prolog

21.7K 688 5
                                    

Matahari telah keluar dari tempat persembunyiannya. Telah siap mengiringi aktivitas orang-orang. Mengawasi orang-orang dari atas sana layaknya sebuah cctv.

Sepertinya ia juga tengah menyaksikan seorang gadis yang sedang bangun tidur. Masih mengatur cahaya yang masuk ke matanya. Ia–gadis itu mengerjapkan mata beberapa kali kemudian beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.

15 menit ia habiskan di kamar mandi. Kemudian ia lanjutkan dengan memakai seragam layaknya seorang pelajar. Berdiri di depan cermin rias, menatap pantulan dirinya lekat-lekat.

"Seperti biasa," gumamnya.

Ia kemudian menyisir rambutnya yang berwarna coklat keemasan, sangat tak biasa untuk ciri-ciri orang Asia yang biasanya memiliki rambut berwarna hitam. Ditambah iris mata berwarna biru tua yang tampak sangat indah. Mungkin jika orang-orang melihatnya, mereka akan berargumen bahwa dia orang Eropa atau sejenisnya.

Cantik. Kata yang pas untuk mewakili dirinya. Siapa yang tak akan mengaguminya? Parasnya cantik dan menawan, tubuhnya juga ideal. Mungkin para lelaki akan mengantri hanya untuk mendapatkan cintanya.

Kailee, namanya Kailee Valerie. Nama yang bagus bukan? Sangat sesuai dengan wajahnya yang bak malaikat.

Ia menyisir rambutnya ke depan dan menutupi sebagian wajahnya. Menutupi sebelah matanya yang kanan dan mengambil sebuah jaket warna hitam kemudian mengenakannya. Memakai tudungnya dan Menutupi sebagian wajahnya.

Itu yang selalu ia lakukan. Mencegah orang-orang melihat wajah rupawannya. Bukan apa-apa, ia hanya risih dan ingin mencari orang-orang yang tulus kepadanya. Bukan hanya dekat kepadanya karena wajahnya.

Setelah ia perhatikan lebih detail lagi, menurutnya wajahnya biasa-biasa saja. Tidak cantik dan tidak jelek. Aku tak habis pikir, wajah secantik itu ia bilang biasa-biasa saja. Hadeh, seleranya sangat tinggi. Okeh back to topic.

Setelah siap dengan penampilannya yang tak biasa, atau bisa dibilang cukup misterius, ia turun ke bawah menuju meja makan. Tentu kalian tahu apa yang akan ia lakukan, tentu saja sarapan.

Ia menuruni tangga, terdapat pasang mata yang sedang melihatnya dari bawah sana. Dia adalah Sarah, bundanya. Ia–Sarah tampak tersenyum hangat padanya dan ia membalasnya dengan senyuman tipis.

"Pagi, Bun," sapanya hangat.

"Pagi sayang, ini sarapannya udah siap," jawab Sarah sambil tersenyum.

Kailee pun duduk dan memulai aktivitas makannya dengan diam. Tak ada percakapan pagi ini, selalu saja seperti ini. Sebenarnya Sarah jengah, hanya saja ia tak bisa apa-apa. Topik percakapannya selalu mampu membuat Kailee merasa tak nyaman. Ia tak mau membuat pagi anaknya kacau, karena itu ia memilih diam. Namun, mungkin pagi ini ia akan membuka suara.

"Gimana sekolah kamu Kai?" tanya Sarah basa-basi.

"Biasa aja, Bun," jawab Kailee tanpa memalingkan wajahnya dari makanan.

"Ada yang ngebuat kamu tertarik nggak?" Kali ini Kailee mengalihkan pandangannya ke bundanya. Menatapnya sejenak kemudian menjawab,

"Nggak ada Bun, sama aja nggak ada yang menarik dan Kailee masih sendirian." Sarah menghela napas. Ia paham bahwa yang ia tanyakan salah dan menyinggung perasaan Kailee.

"Maafin Bunda," ucap Sarah lirih, terdengar ada rasa menyesal di sana. Kailee menghela napas pelan. Agak menyesal juga telah membuat bundanya merasa bersalah seperti itu.

"Iya, Bun, maafin Kailee juga." Sambil memaksakan agar senyuman terbit di wajahnya. Sarah mengangguk.

"Ya, udah Kailee berangkat dulu, yah, Bun," ucap Kailee seraya berdiri dari tempat duduknya menuju tempat duduk bundanya yang berada di depannya. Ia mencium pipi bundanya dan kemudian mencium tangan bundanya.

"Hati-hati di jalan, Sayang!" teriak Sarah kepada Kailee yang telah keluar dari rumah besarnya itu. Sarah menghela napas, Semoga kamu nyaman di sekolah dan bisa punya teman sayang, batin Sarah.

TBC

Ini adalah cerita pertamaku

Jangan lupa vote and komen yah!!

Salam hangat😊
Rey

The Cold Waketos [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang