ten

640 100 0
                                    


°

Mark berjalan dengan canggung, ia belum terbiasa dengan tubuhnya saat ini.

Tadi pagi ia dipaksa untuk memakai pakaian resmi, Johnny berkata itu adalah pakaiannya sehari-hari, sangat kaku sekali, lebih kaku dari memakai seragam sekolah setiap hari.

Saat ini ai sedang berjalan bersampingan dengan tubuhnya yang asli. Sejujurnya ia sangat senang melihat perubahan yang ada pada tubuhnya, sayang sekali jiwa yang berada disana berbeda kepribadian dengan dirinya.

“kau sudah menghafal tulisan yang aku berikan?” johhny memasukan kedua tangannya kedalam saku celana. Mark hanya mengangguk.

Rencana mereka hari ini adalah mendatangi Ten, untuk benar-benar meminta maaf pada wanita itu.

Mereka memasuki toko milik Ten, disana wanita Thailand itu sedang bersiap untuk membuka tokonya.
Johnny menyenggol lengan Mark, membuat lelaki itu sadar apa yang harus ia katakan.

“Ten...” wanita itu berdiri saat melihat Johnny dan Mark berjalan kearahnya.

“ada apa?” wanita itu terkejut melihat tubuh Johnny muncul didepannya.

“paman ini sudah siuman, sepertinya roh kami mulai kembali” ucap Johnny memulai rencananya, “sekarang aku adalah Mark, dan paman ini adalah Johhny seo”

“rohnya mulai kembali?” Ten memandang kedua orang didepannya.

“b-benar yang dikatakan anak ini” Mark menganggukan kepalanya, ia berdiri didepan Ten dan meraih kedua tangan wanita itu.

“Ten, aku dengan tulus memita maaf...” Mark lirik kearah lain—mengingat teksnya, “kau harus tahu kalau sampai sekarang, aku tidak pernah melupakanmu” Ten menatap lelaki tinggi didepannya, dalam hatinya ia merasa senang melihat Johnny meminta maaf langsung didepannya.

Brak!

“Johnny Seo. Akhirnya kita bertemu lagi” Sekelompok lelaki masuk kedalam toko milik Ten. Mereka berjas dan membawa senjata tumpul ditangannya.

Kedatangan mereka membuat Johnny otomatis menghalangi Ten dan Mark dibelakangnya. Mark yang tadi masih menggenggam tangan Ten malah bergerak menyembunyikan tubuh Johnny dibelakang tubuh Ten, membuat Ten memandangnya aneh.

“kalian siapa?”

“Johnny, harusnya kau sadar kalau kau membuat semua orang repot” lelaki itu memandang tubuh Johnny remeh. “ikat mereka lalu kita buang ke laut” perintahnya pada anak buahnya.

“hey, tunggu sebentar” Mark mengangkat tangan.

“apa?”

Mark memasang wajah memelas, membuat Johnny mendesis pelan.
Wajahnya. Pertama kali ia melihat wajahnya sendiri menekukkan bibir dan memelas seperti saat ini.

“aku baru saja sadar dari koma, ampunilah aku.... aku belum mau mati” ucapnya hampir menangis, “tapi, siapa kalian?” Mark menundukan kepalanya saat tersadar seharusnya ia tidak berkata seperti itu, Johnny menyipitkan matanya sedangkan Ten menatapnya aneh.

“kau memang sudah terlalu lama dirumah sakit, otakmu jadi sedikit tidak waras”

Johnny memasang badannya, mau tidk mau ia harus menghadapi orang-orang didepannya. “kalian berdua cepat masuk kedapur”

“ya!” Mark dengan cepat berjalan menuju dapur, sedangkan Ten mendekat kearah Johnny.

“kau mau melawan mereka sendirian?” tanya wanita itu pada lelaki didepannya, Johnny hanya menghela napas dan menarik lengan Ten untuk masuk kedapur.

The Dude in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang