EPS 11

5.6K 231 32
                                    

21+

Mohon kebijakannya bagi pembaca dibawah umur untuk tidak membaca cerita ini, terima kasih sebelumnya.

VOTE dulu baru baca boleh ya ?!

MIRNA

Kulirik jam di dashboard mobil, aih sudah jam 7.32. Percuma cepat-cepat toh ujung-ujungnya juga nyampe kantor tetap terlambat. Ketika city car ku sudah terparkir dengan cantik di kantor, waktu sudah menunjukkan pukul 7.37. Yaudah lah yah, kan cuman telat 7 menit toh. Ada perasaan bersalah sebenarnya, tapi ya gimana lagi kan udah terlanjur telat.

Setelah menempelkan telunjukku pada mesin absen, aku pun bergegas menaiki tangga untuk menuju ke ruangan. Ternyata Lana sedang berdiri di tangga, dan kami bertatapan.

"Wah Mbak Mirna terlambat," serunya.

Ga usah diomong, gue juga tahu kalau gue telat dodol. "Ember, maklum sis, rempong pagi-pagi mesti antar bocah dulu ke sekolah baru ke kantor." Kataku sambil memasang tampang pura-pura lugu.

"Berangkat lebih pagi dong Mbak," kata si rambut merah lagi.

"Sis, kalau gue dikasi mobil sama driver kayak elu. Ga bakal lah, gue telat ke kantor," sinis kulihat wajahnya sambil melengos. Gih sana lapor ke Pak Arfan, bodo amat gue jabanin.

Dia diam saja, dari raut wajahnya sepertinya gadis ini masih mau beradu argumen. Tapi melihat wajahku yang siap perang, dan deep down inside, she knows that I'm right. She chooses to shut her mouth.

Beberapa waktu yang lalu, Mas Joko memintaku untuk ikut rapat Kontrak Harga Satuan bersama seluruh jajaran manajemen dan semua penyedia barang dan jasa yang berkontrak dengan perusahaan kami. Rapat itu dihadiri dan dibuka pula oleh Bos Arfan selaku pimpinan tertinggi di cabang kami.

Setelah membuka rapat dengan salam dan ucapan basmallah, ia mulai memaparkan secara garis besar tentang Kontrak Harga Satuan dan harapannya bahwa dengan KHS ini akan mempermudah dan mempercepat pekerjaan kami di masa yang akan datang. Ketika tiba-tiba nggak tahu sebelumnya habis ngomongin apa, tiba-tiba ia berkata ....

"Semua pekerjaan itu berawal dari niat. Jadi kalau misalnya kita ini niat berangkat ke kantor supaya nggak terlambat, nah kita harus mengupayakan hal tersebut. Ya misalnya apa, dengan bangun lebih pagi, berangkat lebih awal. Jangan jadikan nganter anak sebagai alasan."

Nah siapa lagi manusia di kantor yang sering datang terlambat karena nganter anak sekolah, tentu tak lain dan tak bukan adalah saya. Walaupun dalam hatiku panas membara, tapi untuk hal seperti ini aku jago sekali, kupasang wajah-wajah lugu tak berdosa sampai akhir acara. Cih situ ngomentarin keprofessional-an orang lain, lah kamu apa kabar. Pikirku geram.

Mungkin itu juga yang menjadi alasanku rada sebel sama Lana. Dosa nggak sih kalau aku sewotin Lana, ah sudahlah. Mari bekerja mencari segenggam berlian.

*

Sebagian part sudah di hapus, karena sedang dalam proses penerbitan. Boleh ikut POnya ya nanti di tanggal 20 Juli, Insya Allah bakalan ada kurang lebih tujuh extra part untuk novelnya.

Office Hours Affair (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang