Maafkan aku Renjun-ah. Semua ini tidak akan terjadi kalau Yuqi tidak pernah hadir di hidupmu.
Bukan hanya Yuqi, tapi juga gadis lain. Ketahuilah Renjun-ah, akulah yang paling mencintaimu. Aku adalah gadis yang paling pantas untuk bersanding denganmu.
Paling tidak walaupun kita tidak bisa bersama, lebih baik kau menjomblo saja seumur hidupmu.
'Kalau sudah sampai di rumah langsung istirahat ya.'
'Tentu saja. Kita akan kencan seperti yang sudah kujanjikan dulu.'
'Aish, dasar kau ini. Lekaslah sembuh, baru kita bisa kencan, hihihi.'
'Hahaha, oke.'
Kujauhkan Puppet dari telingaku. Aku mengelus rambutnya yang lembut itu. Otakku seketika menciptakan ilusi dirinya seolah nyata. Matanya menatap lurus ke arahku. Namun tatapan itu kosong, mati.
Jemariku bergerak menelusuri tubuh Puppet. Otakku berilusi semakin liar lagi. Sosok Renjun terpampang di hadapanku, dan terasa sangat nyata. Dia tiba-tiba mencengkeram lenganku. Lantas menarikku ke dekapannya.
"Kamu..."
"... siapa?"
Tubuhku tersungkur ke lantai, menangis sejadi-jadinya. Renjun sudah menghilang dari pandanganku. Tidak, sejak tadi dia tidak ada disini. Ini bukanlah kenyataan, ini sama sekali bukan dirinya.
Aku memang bisa memeluknya, mendekapnya erat, mencium aroma tubuhnya, bahkan merasakan detak jantungnya.
Tapi tetap saja, dia tidak nyata. Dia tidak lebih dari sebuah ilusi yang mati. Tubuh aslinya sedang diluar sana, merintih kesakitan setiap kali aku menyentuh Puppet ini.
Renjun-ah... aku sangat mencintaimu...
Mengapa aku jadi sejahat ini padamu?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Puppet ✔
FanfictionTepat tiga tahun sudah aku memendam perasaan ini. Cintaku pada sosoknya tak pernah luntur sedikitpun. Bahkan setelah dia tiba-tiba menjalin kasih dengan seorang adik kelas, aku masih mencintainya dengan segenap hatiku. Hanya saja aku merasa sedikit...