Part 14

2.7K 99 6
                                    

Sesampainya dikamar hotel keheningan pun terjadi lagi entah mereka berdua bingung apa yang ingin mereka bicarakan. Ara tampak tegang karna ia sebelumnya belum pernah melakukan malam pertama.

"Haa lo nanti bakal makam pertama ra sama si rafa wkwkw siap siap kayanya dia kuat tuh" ledek cindy dengan nahan ketawa.  "Ahh tp gue kan belum siap cin gila kali y lo" jawab ara dengan gugup. "Siap ga siap lo harus siap ra wkwk harus jadi istri yang baik harus menjalankan kewajiban lo sebagai istri" timpal laras. Cindy dan laras menahan tawa saat melihat muka ara bersemu merah sepertinya ia tersipu malu hahaha. "Udah ah lo berdua otaknya udah kesana aja, gue aja blm sampe situ" Jawab ara. "Polos bgt si lo ra ra hahaha kewajiban istri ya melayani suami" ucap Cindy. Dan dibalas dengan ucapan laras "iya haha selain ngelayanin urusan rumah trus juga harus melayani urus Anu ahahahahaha" ucap laras dengan tertawa terbahak bahak.

"Mau mandi dluan gak ra?" Tnya rafa. "Eh engga ka aku mau buka gaun sama hapus makeup dlu, kaka mandi aja duluan" jawab ara yang tampak kesusahan membuka seleting gaunnya itu. "Oke" jawab rafa.

Setelah itu rafa mandi dan ara masih saja berusaha melepaskan gaunnya itu tiba tiba dering ponsel rafa bunyi, tertera nama pada layar ponsel itu ada Baby Flo💗. Ia ingin mengangkat telepon itu tapi ia tak mau mengecewakan rafa karna ia sudah lancang, lalu terdengar suara dari kamar mandi. "Siapa yang telfon?" Teriak rafa dari kamar mandi. "Eemm itu ka yg telfon emm nama kontakmya Baby Flo" jawab ara gugup. "Oh jangan angkat telfon dari siapapun selain seizin aku ya" teriak raffa.

Hatinya perih saat mendengar itu, ia bingung kenapa rafa bisa berubah secepat itu? Apakah ada yang salah dengan ucapan ia tadi? Ah tak mungkin. Ahirnya ara kembali bergelut dengan Gaun cantiknya itu tiba tiba rafa keluar dari kamar mandi, ia memakai handuk dibagian bawah saja sedangkan bagian atas di biarkan terbuka.

"Kyaaaaa ka rafa, anu itu dadanyaaa" ucap ara dengan sembari menutup matanya dengan kedua tangannya. "Apaansi? lo harus terbiasa dengan gue kaya gini." Ucapnya sembari mengeringkan rambutnya. "Eumm bukannya gitu anu ka itu kan kaka abis mandi, trs dingin nanti kalo masuk angin gimana?"jawab ara dengan gugup. "Heii anak kecil, aku sidah terbiasa seperti ini, jadi kau tidak perlu khawatir oke" ucap rafa sambil mengacak acak rambut istrinya itu, dan tubuh ara menegang karna sebelumnya ia tak pernah diperlalukan seperti ini oleh mantan kekasihnya.

Malam semakin larut dan kedua pasangan itu hanya saling berdiam dan saling memainkan ponselnya. Tiba tiba ponsel dari salah mereka berbunyi, menandakan ada yang menelpon, lalu rafa sebelumnya meminta izin untuk mengangkat telfon. Tapi ara nampak bingung apa telfon itu sangat penting? Sampai harus rafa berjalan jauh untuk mengangkat telfon.

Terdengar suara rafa sedang mengangkat telfon itu, suaranya tampak lembut, wajahnya sangat senang tapi Matanya memerah. Ada apa dengan rafa? Ia juga bingung siapa yabg sedang bertelfonan dengan rafa sehingga rafa menjadi terlihat pria yang paling bahagia jika bertelfon dengannya.

"Haloo gadisku, sedang apa kau disana? Aku rindu denganmu" ucapnya

"----"

"Iya aku akan tinggalkan pekerjaanku demi kamu, biar kamu bahagia" ucap rafa sambil menunjukkan senyumnya itu

"---"

"Aku janji akan tetap bersamamu. Sumpah aku mencintaimu sayang" ucapnya dengan mata memerah

"---"

"Oke sudah dulu ya ini sudah larut malam sebaiknya kau tidur" ucapnya

"---"

Dan rafa jalan menuju ranjang yabg sudah ada istrinya itu sedang memainkan ponselnya. Dan rafa tiba tiba memecahkan lamunan istrinya itu

"Kamu udah makan? Kayanya dari tadi main hp aja" ucap rafa sambil duduk di tepi ranjang.
"Eeeh iya ka, belum hehe kaka mau makan apa?" Tanya ara. "Kamu bisa gak sih gausah panggil aku kaka? Emang aku kaka kamu apa. Aku kan suami kamuuu" ucap rafa sebal. "Iyaiya maaf ka" ucap ara sambil tertunduk. "Aku udah bilang loh, kamu jangan panggil kak, panggil apa kek gitu panggil nama atau apa lah terserah yang penting jangan kak" ucap rafa.
"Eumm i-iyaa M-mass.."ucap ara.

