seven

686 99 5
                                    


“kau ingin aku percaya padamu? Setelah kecelakaan itu kalian bertukar jiwa?” Ten berdiri dihadapan Johnny duduk pasrah didepannya.

“aku akui bahwa nada bicara dan tindakanmu sangat mirip dengan seseorang, tapi itu tidak membuktikan bahwa kamu adalah Johnny Seo.”

“ada tanda bekas luka kecil di pinggulmu, kalau tidak keberatan aku tau persis dimana letaknya.” Ten memundurkan tubuhnya dan menyilangkan tangan didepan dadanya. Masih belum yakin dengan ucapan Johnny.

“kita...dimana kita pertama bertemu?”

“di Neocafe, waktu itu kau memesan coklat panas dan aku memesan kopi”

“tempat terakhir kita bertemu?”

“di Neocafe, tempat kau terakhir mencariku dan memesan lemontea disana” Johnny menjawab semua pertanyaan Ten dengan lancar. Ia sangat ingat –tentu saja.

“kau... benar-benar Johnny...”

“ya” Johnny menundukan kepalanya lalu kembali melihat Ten, “kenapa kamu tidak memberitahuku jika kita memiliki Haechan?”

“maaf tapi dia bukan putrimu” Ten menjawab dengan cepat.

“maaf tapi dia bukan putrimu?” Johnny memiringkan kepala dan tersenyum miring.

“melihat sikapmu. Kau benar-benar Johnny Seo.” Ten mendudukan tubuhnya didepan Johnny. “sekarang aku akan bertanya.”

“kenapa kau menggunakan cara seperti ini untuk muncul dihadapanku? Kita sudah lama putus. kau kira dengan membantuku mengusir orang mabuk, aku akan tersentuh?! Aku tau kamu bukan orang baik. Aku membesarkan anakku, bukan anakmu. kamu tidak pantas menjadi ayahnya. Sekarang keluar.” Setelah berucap panjang, Ten menatap Johnny dengan datar, ada emosi yang besar membuat wanita itu berkaca-kaca.

“Ten dengarkan aku—“

“keluar! Atau aku panggil polisi” Johnny hanya menunduk sebelum ia bangkit dan berjalan keluar.


Flashback

“kau tidak menerima telponku, kau juga pindah rumah—“ Ten memberondong Johnny dengan pertanyaan.

“kau bilang tidak ingin hidup bersama orang jahat. Aku mengabulkan keinginanmu.”

“wanita mana yang ingin melihat kekasihnya melakukan hal ilegal?”

“sudah kubilang, ayo berjalan dijalan masing-masing.” Ten terdiam dan memandang Johnny dengan tatapan rumit. Johnny terlihat tidak ingin berada didapannya.

Lelaki itu menundukan kepalanya. “bulan depan, aku akan menikahi putri bosku.”

Ten terpaku mendengar kalimat itu “apa?”

“lupakan semuanya”

“kau—“

“aku harus pergi” Johnny kembali berdiri dan berjalan keluar cafe, tanpa menoleh kembali kearah Ten yang tertunduk sedih.



Flashback end

.
.
.
.

“kau melakukan apa pada ibuku?” Haechan mendekati Mark (Johnny) yang sedang duduk dipinggir lapangan sebari meminum susu pisangnya.

“ia bilang tidak mau lagi bertemu denganmu”

Johnny memandangi lapangan didepannya sendu dan menghela napas “aku sedikit melakukan kesalahan pada ibumu”

“kau pasti bersikap tidak sopan ya?” Haechan tersenyum jahil sebelum meminum kembali susunya.

“permisi..” Bangchan—si anak populer, tiba-tiba datang dan berdiri didepan Haechan dan Johnny.

The Dude in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang