Cinta bisa merubah yang buruk menjadi baik dan merubah yang baik menjadi lebih baik.
"Rok elo kenapa? "
Suara itu berasal dari belakang difa, gadis itu berhenti berjalan kemudian menoleh ke asal suara.
"Apanya kak? " Tanya difa bingung. Aran memicingkan matanya kemudian berjalan mendekat ke gadis itu, ia sedikit merunduk sebab gadis itu Sangat PENDEK jika berhadapan dengannya.
"Rok elo kotor. "
"Ha?kok bisa? "
"Makanya gue nanya elo, dirok elo ada merah merah, " Kata aran lagi.
Astaga, malu sekali rasanya difa kalian tau kan merah merah yang dimaksud aran itu apa? Ckk..untung saja koridor Menuju UKS ini sepi dan tadi saat dikantin? Merah merah itu tidak ada kan? Iya kan?kalau ada pasti Tasya dan Vina sudah mengabari nya.
Difa meringis pelan, ia sangat malu."aku mau ke UKS kak, "seru difa sambil terburu buru berjalan menuju UKS, tak lupa tangannya mencoba menutupi rok bagian belakang.
Aran mengikuti langkah gadis itu, hingga mereka sampai di UKS Yang sepi, difa nampak kesana kemari dan nampak gelisah juga.
"Lo sakit? " Tanya aran, lelaki ini sepertinya tidak peka(?) atau tidak tau?
Difa memainkan ujung kemeja seragamnya. "Kak kakak keluar aja, keluar kak, " Ujar Difa mengusir, ia sangat malu.
aran bukannya pergi, ia malah melangkah mendekat pada gadis itu dan berbisik ditelinga difa. "Lo bocor kan? "
Sumpah rasanya difa ingin menenggelamkan aran ini ke rawa-rawa, menyebalkan.aran sendiri sengaja menggoda gadis itu lihat saja sekarang bibirnya mengerucut, hal yang membuat aran terkekeh sendiri.
"Iii apaan sih kak."Difa mendorong tubuh kekar aran hingga mendekati Ambang pintu UKS, kuat juga tenaga gadis ini. Ia malu, sangat malu ditambah lagi ia ngambek dengan afan wajahnya seperti tomat saat ini, merah padam.
Aran terkekeh membiarkan gadis itu habis tenaga karena mendorongnya, setelah Merasa aran tak bisa diusir difa berhenti.
Bukannya dipakek in hoodie, nggak asik ih nggak kayak di novel novel--batin Difa.
"Lo berharap gue kasih hoodie gue buat nutupin rok elo, " Tebak aran.
Difa membulatkan matanya, bagaimana bisa lelaki ini tau?
"Keluar kak, " Suruh difa mengalihkan pandangannya."Ninggalin elo sendiri gitu? "
"Iya, " Ujar difa.
"Gue nggak mau. " Aran duduk disalah satu kursi yang ada disana.
"Bantuin aku kalo gitu kak, " Ucap difa kemudian ia semakin risih dengan rok nya pantas saja ia merasa sakit perut, ternyata hari ini tanggal dia Mendapat tamu.
"Apa? " Aran tak melirik difa, ia asyik pada handphonenya."suruh temen elo, "
"Aku enggak bawa handphone kak. "
Aran menatap difa, lelaki itu memasukkan Handphonenya ke dalam saku nya.
"Bantuin apa? "
"Beliin anuu... " Difa menggantungkan kalimat nya, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"beli pembalut? "
"Iii kakak jangan frontal gituu, " Omel difa karena merasa semakin malu, tapi mau bagaimana lagi ia butuh itu mana mungkin ia berbaring diranjang dan membiarkan noda merah mengenai ranjang itu. Tidak! Difa tidak mau, duduk saja ia enggan apalagi berbaring.

KAMU SEDANG MEMBACA
Atharies
Teen Fiction"bego banget sih jadi orang, mata lo kemana hah? sampai Nabrak orang kek gini,"Bentak seorang pemuda sambil menatap gadis yang tengah tertunduk itu. " m-maaf."gadis itu mendongak, menatap wajah pemuda itu, air matanya mengalir begitu saja. gadis in...