Tiba tiba detak jantung rafa berpacu lebih cepat dari biasanya setelah mendengar kalimat yang baru saja di ucapkan istrinya itu. Dan tanpa sadar rafa menunjukkan senyumnya. Dan disaat yang bertepatan ara pun merasa menjadi perempuan yang beruntung bisa mendapatkan seorang Rafa yang banyak di kagumi oleh semua perempuan tapi sedangkan ia sudah memiliki rafa sepenuhnya.

"Ayo kita keluar beli makan, pasti kamu lapar kan?" Tanya rafa. "Emm engg-- *kriiiukkk kriukk* "ucap ara terpotong karna suara perutnya, ia merasa malu karna suara perutnya itu. "Hahahaaahaha gausah bohong ahh, yu beli makan kasian cacing yang ada di perutmu sudah kelaparan" ledek rafa sambil tertawa kecil.  "Hehe maaf mas" ucap ara malu.
Lagi lagi degupan jantung itu lebih besar, jantungnya ingin seperti lompat keluar saat mendengar sebutan itu.
"Yatuhann ada apa denganku, setiap kali ia menyebut panggilan itu dari bibir kecilnya, degupan jantung berpacu lebih cepat dari biasanya? Apa aku sudah mulai menerima ia sebagai istriku? Ahh tidak. Aku masih mempunyai Flo." (Benak rafa)

"Eumm mas kita jadi makan keluar?" Tnya ara dengan hati hati. "Emm eh iya jadi ayo kamu udah siap?" tnya rafa sambil mengambil kunci mobilnya.

Tiba tiba saat ia membuka pintu kamar hotel ia mendapatkan mama, bunda , papa, dan papa hendri tengah berdiri si sisi pintu.

"Yatuhan bun, mah, pah. Kalian ngapain disni?" tanya rafa kaget setelah melihat perilaku kedua orang tua mereka.
"Oh ini engga mama cuma mau denger mal--" ucap mama terpotong karna mulutnya dittup oleh Hendri sang suami. "Eumm kita mau ketemu kalian kita mau ketuk eh kalian udah kluar dluan, yaudah deh. "Ucap bunda dengan mengaruk kepala yang tidak terasa gatal sama sekali. "Oh kirain rafa ada apa, rafa sama ara mau keluar. Mau beli makan dulu, bunda, tante, papah sama om mau nitip apa?" tanya rafa.
"Engga kita gak mau titip apa apa deh" ucap mama .

Rafa berjalan meninggalkan mereka yang masih berdiri di depan pintu kamar hotel itu saat merasa ada yang kurang, yap istrinya nampak tak ada di sampingnya. Dan saat ia menoleh ke belakang istrinya seperti sedang di introgasi oleh kedua orang tua mereka, lalu rafa menarik nafas panjang karna kelakuan kedua orang tua mereka langsung saja rafa menarik tangan rafa dan berkata yang tak pernah di dengar oleh orang tuanya. "Bun, tante, om dan papah. Udah dulu ya introgasi ara kasian dia, nanti malu. Yakin deh sama rafa ini enak banget loh bun, tan, om pah." Bisik rafa kepada orang tuanya itu dan walaupun berbisik tapi masih bisa didengar oleh ara dan tiba setelah itu orang tua mereka terkekeh kecil lalu pergi meninggalkan pintu kamar mereka.

Dan keheningan di mobil pun terjadi rafa yang fokus kepada stir mobilnya, dan ara sedang melihat ke kaca mobil keadaan diluar sana  dan saat lampu merah mata ia tertuju oleh tempat makan emperan yang ia sukai. Yap matanya tertuju kesitu dan kembali berbunyi perutnya itu, iya memegangi perutnya dan berdoa semoga saja rafa tak mendengar itu, tapi ia salah malah rafa mendengar itu dan rafa tertawa kecil lalu ia kembali memecahkan keheningan itu.
"Kamu lapar bangt y? Sabar ya bentar lagi sampe kok" ucap rafa dan di jawab oleh anggukan kecil dari ara.

Dan setelah lampu merah berubah menjadi hijau, lalu rafa kembali melajukan mobilnya dan menuju arah sebrang tempat yang tadi ia lihat. "yuk turun" ucap rafa sambil membereskan rambutnya. "Loh ko disini mas? Emang mas mau? Ini kan menurut mas belum higenis" ucap ara sambil melihat bingung kepada suaminya itu. "Aku tau kamu mau ini kan? Yauda kita beli ini aja lagi apa salahnya aku mencoba? Tak apalah jika sekali atau dua kali mencobanya sepertinya enak" ucap rafa sambil membuka pintu mobil.

Lalu rafa membukakan pintu mobil untuk ara keluar, dan tiba tiba ara merasa istimewa ya walaupun ini sederhana. Ia merasa ia perlakukan dengan layak, selayaknya seorang istri. Yap mulai dari rafa menanyakan makan, lalu memperhatikan tatapan mataku kepada tukang dagang di emperan itu dan berujung ia membukakan pintu untuk ara. Dan ia merasa bahagia walau sesederhana ini.

"Terima kasih Tuhan kau memberika ia kepadaku"(benak ara)





Bersambung~~

Jangan lupa Vote!  Thx U! 💙💋

My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang