1

1.6K 163 145
                                    

"AKU INGIN MATI SEKARANG JUGA SA!" Teriak-Jovi-Salah satu sahabatku yang sangat tergila-gila dengan salah satu band yang aku tak cukup mengenalinya.

New Hope Club itulah nama yang tertera dipapan spanduk. Entahlah aku tidak mengenali salah satu band ini. Keluaran baru mungkin? Atau mereka yang beruntung terkenal lewat iming-iming media sosial? Ah, atau karena ketampanan mereka? Aku akui disisi bakatnya itu, wajah mereka pun memadai untuk membuat para gadis menjadi histeris termasuk Jovi.

Kini aku dan Jovi sedang berbaris mengantri untuk silih bertegur sapa juga berfoto-foto dengan mereka. Tepatnya acara meet and greet yang digelar sebelum konser dimulai. Asal kalian tahu, aku tidak terlalu suka dengan band semacam ini. Dan sebenarnya aku terpaksa terseret kesini karena Jovi yang memintaku untuk menemaninya. Gila bukan? Seharusnya aku tahu nama-nama mereka sebelum aku kesini. Minimal aku tahu sedikit asal muasal mereka.

Dan yang aku tahu hanya laki-laki berlesung pipi dengan rambut blonde nya yang cerah. Yang sedaritadi dikejauhan, aku dan dia silih bercuri-curi pandang. Ini aneh. Bukan aku yang mencuri pandangan nya, tetapi dia yang sedari tadi menatapku lekat-lekat dan membuang muka kala aku menangkapnya sedang memandangku. Aku yakin dia yang bernama Reece mungkin?

"Apa ini masih lama Jov?" Tanyaku pada Jovi sambil mendengus kesal. Karena kami sudah hampir satu jam berdiri.

"Sasha sabarlah, kita sudah dipaling depan. Setelah mereka selesai barulah kit-" Ucapan Jovi terpotong ketika salah satu crew mereka menyuruh kami masuk.

"Ayo-ayo!" Serunya mempersilahkan aku dan Jovi.

"Sudahku bilang, sabarlah Sasha" Ucap Jovi lalu menatap ketiga laki-laki idaman didepan nya dengan gemas.

Akupun hanya memutarkan kedua bola mata dan terkekeh jika aku tak tahu nama mereka. Dengan cekatan, aku menarik lengan Jovi sebelum dia pergi semangat menghampiri ketiga laki-laki itu.

"Jovi tunggu!" Cegatku.

Jovipun menoleh sebal, "Kenapa?"

"Aku tak tahu nama mereka" Jawabku sambil menggaruk tengkukku yang tak gatal.

Jovi pun mendengus pelan, "Ingat-ingat ya, tak akan aku ulangi lagi. Yang itu Blake Edward Richardson, dan itu George Stephen Gersley Smith, dan yang terakhir Reece Jamie Bibby" Kata Jovi sangat cepat.

Aku bahkan bingung yang mana Blake, George, Reece. Dan Reece pun aku agak sedikit ragu dia bernama Reece. Mungkin Blake? Ah persetan dengan nama mereka yang panjang.

Sekarang aku sudah berhadapan dengan pria berambut cokelat gelap. Dia tampak sudah senang menyambutku, tetapi aku sebaliknya.

"Hai George!" Sapaku pada nya, yang langsung diberi tatapan bingung.

"George?" Tanya nya yang seperkian detik tertawa.

Aku terkekeh dan hanya tersenyum kikuk.

"Kau tidak tahu nama kami?" Tanya laki-laki itu padaku dengan ramah.

Aku menggeleng sebagai jawaban tidak. Dan beralih dia tertawa lagi.

"Sepertinya kau kesini karena melihat kami tampan dan terbirit-birit ingin bertemu ya?" Tanya nya lagi dan aku tahu bisa menebaknya dia yang paling onar.

"Ah tidak. Aku hanya menemani sahabatku kesini" Jawabku dan laki-laki itu tampak malu dengan jawabanku. Mungkin dia merasa dia terlalu percaya diri?

"Yasudah aku Blake Edward Richardson, senang berkenalan denganmu?" Ucapnya yang seperti nya bertanya siapa namaku.

"Sasha Macsen" Balasku.

Dan setelah itu aku sudah salah menyebutkan nama dua laki-laki. Yangku anggap George ternyata bernama Blake. Yangku anggap Reece yang ternyata bernama George. Dan aku tak percaya pada keyakinanku sendiri, bahwa laki-laki berlesung pipi itu memang bernama Reece.

Sekarang aku ada dihadapan nya. Dengan wajah lelah, aku sudah tidak ingin berbasa-basi.

"Hey kenalkan aku Reece Jamie Bibby, kau?" Tanya nya sambil menjulurkan lengan antusias sendiri. Padahal Blake dan George tidak seperti ini.

"S-Sasha Macsen" Jawabku gugup. Dan hey kenapa aku harus gugup padanya?

"Nama yang cantik" Pujinya dan senyum nya memang manis.

Aku hanya tersenyum simpul membalasnya.

"Eh Sasha? Bisakah kita berfoto?" Pinta nya dan aku merasa bingung, seharusnya aku yang meminta nya untuk berfoto denganku.

"Oh baiklah" Ucapku menyodorkan ponselku yang tidak digubris. Ternyata Reece mengeluarkan ponselnya menyuruh salah satu crewnya untuk mengambil gambar kami.

"Okey 1, 2, 3.."

Cekrek

Aku kikuk untuk bergaya ketika Reece yang tiba-tiba dalam hitungan ketiga mengubah gayanya yang tadinya merangkul, menjadi memelukku.

-

Terimakasih udah baca ss gajeku ini ya gais. Warning ini. Tingkat halu terlalu tinggi. Tapi tetep ikutin terus ya seyenk:>

Semangat puasanya aweu aweu! <3

Lucky Day • Reece Bibby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang