-Jangan menjadi pecundang. Yang mati-matian berjuang untuk memulai namun dengan mudah mengucap goodbye-
Hari minggu ini dihabiskan oleh Leva dan sahabatnya untuk bermain bersama, sekedar kesalon bersama, makan bersama dan terakhir bermain timezone.
"Anjir gilakk cape woy, Lo pada belum cape apa?" Ucap Onet pada kedua sahabatnya yang masih saja asik bermain pump.
"Bentar, bentar gue mau main itu ah." Ucap Leva menunjuk dan berlari menghampiri mesin capit boneka.
"Woy, minggir Gue duluan." Ucap seorang Laki-laki yang tepat berada di pinggir Leva, lebih tepatnya mereka sama-sama memperebutkan tempat.
"Eh anjir awas Gue duluan." Ucap Leva dengan nada sedikit nyolot.
"Gue duluan, minggir Lo." Tambah Leva sambil menyiku seseorang itu.
"Kalo Lo bukan cewe Gue ga mungkin ngalah."
Ucapnya, mundur dari tempat permainan itu namun tetap memperhatikan perempuan yang barusan adu mulut denganya."Lo Leva kan?" Tegur Laki-laki itu.
Leva menengok, lalu memperhatikan pria yang ada dihadapan nya itu dengan tatapan bingung.
"Lo?" Ucap Leva memperhatikan Laki-laki yang tadi beradu mulut dengannya itu.
"Gue haykal, Lo lupa?" Ucap Laki-laki itu.
"Temen komplek Lo dulu waktu di semarang, udah inget belom?" Tambahnya."Oh iya iya Gue inget, ngapain Lo dijakarta?" Jawab Leva namun masih dengan wajah yang mencoba mengingat-ngingat.
"Gue pindah kesini sengaja biar bisa gampang ngejar beasiswa ke Singapore juga jagain adik Gue yang sekarang berobat jalan disini." Ucapnya jelas kepada Leva.
"Oh, oke. Gue duluan ya." Ucap Leva, mundur. Lebih tepatnya mungkin ia merasa harus lebih dulu pergi.
"Kenapa? Karena ada Gue? Perasaan barusan Lo lagi asik deh." Tanya Haykal menaikan sebelah alisnya.
"Gapapa, Lo aja yang main pasti kalo dapet buat adek Lo kan?" Ucap Leva pada Haykal.
"Masih inget aja Lo." Ucap Haykal sambil tersenyum manis pada Leva.
"Gue berteman sama Lo kan 2tahun masa Gue gatau kebiasaan Lo." Ucap Leva juga seraya tersenyum.
"Boleh minta nomor Lo?" Tanya Haykal pada Leva.
"Boleh." Ucap Leva singkat seraya tersenyum.
Haykal tersenyum dan memberikan Handphone-nya pada Leva."Udah ya, Gue cabut dulu. Bye" Ucap Leva seraya pergi dan kembali pada tempat kedua sahabatnya.
"Siapa Va itu? Cakep tuh gila cool banget." Tanya Shafira pada Leva.
"Oh itu Haykal temen SMA Gue disemarang dulu, ternyata dia juga pindah kesini katanya biar gampang dapet beasiswa ke Singapore." Terang Leva pada Shafira.
"Lo ga suka sama Dia? Cakep loh itu sejajar lah sama Dirga." Ucap Shafira sambil melihat-lihat Haykal.
"Ogah, Guee udah anggap Dia sebagai sahabat Gue waktu disemarang." Ucap Leva sambil menggerakan bahunya pertanda tidak.
"Udah ah ga penting, pulang kuy." Ucap Onet merangkul kedua sahabatnya.
"Ayoooo." Ucap Leva dan Shafira serempak.
........
Setelah sampai dirumah Leva ketiganya langsung menjatuhkan badanya ke sofa kamar leva.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGALEVA
Teen Fiction"Dalam Hubungan itu harus saling menjaga, gue ngejaga diri lo dan lo cukup menjaga kepercayaan gue. Paham? " -Dirga "Kalo aja lo ga egois untuk menjaga kepercayaan lo itu Ga, jangan berasumsi seolah sekarang kepercayaan lo itu dipatahkan, dalam hubu...