MIM 10 - Terselesaikan

9 1 0
                                    

Sesuai ucapan Livia di whatsapp, seusai bel pulang berdering, ia segera memasukkan buku-buku pelajarannya ke dalam tas dengan sedikit terburu-buru supaya tidak tertinggal oleh Farel.

"Liv, lo mau kemana buru-buru banget?" tanya Desy, teman sebangku Livia

"Ada urusan penting Des" jawab Livia hendak meninggalkan kelasnya

"Ooh, yaudah, hati-hati lo" balas Desy yang kemudian diberikan acungan jempol oleh Livia
.
.
.
(di lapangan utama)

Livia sibuk mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut sekolah. Untuk apalagi jika bukan mencari sosok yang membuat ia pusing semalaman ini.

"Seru banget sih bro tadi"

"Iya gila lu Rel, bisa libas habis semua pertanyaan"

"Mana cepet banget lagi lu"

"Bagus deh kan jadi bisa cepet pulangnya hahaha"

Akhirnya orang yang Livia tunggu pun sampai. Tetapi, ia malah sedang asyik ketawa-ketawa dengan temannya. Apa ia lupa dengan ucapan Livia semalam?

"Fareell!" panggil Livia

Si empunya nama pun menoleh ke sumber suara karena merasa ada yang memanggil namanya.

"Ada yang nyariin tuh Rel, kita pulang duluan yak" sahut teman Farel

Farel hanya mengangguk ketika teman-temannya berpamitan.

"Rel, gue mau nanya tentang yang alasan lo itu. Alasan gimana?" terang Livia

"Ooh itu. Kan udah gue bilang. Gue gak mau deket sama orang yang udah jadi milik orang lain. Nah berarti gue udah jelas kan, lo udah punya orang lain maksudnya" jawab Farel tidak nyaman

"K...kok lo bisa bilang kayak gitu, darimana?" tanya Livia heran sambil menatap lekat wajah Farel. Sehingga membuat yang bersangkutan agak canggung dan ingin cepat-cepat pergi.

"Maaf ya, gue udah cukup Liv ngeliat lo berdua bareng cowok pas lagi beli jajanan di komplek. Sambil senyum-senyum, ketawa, bercanda, cubit-cubitan lagi" ketus Farel

"Terus sebelum itu, lu juga live ig bareng dia kan di rumah lo, akrab banget lagi dia sama keluarga lo" sambung Farel

"Apa bukan itu yang dinamain sebagai orang spesial?" sindir Farel sambil melirik sang lawan bicara

Livia mencoba mencerna setiap perkataan yang keluar dari mulut Farel dengan baik. Tak berapa lama, ia pun tahu siapa orang yang dimaksud oleh Farel ini.

"Kok lo tau kalo gue jajan di komplek?" tanya Livia dengan nada bingung

"Gue juga lagi jajan disitu, ya emang gue liat lo, tapi mungkin lo gak liat gue karena saking asik sama itu cowok" balas Farel ketus, namun dengan nada menyindir

"M-maaf kalo gue gak ngeliat lo ada disitu juga, Rel" balas Livia perlahan

"Tapi..." belum sempat Livia melanjutkan omongannya, Farel terlebih dahulu memotong omongannya

"Udahlah, itu udah jelas Liv. Gue pulang duluan, dah. Lo hati-hati ok" potong Farel dingin

"G-gak gitu, Rel. Dia b-bukan siapa-siapa.....g-gu..." balas Livia, tetapi omongannya hanya menjadi angin lalu bagi Farel yang telah pergi semakin jauh
.
.
.
---------------------------------------------------------------------

(keesokan harinya)

Livia tidak menyerah untuk menjelaskan yang sebenarnya kepada Farel. Walaupun jauh di lubuk hatinya ia merasa kesal dengan Farel. Tetapi ia akan mengalahkan sementara egonya untuk membuat Farel tidak salah paham lagi dengannya.

Me is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang