Seingat Taehyung, hari ini ia berniat hanya akan tidur sampai magrib tiba, lalu menyapa mama didapur dan berbuka puasa bersama, dilanjut sholat magrib berjamaah dan mendoakan papanya yang sudah damai bersama sang pencipta.Niatnya seperti itu, bahkan bantal udah di susun sedemikian rupa agar menciptakan suasana ternyaman dengan tambahan AC menyala.
Dia mandi saat adzan ashar berkumandang, lalu sholat. Setelahnya, dia sudah siap memejamkan mata dengan pelukan bantal guling bersampul coklat motif kotak. Udah sesempurna itu rencananya, tinggal di jalankan dan dia bisa mimpi indah sampai matahari terbenam.
"Kebut dong bang, ntar keburu habis alpukatnya!"
Tapi nyatanya...
Yeah, kenyataan memang lebih pahit dari yang di sangka.
Bagaimanapun Taehyung cuma manusia biasa, yang bisa ngatur rencana sedetil mungkin, tapi tetap aja TETANGGA SEBELAH yang lebih berkuasa.
"Sabar dek, macet gini mana bisa ngebut."
Taehyung harus pasrah mainkan rem dan gas motor Scoopy coklat susu milik Adia. Sedangkan tapak sandalnya berulang kali saling sapa dengan aspal sebab harus menahan keseimbangan, jalanan macet dan penuh polusi. Pedagang kaki lima memenuhi separuh jalan. Pukul setengah enam sore, langit senja dengan derungan mesin kendaraan. Sangat bertolak belakang dengan suasana tidur nyenyak yang Taehyung rencanakan.
Sabar...
"Tapi, nanti keburu habis bang. Adia gak mau beli di tempat lain, rasanya beda."
"Yaudah, terbang aja sana."
Taehyung gak mau ambil pusing kendati ia bisa lihat wajah merengut Adia dari kaca spion. Seharusnya dia yang marah disini!
Jadi ceritanya begini.
Ingat soal Taehyung yang udah siap buat jemput mimpi? Nah, saat itu kaca kamarnya di ketuk gak sabaran, pelakunya udah pasti Adia, cuma dia yang berani mampir pakai cara nyebrangi cabang Alpukat sebagai jalan pintas. Berteriak heboh minta di temani Taehyung mencari takjil karna Seokjin udah hilang alias pergi untuk buka puasa sama alumni.
Ribet kalo harus lewat depan. Makin jauh. Begitu katanya saat Taehyung suruh bertamu dengan cara sopan.
Setelah perjuangan panjang, tangan juga udah pegal gak karuan. Akhirnya mereka sampai di tempat yang Adia maksud. Lapak tenda kecil yang menjual Alpukat kocok dalam Cup plastik bening.
Sepertinya memang benar kata Adia, tempat ini laris. Buktinya, cuma ada dua cup yang tersisa.
Adia buru-buru turun dan boking keduanya. Ribet kalo ada tangan lain yang ambil dan akhirnya rebutan. Cari aman.
Ciri-ciri gak percaya bahwa rizki masing-masing udah ada yang ngatur. Itulah Adia.
"Untung kebagian, bang!" Adia melompat dengan semangat keboncengan. Taehyung langsung tarik gas putar arah, waktu buka udah mepet dan Taehyung gak mau mama buka sendirian dirumah.
"Kenapa gak buat sendiri dek? Kan alpukat ada banyak dirumah."
"Beda, bang. Rasanya gak seenak yang beli."
Taehyung mikir, apa susahnya bikin alpukat yang di kocok pakai susu dan di tambahin es batu. Cuma ada dua kemungkinan yang muncul di benaknya, antara alpukat itu bener-bener enak atau pelet penjualnya yang terlalu kuat.
.
.
."Nih," Adia nyodorin satu dari dua cup alpukat yang dia punya, "makasih udah mau jadi supir dua jam. Hehe."
Adia nyengir, sedangkan Taehyung cuma turun dari motor dengan gaya dia yang paling santai.
"Gak usah," senyum sebentar, terus dorong bahu Adia buat berbalik, lantas di dorong sampai masuk rumah. "Lain kali, buat sendiri aja. Kan sayang punya banyak alpukat tapi lebih milih beli."
Adia di dorong sampai masuk dapur, disana ada bunda yang lagi siapin lauk-pauk buka puasa beberapa menit lagi.
"Tante, oli Scoopy belum diganti, ya?"
Bunda yang sebenarnya udah nyimak dari tadi, tiba-tiba kedip bingung. "Kenapa, Tae? Motornya berasa aneh ya?"
Taehyung ngangguk. Bunda mikir lagi, seingatnya dia udah kasih uang ke Adia buat ganti oli, tiga Minggu yang lalu.
"Adia?"
"Maaf, Bun. Uangnya kepake buat beli novel."
Abis itu Adia lari naik ke kamarnya, takut kena omel. Sedangkan bunda udah geleng-geleng kepala. Taehyung nahan senyum. Adia itu nyebelin dengan cara yang lucu, menurutnya.
"Aduh itu anak. Taehyung, ini bawa satu. Ambil aja, udah."
Bunda nunjuk alpukat yang mereka beli tadi, Adia taruh gitu aja di atas meja makan, lengkap sama plastiknya, mungkin karna buru-buru kabur.
Ditawarin dua kali, Taehyung gak boleh nolak, di ambil juga gak ada ruginya, lagian dia juga harus buru-buru pulang. Mama sendirian dirumah dan sebentar lagi adzan.
Maka di ambilah satu, "Yaudah, Tan. Taehyung pamit."
Ada sesuatu yang dulu sempat Taehyung rasakan. Desiran darahnya terasa gak wajar. Maka, sore itu Taehyung berbuka puasa dengan perasaan gak karuan.
Alpukat-nya manis sekali.
Menyebabkan Taehyung mengulum senyum di setiap suapan.
Heyho! Menemukan sesuatu
di bab ini? Wkwk
Selamat berbuka puasa❤
[09-05-19]
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan : Avocado Next House[✓]
Novela JuvenilPerjuangan Taehyung di bulan Ramadhan, bersama Adia si pecinta alpukat. [06Mei-03Juni '19]