08. Peringatan

6.4K 387 26
                                    

Aldi berjalan terburu buru menuju kelas Melanie. Yah, ia tau jika itu adalah perbuatan Melanie. Karena selama ini Melanie terobsesi padanya dan selalu ingin menjadikan ia pacarnya. Tapi Aldi selalu menolak karena ia tak menyukai Melanie.

Sampai diambang pintu, ia mendapati Melanie sedang bercengkrama dengan Cika dan Bella. Ia pun menghampiri Melanie. Menarik tangannya paksa hingga ia terbangun dari duduknya.

"Gue mau ngomong sama lo." Ucap Aldi datar.

"Eh Aldi? Mau ngomong apa Al? Tumben kamu kesini, kamu kangen yah sama aku?"

"Ikut gue."

Aldi pun menarik tangan Melanie secara paksa keluar kelas menuju taman belakang sekolah. Ia tak menghiraukan Melanie yang tengah mengaduh kesakitan karena cengkraman Aldi yang terlalu kuat.

Sampai di taman belakang sekolah, Aldi menghempaskan tangan Melanie. Dan memberi sebuah peringatan padanya.

"Stop bully Kailee dan juga stop ngaku ngaku jadi pacar gue." Ucap Aldi penuh penekanan.

"Iih maksud kamu apa sih Al, aku nggak ngerti."

"Jangan belagak kayak orang bodoh yang nggak ngerti apa apa. Lo kan yang ngunciin Kailee di toilet."

"E-enggak kok. Jangan nuduh sembarangan deh." Melanie masih berusaha mengelak.

"Halah lo nggak usah bohong deh Mel. Gue udah tau kelakuan busuk lo."

"Iih ini semua gara gara cewek aneh itu! Pasti dia kan yang udah ngadu ke kamu!" Melanie pun mengaku dan juga tersulut emosi.

"Dia nggak ngadu apa apa ke gue. Dan yah, ini peringatan buat lo supaya jauhin Kailee atau gue nggak segan segan bikin perhitungan ke lo." Ancam Aldi.

"...."

"...."

Tanpa mereka sadari, terdapat seseorang yang memerhatikan mereka. Dia memang tak mendengar apa apa, karena jarak mereka yang cukup jauh. Tapi ia tau apa yang membuat mereka bertengkar.

Siapa lagi kalau bukan Kailee. Perlu dipertegas lagi bahwa ia adalah satu satunya murid yang sering berada di taman belakang sekolah. Jadi tak heran jika ia berada disitu.

Ia memutar bola matanya malas melihat pertengkaran mereka dan kembali berkutat pada novelnya. Tampaknya akan ada masalah baru yang akan terjadi karena ini.

Itulah mengapa ia tak suka jika Aldi yang menolongnya. Karena akan semakin rumit.

***

Sebentar lagi tahun ajaran baru dan para osis sibuk mengatur acara untuk MOS. Begitu juga dengan Kailee, sekarang ia juga sibuk membuat jadwal MOS bersama para anggota osis yang lainnya.

Satu jam ia habiskan untuk mengatur rencana dan saatnya ia pulang. Keluar dari ruang osis, ia mendengar beberapa anggota osis membicarakannya

"Eh gue penasaran gimana muka Kailee."

"Iya, dia itu misterius banget tau."

"Apalagi ia jarang ngomong."

"Dari penampilannya dan sikapnya. Jangan jangan dia psikopat lagi."

Kailee memutar bola matanya malas ketika ia mendengar kata psikopat. Jujur, ia muak saat orang orang menuduhnya sebagai psikopat. Mereka hanya melihat Kailee dari penampilannya saja, mereka tak tau bagaimana Kailee. Tapi memang tak ada salahnya berargumen. Tapi setidaknya ketauhi kebenarannya dulu.

Lagi pula menurut Kailee dirinya sama sekali tak pernah berlaku kasar pada seseorang. Dia tak suka kekerasan. Dia hanya melakukan kekerasan sebagai tanda perlawanan.

Tapi kenapa ia tak melawan saat orang orang membullynya? Ah sudahlah mungkin belum saatnya ia melawan.

***

Sampai di halte bus depan sekolah. Ia masih menunggu bus lewat. Ia duduk sendirian sambil menatap aspal jalan dengan tatapan kosong.

Ia menyadari ada seseorang yang duduk disebelahnya, kemudian ia menoleh ke arah orang tersebut dan ia mendapati sosok Aldi.

Tak biasanya cowok itu naik bus. Biasanya ia naik motor. Kenapa dengan motornya? Ah mungkin bannya bocor, pikir Kailee. Ia pun kembali menatap aspal jalan.

"Seharusnya lo nggak usah ikut campur urusan gue. Gue berterima kasih karena lo udah nyelamatin gue. Tapi setelah itu lo nggak ada urusan apa apa lagi sama kejadian itu." Ucap Kailee dengan wajah datar dan masih menatap aspal jalan.

Kening Aldi berkerut. Ia tak mengerti apa yang dikatakan Kailee.

"Maksud lo apa?"

"Gue tau lo ngasih peringatan ke Melanie. Tapi apa lo nggak mikir, semakin lo ngasih peringatan ke dia, dia pasti makin gencar bully gue."

"Kenapa bisa?" Ia masih belum mengerti.

"Karena penyebab lo ngancem dia adalah gue."

Setelah mengucapkan itu, busnya datang dan Kailee langsung beranjak masuk bus. Aldi mengikutinya masuk dan duduk di bangku kosong dekat Kailee yang kini tengah menatap jendela luar bus.

Aldi menghela napas dan menatap ke arah Kailee. Masih sama, ia tak dapat melihat wajah asli Kailee. Tudung itu sungguh mengganggu. Ia sangat penasaran akan wajah Kailee.

"Okeh gue akuin yang gue lakuin itu salah." Kailee menoleh kearah Aldi. Mata mereka saling bertemu. 1 detik... 2 detik... 3 detik... Masih belum ada yang mau melepaskan pandangannya. Kemudian detik ke-5 Kailee membuang pandangannya kearah jendela. Kemudian Kailee berdehem tanda ia menerima maafnya. Tapi Aldi tak mengerti maksud deheman itu.

"Dimaafkan?" Kailee menoleh lagi kearah Aldi kemudian mengangguk. Aldi kemudian tersenyum senang.

Bus berhenti di depan halte dekat komplek. Kailee pun turun di halte tersebut tapi tidak dengan Aldi. Rumahnya masih ada jauh.

Ia masih menatap Kailee dari jendela bus yang masih berdiri di halte. Tampaknya Kailee juga melihatnya. Kailee tersenyum padanya.

Deg

Aldi membeku ditempatnya. Senyuman itu ditujukan padanya. Kailee tersenyum sangat manis kepadanya. Dan jantungnya tiba tiba saja berdetak lebih cepat. Apa yang terjadi dengannya?

Tbc

Terima kasih karena udah baca. Jangan lupa vommentnya yah. Itu berarti banget buat aku.

Jangan bosen bosen baca yah. Emang cerita ini agak gimana gitu😅 tapi aku yakin makin lama makin seru kok soalnya mungkin udah bisa ngendaliin imajinasi aku.

Salam hangat😊
Rey

The Cold Waketos [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang