15. Baru hari pertama, tapi kok-?!

76 18 0
                                    

Resmi sebelas jam yang lalu Adia menyetujui ajakan pdkt yang Taehyung gencarkan.

Gimana gak setuju kalau Taehyung pakai jurus ngalus tingkat dewa dengan tebaran ketulusan sebesar gunung Fuji yang Adia tebak berhasil di dapati Taehyung dari pengalaman sama pacar-pacarnya dulu.

Gak mungkin aja makhluk semulus porselen gak punya mantan, kan?

Bukan gimana-gimana. Tapi belum genap dua puluh empat jam aja Adia udah mikir yang aneh-aneh.

Contoh, berapa banyak mantan Taehyung?

Pertanyaan itu muncul sebab gak sengaja ketemu mantan Taehyung di pintu keluar supermarket kemarin sore.

Udah pernah masuk tahap pacaran yang gimana?

Yang gak bisa di abaikan gitu aja, karna demi apa itu baju mantannya seksi banget, badannya juga mulus. Wajahnya cantik.

Pokoknya bedalah sama Adia yang bau kencur, dekil. Tengil. Nyusahin. Adia nista banget deh intinya.

Tapi, yang bikin greget itu Taehyung bisa akrab sama yang namanya mantan. Tetap senyum sapa kaya temen. Bahkan Adia gak akan tau kalau si mantan gak beberkan soal statusnya sebagai mantan Taehyung.

Gak ngerti maksudnya apa, mungkin buat Adia cemburu? Gak peduli juga toh Adia biasa aja.

ALAH AMPAS!

Ngaku biasa tapi nyatanya di pikirin sampai gak bisa tidur siang.

"APA SIH!"

Adia tendang boneka beruang di kakinya. Habis itu dia peluk bantal guling sekuat-kuatnya.

"Gue juga cantik kok. Cuma emang agak dekil aja. Semisal gue mulai ngerawat diri, gue bisa ngalahin kecantikan Irene! Yakin gue mah!"

Habis itu, yang awalnya tidur posisi menyamping tiba-tiba putar badan jadi terlentang. Dia tatap langit-langit kamarnya yang warna putih polos.

"Lo cantik, Adia. Buktinya bang Taehyung sampe naksir."

Monolog gak tau malu itu berlanjut sampai satu jam lebih, dimana matahari yang awalnya sombong berdiri di atas. Sekarang udah agak condong ke barat. Sebentar lagi masuk waktu ashar tapi Adia udah keburu ketiduran.

"Bun, adek mana?"

Bunda yang lagi masak buat berbuka noleh kaget. Seokjin muncul dari ruang tengah, di ekori Taehyung yang lagi senyum ganteng. Terus cuci tangan karna Taehyung mau salaman.

Pencitraan, teman-teman.

Lo-Lo pada pasti pernah begitu kan? Ngaku!

"Masih tidur kaya-nya. Kenapa bang?"

Seokjin ambil posisi duduk di kursi meja makan. Taehyung mah masih diem di tempat.

"Mau ajak jalan. Taehyung ngebet, Bun."

Dengan begitu Taehyung lempar senyum super polos yang sekiranya mampu luluhkan hati—ekhem—calon —ekhem—mama mertua.

"Kemarin Adia kepengen eskrim Bun, tapi Taehyung gak sempat belikan karna ngejar magrib."

Doi senyum lima jari, lihatkan tulang putih yang berjejer rapi di balik bibir.

"Boleh lah. Yakan Bun? Biar Abang bangunin."

Dengan begitu Seokjin melengos naikin anak tangga menuju kamar adik semata wayangnya.

Sedangkan Taehyung sudah beralih duduk di kursi yang permukaannya hangat karena sempat di duduki Seokjin. Bunda mengiris daun bawang sambil lirik jahil si anak tetangga.

"Bunda sih oke aja, Tae. Amanlah. Ngalusnya depan Ayah Adia, deh."

Punggung Taehyung langsung lurus melawan gravitasi, bibirnya di gigit gemas karena otaknya sedang berpikir.

"Om agak susah ya, Bun?"

Bunda Adia tergelak gak karuan, bahkan daun bawang yang udah di iris nyaris berhamburan ke lantai semua. Meja berguncang sesuai hentakan tangannya, kebiasaan memukul apa saja yang ada di dekatnya ketika tertawa.

"Enggak kok. Malah seneng kaya nya. Intinya mah udah dapet restu nih, tinggal di jagain aja Adianya."

⚫⚫⚫

"Jadi, yang kemarin itu kak Tyuzu, mantan waktu SMA sekaligus cinta pertama, gitu?"

"Iya."

"Penyebab putus gak terlalu jelas, cuma tiba-tiba hilang kontak dan selesai."

"Yoi!"

"Kok bisa gitu?!"

Taehyung berhenti dari kegiatannya masukin Coca-Cola kedalam keranjang jinjing.

"Ya bisa aja."

Jawaban singkat yang mampu buat Adia menutup pintu kulkas minimarket kuat-kuat. Rusak bodo amat, bukan punya dia juga. Gitu pikirnya.

"Berarti sekarang hubungannya juga gak jelas dong? Kalian pacaran, terus tiba-tiba hilang kontak, gak kabar-kabaran sampai sekarang. Gak ada kata putus, berarti—"

"Udah selesai, dek. Gak ada apa-apa lagi."

"Mana bisa gitu!"

"Gitu gimana?"

"Ya gituuuu... Susah di jelasin!"

Taehyung tatap Adia yang lagi acak-acak rambutnya sendiri, mirip orang frustasi tapi gak jelas yang di frustasiin itu apa.

"Tinggal bilang cemburu aja kok susah."

Adia tergagap teman-teman. Matanya melotot besar sekali sampai hampir mau keluar dari sarangnya. Sedangkan Taehyung senyum jahil.

"Oh, bener cemburu?"

"Gak."

"Gak salah lagi."

"Mana ada!"

"Bener?"

"Apa sih!"

"Serius..." Nada mendayu itu sukses bungkam Adia sore itu. Sedangkan Taehyung udah ketawa jahat besar sekali.

Supermarket yang gak terlalu ramai itu di jadikan saksi bisu dadakan tingkah gak jelas mereka berdua.

Adia dengan wajah merahnya dan Taehyung dengan senyum jahilnya

Sebenarnya, Adia diam bukan cuma karna malu, dia juga lagi mikir kenapa bisa sensitif ini. Apa bener dia cemburu? Kalau iya, mungkin dia perlu solat tahajud nanti malam untuk temuin jawaban, baik atau buruk Taehyung untuk hidupnya.

Adia masih trauma, jelas.

Secara kan, mantannya yang terdahulu itu bisa di bilang sebagai mantan terindah, pacaran terlama. Walaupun gak romantis tapi seenggaknya gaya pacaran mereka gak merusak , itu yang buat semuanya cukup berkesan.

Sempat mengira Jungkook sebagai pacar terbaik sepanjang hidupnya. Walaupun cuek, diam-diam Adia juga pernah mikirin jauh ke arah pernikahan. Masa muda kan masa aktif-aktifnya merancang masa depan.
Jadi, gak salah dong kalau Adia sempat mikir kesana.

"Cemburu aja, lagian aku udah lulus tahap paling penting buat masuk ke hidup kamu."



















Oke.com ini mah.
Adia kudu solat tahajud malam ini juga!

Ramadhan : Avocado Next House[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang