAKU, APA SALAHKU PADAMU SAMPAI KAU MENGAKHIRI NYAWAKU?!" raungnya penuh kemarahan. Aku tak bisa mengeluarkan sepatah katapun dari mulutku. Hanya bisa diam dengan air mata yang kian mengalir deras.
"Kau... sungguh, aku bersumpah kau akan ditempatkan di neraka!"
kalem euy
KAMU SEDANG MEMBACA
The Puppet ✔
FanfictionTepat tiga tahun sudah aku memendam perasaan ini. Cintaku pada sosoknya tak pernah luntur sedikitpun. Bahkan setelah dia tiba-tiba menjalin kasih dengan seorang adik kelas, aku masih mencintainya dengan segenap hatiku. Hanya saja aku merasa sedikit...