five

808 125 12
                                    


Enjoy!!!!

Johnny bergetar saat menerima kertas dari Taeil. Saat ini dia sedang berada disebuah cafe bersama asistennya itu, merekaㅡlebih tepatnya Taeil, baru saja mengambil hasil tes DNA. Ya, rencana Johnny adalah menyelidiki siapa Lee Haechan.

Setelah mengambil sampel dari tubuhnya yang terbaring koma. Johnny menghadang Haechan saat mereka sedang berada dikelas, menjambak rambut gadis itu dengan alasan ada 'sesuatu' di rambutnya, membuat gadis manis itu menghentakan kakinya kesal lalu keluar dari kelas mereka. Jisung yang melihat kejadian itu hanya memasang wajah bingung dan berdiri disamping Johnny.

"memang ada apa dirambutnya?" ia hanya menggelengkan kepala lalu memasukan beberapa helai rambut Haechan ke sakunya.

Johnny menyandarkan tubuhnya pada bangku cafe. Semua ingatannya tentang pembullyan Haechan kembali berputar dalam kepalanya.

"jadi.. Haechan benar-benar anakku?" Johnny masih belum percaya.

"tertulis disitu.. 99,9% cocok, dia benar anakmu bos" ucap Taeil sebari menunjuk angka-angka dalam kertas tersebut.

"memang bukan waktu yang tepat, tapi aku ucapkan selamat bos" lanjut Taeil, bermaksud untuk menyemangati Johnny malah dibalas dengan delikan oleh Johnny.

"o-oh Doyoung menelponku, aku keluar dulu." Taeil dengan cepat memegang ponselnya lalu melarikan diri.

Johnny hanya menghela napasnya, ia harus melakukan sesuatu, setidaknya melindungi Haechan dari para pembully itu.

.
.
.
.
.

"Ja-jadi anakku dibully karena aku?" Ten menggenggam gelas dihadapannya. Di depannya ada Johnny yang masih berada di tubuh gemuk Mark.

"bukan begitu.. Tapi biarkan aku mengurus masalah ini" Ten terlihat sangat khawatir setelah mendengar pembullyan yang dialami anaknya, hal ini membuat Johnny bingung harus berkata apa.

"ak-aku harus melaporkan ini pada gurunya" Ten bersiap mengeluarkan ponselnya.

"tidak perlu, aku.. Aku akan membantu Haechan di sekolah" Johnny berusaha untuk menenangkan lelaki didepannya.

Ten menggelengkan kepalanya "semua ini salahku, tidak seharusnya dia tumbuh di lingkungan seperti ini."

Brak!

"Seo Johnny sialan! Ia bahkan tidak tahu putrinya diperlakukan seperti ini." Ten mengumpat pelan setelah menggebrak meja, Johnny hanya menundukan kepalanya, salah tingkah.

"a-aku akan mencoba menyelesaikan masalah ini."

"kamu? Bagaimana bisa?"

"aku akan bicara baik-baik dengan mereka, m-mungkin itu akan berhasil." Johnny tersenyum kaku.

.
.
.
.

"johnny menggelapkan uang?"

“ayah liihatlah sendiri” jungwoo menyerahkan map coklat pada ayahnya. Wanita cantik itu tersenyum, Jungwoo percaya rencananya untuk menyingkirkan Johnny dari ahli waris ayahnya akan berjalan lancar kali ini. Lagipula kenapa ayahnya begitu percaya pada lelaki tinggi itu dibanding anaknya sendiri, jungwoo benar-benar tidak habis pikir.
.
.
.
.

“jadi bagaimana cara mendekati anak sendiri?” tanya Johnny dari bangku penumpang, ia masih menggunakan seragam sekolah Mark.

The Dude in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang