Part 16

2.5K 107 9
                                    

Dan setelah beberapa menit ara menangis lalu ia bangkit dan menghapus air matanya. Ia mulai menyesuaikan dirii dahulu setelah itu ia beranjak dari ranjangnya dan mulai membereskan baju baju mereka, karna nanti sore ia akan terbang ke jakarta.

"Mass bangun, mau makan dulu gak mas?" Tanya ara sambil membangunkan rafa yg tertidur. "Emmmmm emang udah jam berapa ra?" Tanya rafa sambil mengumpulkan nyawanya. "Sekarang udah jam 2 mas.. "ucap ara sambil menonton tv.

Rafa bangun dan tersontak kaget kenapa bisa ia tidur selama itu, ia biingung dan kelagapan karna harus cepat membereskan barang barangnya. Sedangkan ia nanti terbang jam 5 dan sementara itu ia belum sama sekali membereskan bajunya.  "Yatuhaaaann ra kenapaa kamu ga bangunin aku jam 1 sih?!" Ucap rafa sambil memasuki kamar mandi. "Kan tadi mas tidurnya nyenyak banget jadi aku ga tega buat bangunin" ucap ara. "Tapi kan kita belum siap siap raa, gimana bisa siap siap dengan waktu yang singkat" ucap rafa sambil teriak dari kamar mandi. "Aku udah beresin semua barang barang kita. Mas gausah khawatir, mas tinggal mandi dan makan aja oke" ucap ara sambil mengikat rambut panjangnya.

Rafa hanya diam didalam kamar mandi ia bingung ara bisa sangat teliti dalam hal membereskan semua dalam waktu singkat, beda halnya dengan Flo, jika flo yang ada di posisi ini ia pasti akan menyalahkanku. Tapi ah sudahlah aku tak peduli yang penting semua sudah rapi.

"Kamu serius udah beresin semuanya ra?" Ucap rafa sambil jalan menuju ranjang. "Iya mas, mas kan aku udah bilang kalo selesai mandi rambutnya di keringin dulu didalam, nanti kalo mas pusing gimana? Tunggu sini aku ambil hairdryer." Ucap ara sambil berjalan mengambil hairdryer.

Jantung rafa lagi lagi berdebar lebih cepat dari biasanya ia tak pernah di perlakukan ini oleh siapapun. "Emm mass duduk dongg aku gak sampe kalo mas berdirii" ucap ara sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal. "Emm iyaiya" ucap rafa sambil duduk.
"Nahh kan kalo udah kering gini enak diliatnya ga basah juga kalo kamu udah pake baju" ucap ara sambil berjalan menaruh hairdryer.

Rafa hanya diam terpaku, ia merasa ada hal aneh dalam dirinya. Setelah rafa diam suara ara kembali memecahkan lamunannya. "Mas mau langsung pake kemeja atau pake kaos dulu?" Ucap ara sambil memilihkan baju suaminya itu. "Emm kaos biasa aja dlu, tapi celananya jeans ya" ucap rafa sambil menyisir rambutnya. "Emm kayanya mas bagus deh pake kaos warna abu abu ini" ucap ara sambil memberikan kaos yang ada ditangannya. "Iyadeh yg mana aja yg penting kamu yang milihin" ucap rafa sambil mencolek pipi ara.

"Ah? Ada apa ini? Mengapa jantungku berpacu lebih cepat dari biasanya? Ah yatuhann tolong normalkan detak jantung iniii"

Lalu rafa kembali bersiap siap untuk mencari makann. "Ra ayo kamu udah siap?" Tanya rafa sambil merapihkan rambutnya. "Iya mas udah" jawab ara yang sambil mengambil handponenya itu.

Setelah di mobil mereka saling diam tak ada satupun yang berbicara, mereka larut dalam pikirannya sendiri. Rafa yang fokus mengendarai mobil sesekali ia melihat ke arah istrinya itu, ia berfikir kenapa ia terlalu tega dengan dua wanita itu, Flo yang masih ada di hatinya dan Ara yang menjadi istrinya. Dan lamunan mereka pecah saat ara mengeluarkan suara.

"Emm mas aku mau tanya" ucap ara sambil tertunduk. "Tanya apa? Kalo mau tanya ya tanya aja gausah sungkan" ucap rafa santai. "Nanti kan kita ke jakarta mas. Nanti pas kita pulang, aku harus berhenti sekolah ya mas?" Ucap ara tertunduk dan sambil mengetuk ngetukan jari ke handponenya. "Itu hak kamu mau kamu lanjut sekolah apa engga, lagian juga kan aku ga berhak larang kamu." Ucap rafa sambil menoleh ke arah ara.

"Mass kamu bilang kamu gak berhak terhadapku?  Yatuhan kenapa harus seperti ini. Sabarkan lah aku"

"Ra?" Ucap rafa sambil memberhentikan mobilnya. "Eh emm i-iyaa mas" ucap ara sambil mengangkat kepalanya sedikit. "Ayo turun udah sampe restonya" ucap rafa sambil turun dari mobil

My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang