5

443 39 12
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 8 malam. Alice masih memeriksa hasil pekerjaannya. Beberapa saat kemudian, ia menerima permintaan konfirmasi untuk seseorang yang mendaftar di webnya. Setiap orang yang hendak masuk ke situs webnnya harus mendaftarkan diri terlebih dahulu dengan mengisi beberapa persyaratan. Diantaranya nama, kelas, foto, dan NIK. Alice memiliki semua informasi seluruh murid di sekolahnya yang ia dapatkan dari meretas sistem komputer disekolah. Jika semua persyaratan sudah terisi, Alice akan mengkonfirmasi permintaan itu. Namun, ada beberapa orang yang tidak ia konfirmasi permintaannya. Yaitu adalah pejabat-pejabat sekolah seperti OSIS dan MPK, karena identitasnya mungkin akan terancam.

Alice membaca di layar laptopnya. Melihat foto orang yang ingin memasuki webnya sebelum ia konfirmasi.

"dia... kok kayak kenal ya?"

Alice beralih ke komputer canggih di sampingnya yang biasa ia gunakan untuk menghack. Ia mendapatkan komputer itu dari hasil jerih payahnya mengumpulkan uang sebagai SecretWomen. Mata Alice terus menelaah setiap daftar nama-nama di komputer itu yang jumlahnya ada ribuan. Sampai ia menemukan nama 'kartika Pratiwi'.

"nah ini dia!" ucapnya semangat. Ia memeriksa informasi murid itu. Melihat fotonya dan membandingkannya dengan yang ada di laptop.

"hmm ketua osis ya, pantes kayak kenal" ia tersenyum sinis.

Alice kembali ke laptopnya. Mengklik kolom bertuliskan 'tolak konfirmasi'.

"lo gk akan bisa mata-matain gue, dasar ketua osis!"

***

"loh kok gk bisa?"

"lo salah nulis NIKnya kali, coba di periksa lagi"

"udah bener kok!"

"apa karna lo ketua osis jadi dia gk bolehin lo masuk situsnya?"

"hmm bener juga"

Empat orang murid sedang berkumpul di dalam ruang osis itu, 2 diantaranya siswa laki-laki. Mereka masih memikirkan bagaimana cara mengungkap orang di balik topeng SecretWomen.

"gue punya ide" Ucap salah satu dari mereka.

Cewek berkuncir dua itu mengambil alih laptop di hadapan temannya. Ia mengetikkan sesuatu. Dan beberapa saat kemudian, senyum penuh kemenangan terukir di wajahnya.

"yess! Kita temuin SecretWoman besok di belakang gudang sekolah"

***

Tika nama panggilannya, si ketua osis itu bersama ketiga temannya bergegas menuju gudang sekolah. Dengan mantap mereka yakin akan menangkap SecretWoman.

"lo bilang apa ke SecretWoman? Kok dia mau diajak ketemuan"tanya dion wakil ketos.

"gue janjiin uang 3juta buat dia, tapi gue mau ketemu langsung buat bicarain apa yang harus dia lakuin buat gue."

"ternyata dia mata duitan hahah"

Mereka sampai di samping gudang.

"oke! gue bakal kesana duluan. Kalo gue udah nyampe, kalian langsung kepung dari arah kanan-kiri."

Ketiga temannya mengangguk.

Tika mengintip ke belakang gudang. Ia mendapati seseorang berhoodie hitam, celana hitam lengkap dengan masker dan wajah bagian atas tertutup tudung hoodie. Tika melangkah mendekati orang itu. Tak ada pergerakan sama sekali. Orang berhoodie hitam itu masih berdiri dan bersandar di dinding.

"l-lo..secretwoman?"

Tidak ada sahutan.

Ketiga temannya mulai berjalan mendekat.

"hei"tegur Tika memastikan.

Masih tak ada respon yang ia terima. Ia menarik bahu orang itu. Dan tiba-tiba

"AAAaaa!!" pekik Tika terkejut.

"hah!?"

"sial kita dipermainin!!"

"tengkorak??"

Hoodie itu terbuka dan terpampanglah sebuah tengkorak yang biasa menjadi penjaga lab ipa. Wajah kecewa dan kesal menghiasi wajah mereka. Alice yang bersembunyi di balik pepohonan memperhatikan mereka sejak tadi. Ia cekikikan karena berhasil mengerjai para anggota osis yang mencoba mengusiknya itu.

Alice berjalan sambil terus senyam-senyum sumringah.

"gk ada yang bisa ngalahin gue~~"

Ia berjalan ke kantin lalu mengambil sebuah minuman kaleng, tetapi niatnya ia urungkan. Ia teringat minuman yang diberikan Stive beberapa hari yang lalu. Alice beralih mengambil susu kotak dan membayarnya di kasir.

Tiba-tiba air berwarna kuning dan berbau jeruk mengucur dari atas kepala Alice. Derai tawa beberapa orang di sekitarnya mulai terdengar. Alice masih shock dan terdiam beberapa saat sampai ia menoleh ke orang di sampingnya yang sudah menumpahkan es jeruk itu padanya.

"hai cupu" cewek bernama Karla itu tersenyum puas melihat wajah Alice.

"makin ganjen ya lo sekarang? Makin berani bertingkah sok cantik habis dibaperin sama Stive?" ucapnya sambil mendorong-dorong bahu Alice.

Alice masih terdiam dan bungkam seribu bahasa. Andai saja ia tidak sedang menyamar, pasti sudah ia pelintir tangan Karla si anak kepala sekolah ini.

Karla meraih dagu Alice dan mendongakkannya.

"seneng ya? Dibaperin sama cowok ganteng? Sampai-sampai lupa diri"


"plakkk"


Tamparan keras di pipi Alice langsung menjadi pusat perhatian seisi kantin. Karla kembali tertawa bahagia dengan ulahnya. sebelum ia melihat sosok cowok di depannya ini.

"s-stive?"

Stive berdiri di belakang Alice. Tersenyum manis pada Karla. Ia mendekati Karla, menggantikan posisinya dengan Alice. Kini mereka berdua berhadapan.

"stive g-gue.." ucap Karla terbata.

Stive menepuki puncak kepala Karla tanpa melepaskan senyumannya. Karla tertunduk malu, kesemsem dengan tingkah manis Stive. Alice masih bingung melihat apa yang terjadi di depannya, apa ini semua ulah Stive?

Sampai beberapa detik kemudian wajah Stive berubah marah. Cowok itu mencengkram kerah baju Karla dan melemparkannya sampai jatuh ke lantai.

Semua orang dibuat terkejut dengan perbuatan Stive. Stive kembali mendekati Karla, ia kembali menarik kerah baju Kalra sampai cewek itu berdiri.

"Stive!? A-apa yang lo lakuin??" wajah Kalra shock bukan main.

"apa ya? Hmm" Stive terlihat berpikir. "gue gk suka aja lo gangguin permaisuri gue" seringai menyeramkan muncul di wajahnya.

Stive mengambil kuah bakso hangat yang ada di dekatnya dan disiramkannya pada Karla. Cewek itu memekik karna rasa panas dari kuah itu.

"kalo lo mau berbuat semena-mena karna lo anak kepala sekolah, jangan lupain gue yang setiap bulan selalu kasih sumbangan terbesar buat sekolah ini"

"S-stive.. g-gue..gue minta maaf" Karla mulai terisak.

"gue gk nerima kata maaf"

Stive kembali menyeringai.

"tapi kalo lo berlutut dan minta maaf sama permaisuri gue, mungkin gue bakal ngasih ampun buat lo"

Alice tersentak dengan ucapan Stive.

Shttt... I'm a NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang