7

389 27 8
                                    

Alise mendengus kesal sambil menutupi wajahnya. Bagaimana tidak? Sejak di depan kelas tadi Stive terus mengekorinya kemana-mana. Bahkan saat ia ke toilet, cowok itu terus menggedor-gedor pintu toilet sambil memanggil nama Alice.

“lo kenapa sih?” Alice bertanya.

“gue mau sama lo terus. Itu artinya gue suka dong ya sama lo? Hehehe”

Alice memutar bola mata. Benar-benar lelah dengan sikap Stive yang suka memaksa kehendaknya sendiri. Ditambah lagi saat ini semua orang memandang mereka tak percaya. Orang-orang sudah tahu bahwa Stive bersikap manis pada Alice saat itu, tapi tak disangka mereka memiliki hubungan ‘sedekat’ ini.

“mau lo apa? Gue risih diikutin terus”

“maunya lo jadi pacar gue”

Kali ini Alice menatap Stive. Tatapannya datar tanpa ekspresi. Dan itu membuat Stive terbahak-bahak. Tawanya berhenti saat mendapati Kevin yang akan berpapasan dengannya beberapa meter lagi di depan.

Kevin menatap Alice lekat. Seolah berbicara lewat tatapannya.

“eh? Bro apa kabar?” Stive meninju pelan pundak Kevin.

Kevin hanya merespon dengan tatapan datarnya.

“ngapain lo sama dia?” Kevin berbicara pada Alice.

“hei, gue lagi ngomong sama lo. Kok dikacangin sih bro?” Stive mencengkram bahu kanan Kevin. Membuat Kevin menoleh sesaat dan menyibak tangan Stive hingga lepas dari bahunya.

“gausah ganggu gu-“

“lo yang gausah ganggu cewek gue” potong Stive.

Wajah Kevin terkejut lalu menatap Alice menuntut penjelasan.

“s-siapa cewek lo?” Alice juga bukan main terkejutnya.

“apa sih sayang? Gausah sok polos deh” senyum Stive mengmbang.

“h-hah??”

Stive mencengkram tangan Alice dan membawanya pergi. Kevin diam mematung. Masih mencerna apa yang terjadi beberapa detik lalu.

***

“maksud lo apa sih?? Cewek lo? Hahah jangan gila!”.

Alice melotot marah pada Stive yang asik memainkan pensil si atas meja. Kini mereka berada di gudang yang biasa Alice datangi.

“kenapa? Seenggaknya itu pendapat gue tentang kita”

“itu pendapat lo sendiri, gk ada persetujuan dari gue!”

Stive menatap Alice dan tersenyum.

“tuhh kan.. udah keliatan sifat aslinya SecretWomen. Jangan pemarah dong, nanti tambah cantik. Gk kasian sama gue?”

“SERIUS STIVE!!” ingin sekali rasanya Alice menjitak kepala Stive.

“hahah okeoke sorry” Stive kembali tertawa manis.

Kini wajah Stive berubah serius. Senyum manisnya hilang seketika.

“jangan deket-deket Kevin. Gue gk suka” tatapan Stive yang serius ini entah kenapa membuat jantung Alice semakin berpacu.

“hah?”

“lo tuli?”

“enggak”

“yaudah. Turutin apa kata gue!”

“apa hak lo nyuruh-nyuruh gue?”

“gue cowok lo”

Alice menghela napas dan membuangnya kasar.

Shttt... I'm a NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang