32. Viona

2.8K 182 34
                                    

Kailee tertawa riang setelah melihat respon Melanie yang sudah mencak mencak tidak jelas dengan muka merah padam. Pasti ia ingin mencakar Kailee sekarang juga. Beruntung Kailee sudah melesat lebih dulu untuk menghindari Melanie yang tengah mengamuk.

Sekarang Kailee sudah tidak peduli lagi tanggapan Melanie seperti apa. Lagipula ia bukan gadis lemah yang pasrah saat diinjak injak. Waktu itu, ia hanya tidak ingin membuat keributan di sekolah. Kalau mau mungkin Kailee juga akan menghajar Melanie dan komplotannya sama seperti saat ia menghajar Selvi dan teman sekelasnya.

Lagipula setelah melihat kondisi memprihatinkan Melanie bisa menyimpulkan bahwa gadis liar itu ternyata bisa menangis juga. Bahkan mungkin tangisan yang memalukan.

Kailee masih tersenyum senang telah menjahili Melanie. Bukan apa-apa, tapi balas dendam kepadanya sekali kali tidak apa. Kailee terus memikirkan Melanie hingga tak fokus pada jalannya dan...

Bruk!

"Eh eh maaf. Gue nggak sengaja."

Jika kalian pikir itu suara Kailee, kalian salah. Suara itu adalah milik gadis berkaca mata yang memang ialah yang menabrak Kailee.

Gadis itu memunguti beberapa buku yang jatuh ke jalan bata dan diperhatikan oleh Kailee. Kailee hanya memperhatikan, sebab ia masih belum sadar apa yang barusan terjadi hingga gadis berkaca mata dengan kemeja biru itu menyelesaikan kegiatannya.

"Ehm. Are you okay?" Ucap Kailee setelah sadar tentang apa yang barusan terjadi.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk antusias. Seperti tengah bertemu dengan idolanya saja. Kailee terse-
nyum sekilas dengan tatapan agak canggung.

"Gue nggak papa kok. Sorry." Kailee mengangguk.

"A-aah g-gue duluan yah." Lagi-lagi Kailee hanya mengangguk.

Akhirnya gadis itu pergi. Kailee masih memperhatikan gadis itu yang berjalan semakin jauh. Gadis berkacamata, rambut hitam legam sebahu yang dikuncir serta bekas luka dilengan kanannya. Eh? Kenapa ia jadi memperhatikan gadis aneh sampai seperti itu.

Tapi jika diingat ingat, wajah gadis itu sangat familiar. Sepertinya ia sering bertemu dengannya. Kailee geleng-geleng kepala untuk mengusir pikiran-pikiran itu dan memutuskan melanjutkan langkahnya.

Baru beberapa langkah, ia berhenti kembali berhenti. Ia menyadari sesuatu lantas menoleh kembali untuk melihat gadis itu untuk yang kedua kalinya.

Kening Kailee berkerut, gadis itu sudah lenyap. Cepat sekali hilangnya. Kailee jadi bergidik ngeri. Jangan-jangan gadis itu adalah hantu.

Tapi kemudian Kailee geleng-geleng kepala memikirkannya. Mana ada hantu di siang bolong seperti ini. Lagipula siapa yang percaya hantu di tengah kemajuan teknologi seperti sekarang terlebih ia tinggal di kota.

"Kenapa gue mikir yang aneh-aneh sih."

Kailee tetap menatap jalanan sepi itu. Jalan yang dilewati oleh gadis itu. Ia baru ingat bahwa gadis itu adalah anggota OSIS. Kalau tidak salah, ia adalah teman sekelasnya Aldi.

"Kok dia kayak nggak kenal gitu sama gue? Kan sering ketemu." Kailee pun berbalik dan melanjutkan perjalanannya.

"Apa jangan-jangan dia sama pikunnya kayak gue?"

***

Hari ini Kailee, Aldi maupun anggota OSIS lainnya sedang sibuk mengurus acara kemah yang akan diadakan oleh sekolah. Kemah itu diperuntukkan bagi kelas 10 yang harusnya dilaksanakan waktu MOS dulu tetapi harus ditunda karena ada kendala. Jadi setelah didiskusikan, acara perkemahan itu tetap akan diadakan.

The Cold Waketos [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang