10

472 102 27
                                    

Latihan pun melakukan istirahat sebentar dan ruangan lengang sejenak. Aku lebih memilih keluar dari ruangan dan berdiri ditepi balkon studio latihan. Sekalian aku mencari angin.

Aku menutup mataku rapat-rapat. Dan memikirkan setiap kejadian yang aku dapatkan beberapa hari ini. Jujur saja, aku memang seseorang dengan tipikal terlalu pemikir. Karena kejadian disini sangat benar-benar tidak bisa dipercaya. Baru tiga hari aku mengenal Reece, tetapi dia sudah seperti menyukaiku sangat lama. Lumrah saja jika ada seseorang menyukai sesuatu dengan cepat, itu tidak salah bukan? Namun perasaan ini beda.

"Hey sedang apa?" Aku menoleh dan mendapati Reece dengan sebotol air mineral ditangan nya.

Aku hanya tersenyum untuk merespon nya, lalu Reece menghampiriku dan ikut berdiri disebelahku.

"Apa aku menganggu?" Tanya Reece lagi.

"Tidak" Jawabku.

"Bagaimana tadi? Ada perkembangan kau mulai menyukai band kami?" Tanya Reece yang sedikit menyinggungku.

Aku terkekeh dan tertawa kecil mendengarnya, "Ah sepertinya aku mulai suka"

Reece ikut tertawa mendengarnya. "Ohiya ak–" Ucapan Reece terpotong kala ia mendapati bahwa ponsel nya bergetar.

Dia pun membuka layar ponselnya dan terdapat panggilan videocall dari salah satu kontak bernama Lyndsey. Gadisnya kah?

//Hey boy I miss you so much. Bagaimana konser disana? Menyenangkan?//

Reece tampak terkekeh dan memberikan senyum terbaiknya.

"Iyaa sangat benar-benar menyenangkan mom" Reece mengucapkan 'mom' pada nya yang berarti itu adalah ibunya.

Dilayar ponsel ibu nya tampak memperhatikanku yang berada disebelah Reece.

//Sayang, itu gadis yang kau maksud waktu dua hari yang lalu?//

Dengan cekatan Reece menjadi terpaku seketika, pipinya memerah. Aku bisa melihat itu. Memang nya Reece bercerita apa?

Lalu ibunya dari jauh sana mungkin terkekeh melihat putra nya ini salah tingkah. Dan pastinya bingung untuk menjawab.

//Berikan ponselnya pada gadis itu, mom ingin berkenalan dengan nya//

Dan tepat setelah Reece memberikan benda pipih itu, ia membisikan yang sama persis seperti tadi diruangan latihan. "Jangan dengarkan apa yang dikatakan ibuku"

Aku terkekeh dan tertawa kecil.

//Halo sayang, siapa namamu?//

"Sasha Macsen, nyonya" Jawabku dan kini malah giliran ibunya yang tertawa.

//Panggil aku dengan sebutan mom saja cantik, sama seperti Reece menyebutku//

"Eh baiklah" Jawabku gugup. Entah apa yang aku rasakan saat ini.

//Benar apa yang diucapkan Reece sewaktu dia menelfon padaku. Katanya dia bertemu gadis yang sangat cantik//

Aku terkejut mendengarnya dan juga Reece yang tak kalah terkejut ketika ia mendapati ibunya berbicara seperti itu.

"Hey mom!" Umpat Reece menggerutu menyelaku, aku hanya tersenyum.

Ibunya kembali tertawa lagi sebelum berbicara.

//Cepat katakan jika kau menyukainya sayang, ingat kau disini tinggal beberapa har–//

Tut.

Videocall pun ditutup secara sepihak oleh Reece yang cepat merebut ponselnya dariku. Aku terkekeh dan menatap Reece yang kini sudah tak karuan.

"Maaf aku tidak sopan, jangan dengarkan apa yang dikatakan ibuku" Ucapnya terakhir. Dan kini giliran aku yang tertawa puas melihat tingkahnya itu.

Lucky Day • Reece Bibby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang