eight

651 103 3
                                    


“ayo Haechan minumlah sedikit”

“maaf aku tidak minum banyak alkohol” saat ini Haechan dikelilingi oleh teman-teman Bangchan yang rata-rata adalah remaja laki-laki membuat Haecahn tidak nyaman berada ditempat itu.

“ayo kita taruhan!” ajak salah satu lelaki membuat Haecha semakin ciut.

.
.
.

Ten menyeret tubuh Mark dengan cepat. “ayo ikut aku kepolisi”

“Ten .. Ten kita bisa bicarakan ini baik-baik”

“baik-baik kau bilang? Kau menciumku sembarangan!” Johnny mencoba melepaskan tangannya yang terus ditarik oleh Ten. Ia berhenti saat suara ponselnya berdering membuat Ten ikut berhenti.

“......”

“dimana kau sekarang?” Johnny merubah nada bicaranya menjadi serius.

“......”

“tunggu disana aku akan kesana, tunjukan jalannya.” Johnny menutup ponselnya. “aku harus pergi sekarang, tolong lepaskan aku” ucap Johnny sebari menghentakan tangannya lalu berlari menjauhi Ten yang berdiri disana dengan sedikit kebingungan.

“Taeil siapkan mobil sekarang juga, jemput aku.” ucap Johnny sebari berlari. Perasaannya sangat khawatir saat mendengar kabar dari Jisung.

.
.
.
.

“m-mark bisakah kau lebih pelan?” Jisung yang berada di bangku belakang mengeratkan pegangannya pada safebeltnya.

Setelah Jisung menelpon dan memberi tahu Johnny informasi tentang rencana Bangchan, Johnny langsung mendatangi remaja itu bersama Seungmin dan felix, membawa mereka semua kedalam mobilnya dengan dalih menjadi penunjuk jalan.

“kau tidak perlu ngebut seperti ini” Seungmin berucap takut.

“diamlah, tunjukan jalannya”

“belok kanan! Rumah yang paling besar” mendengar itu Johnny semakin mempercepat laju mobilnya, membuat para remaja di dalamnya berteriak takut.

Ckitt!

Brak!

Johnny keluar dari mobilnya secepat mungkin, diikuti oleh yang lainnya. Pintu gerbang dilewati begitu saja karena Johnny tidak ragu untuk memukul semua penjaga yang menghalanginya. Jisung benar-benar terkejut melihat respon Mark yang sangat luar biasa.

‘keren..’ ucap Jisung dalam hati melihat Mark yang sedang memukuli para pengawal.

Johnny memasuki ruang pesta tepat setelah Haechan disiram oleh semanguk minuman, dengan penuh emosi ia melayangkan tinju ke arah Hyunjin yang tadi menyiram Haechan.

Keributan mulai terdengar, bangchan mundur kebelakang untuk menghindari mark yang sedang mengamuk. Semua yang mengenal Mark disekolah tampak sangat terkejut karena Mark tampak berbeda, lelaki itu memukul orang-orang tanpa ragu dan tanpa mendapat balasan sedikitpun.

Melihat semuanya hanya terfokus pada Mark yang sedang memukuli teman-temannya, Bangchan menarik Haechan untuk menjauh dari kerumunan, ia membawa gadis itu kepinggir kolam. Setidaknya Haechan bisa jadi alat untuk mengancam Mark jika lelaki itu menjadikannya target.

“lepaskan!” Haechan menghentakan tangannya yang dipegang erat.

Bangchan menyipitkan matanya, “kau mau macam-macam?”

“kenapa? Mau memukulku? Hah? Pukul aku, aku tidak takut” tantang Haechan.

“cih! Beraninya!!” Bangchan bersia memukul Haechan, namun pukulannya kalah cepat dari tendangan Haechan diselangkangannya lalu berlanjut pukulan kencang dipipinya, membuat lelaki itu terhuyung dan tercebur kedalam kolam. Mark mendekat dan memakaikan jaketnya pada Haechan.

The Dude in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang