chapter 3

65 13 16
                                    

BRUK

Seorang gadis dibarisan paling depan kelas 10 IPA 3 ambruk begitu saja.

Itu DIFA!
Ya memang saat aran menyuruh nya kembali ke barisan ia menempati posisi paling depan kelas nya karena Ada teman temannya yang mundur untuk mengosongkan barisan depan agar difa tak payah memutar lapangan untuk kembali ke Barisan belakang.

"ARAN.. Mau kemana kau hah? " Ucap buk mayang dengan nada tinggi, aran berlalu begitu saja saat melihat siapa yang jatuh pingsan.

Aran juga tak mengindahkan ucapan buk mayang, ia buru buru menggendong gadis itu ala bridal style. Memang kelas 10 IPA 3 berada berhadapan dengan tempat aran berdiri, apalagi setelah melihat yang jatuh pingsan itu Adalah Difa, si gadis ceroboh. Entah kenapa dorongan datang dari diri Aran,lagi.

"Kerja kalian lemot," Ketus Aran disela sela jalannya menuju UKS bertemu dengan petugas PMR.

Memang betul kata Aran, petugas PMR itu seolah hanya ingin ngadem dibawah pohon rindang bukannya menyiapkan tandu atau siaga dititik tertentu, memang payah.

Aran menurunkan Difa di ranjang UKS dengan hati hati. "Bangun, " Ucapnya sambil menepuk pelan pipi difa.

Aran mengambil Minyak kayu putih di Kotak P3K lantas menyodorkan nya ke hidung gadis itu. 10 menit kemudian difa membuka mata nya.

"Engg" Rintih nya sambil memegang kepala. Ia berusaha untuk bangkit.

"Gak usah bangkit, lo jatoh lagi gue gak mau nolongin." Ucap aran datar. Omongan pemuda ini terasa mencekik difa, sesak.

Difa kembali berbaring menatap langit langit ruang UKS. Aran sibuk memandangi gadis itu.

Derap langkah kaki petugas UKS membuat aran mengalihkan pandangannya. Setelah dua petugas UKS itu datang, aran langsung berdiri.

"Baru dateng sekarang? Gak usah dateng sekalian," Cetus nya.

Dua gadis petugas UKS itu merunduk, "maaf kak. " Ucap salah satu gadis itu.

"Pergi, " Suara dingin aran terdengar tak Terima bantahan. Alhasil kedua gadis itu pergi, toh memang hanya Aran dan Difa yang ada disana dan Aran meminta mereka untuk pergi.

Aran melirik difa sebentar lantas keluar ruangan, difa hanya berdiam saja diranjang, ia pusing mungkin karena tidak sempat sarapan.

3 menit

5 menit

7 menit

Aran kembali ke UKS dengan tangan kanan membawa piring, dan tangan kiri membawa gelas.

"Nih biar gak mati. " Aran menaruh teh hangat di nakas yang ada disamping ranjang UKS

"Ih, ngomong nyaa, " Kata difa pelan.

"Apa? "Aran mengaduk bubur ayam yang ia beli.

"Ngomongnya gitu, gak baik, " Ucap difa.

"Oo aja, " Jawab Aran santai sambil menatap styrofoam bubur.

Difa terus memandangi wajah tampan milik Aran, rahang tegas dan hidung mancung membuatnya semakin tampan.

"Udah kenyang? " Aran mendongak menatap wajah cantik difa.

"Makan a--"

"Liatin gue, " Sambung Aran tanpa membiarkan difa menyelesaikan perkataannya.

Difa mengernyitkan dahi nya, tak menyangka bahwa ia ketahuan sedang menatap wajah aran.

"Nih, makan sendiri..., " Aran memberikan styrofoam itu kepada difa. Difa mengerucutkan bibirnya ia kira Aran akan menyuapi nya seperti yang ada di Novel novel terkenal.

"Udah gede gak Gak usah manja," Cetus Aran lantas duduk disalah satu ranjang bersebelahan dengan Ranjang difa. Pemuda itu mengeluarkan benda pipi dari saku seragam nya.

Difa mulai memakan bubur nya dengan pelan, lidahnya terasa pahit, ia juga masih sedikit pusing. Mungkin difa masuk angin.

Gadis bermata Coklat terang itu baru akan menyelesaikan kunyah nya, tiba tiba Organ dalam tubuhnya seolah menolak.buru buru ia menaruh styrofoam itu diatas nakas dan ngacir ke kamar mandi Yang tersedia didalam UKS.ia melupakan rasa pening nya.

Huek huek

Difa memuntahkan Bubur yang ia makan di wastafel kamar mandi,bibirnya terlihat pucat. Aran masuk ke dalam kamar mandi itu karena melihat Difa yang ngacir ke kamar mandi, pemuda itu langsung mengikuti nya.

Setelah difa selesai dengan acara muntah nya, gadis itu membasuh muka pucat nya, kemudian ia menatap cermin yang ada didepannya. Ada Aran disana menatap nya dengan tatapan yang tak bisa didefinisikan.

"Lo hamil? " Ucap Aran dengan tatapan mengintimidasi.

Pemuda ini pendiam, tapi sekali nya berbicara benar benar Bisa membuat Orang meledak ditempat.

"Nggak ihh.. Aku cuma masuk angin...," Difa berkacak pinggang matanya melotot tak terima.

"Kirain, "

"Kamu mah ngomongnya gitu...Omongan itu doa tau, " Ucap difa dengan suara khas nya yang mirip anak kecil dan cempreng, tapi Aran sepertinya suka.

"Aamiin, " Kata Aran.

"Kok amin?, " Tanya difa polos.

"Biar omongan gue terwujud,"

Aran masih menatap ekspresi gadis itu lekat lekat dan...

"Haha"

tawa Aran pecah, sedangkan Dahi difa semakin berlipat, ia seperti sedang berpikir keras dan tak menghiraukan Aran yang tertawa.

tanpa gadis itu ketahui, Aran orang yang jarang tersenyum tapi didepan gadis ini,ia bisa tertawa selepas ini.

Aran sadar ini bukan dirinya.kenapa ia tertawa selepas tadi dengan gadis Berkepang dua ini?aran menetralkan ekspresi nya lalu melangkah kan kaki meninggalkan UKS.

***

"Abis dari mana lo? " Tanya aldi saat melihat Aran masuk ke dalam kelas, saat itu sedang jam kosong.

"lo ogeb banget..., " Davin menoyor kepala aldi. "Dia dari UKS lah."

"Lah sans ae dong, " Ucap aldi tak Terima, ia balas menoyor pelan Davin.

"Siapa yang lo tolong itu ran? " Tanya aska sambil meletakkan handphonenya diatas meja.

Aran menarik kursi lantas duduk. "Manusia, " Katanya.

"Yeee itu juga gue tauu.. Namanya ran, nama tu anak siapaa, "kata aska mulai kesal.

"Ga tau, gak sempet nanya, "

#bersambung.
Kabarin tuh si aran ga tau nama difa:v atau suruh dia kenalan nanti?

AthariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang