O3. jealousy lucas

1.2K 133 4
                                    

kenapa emang?|
baru buka hp|

Wong Lucas
|oh
|ydh

masa marah?|
salah aku dimana?|

Wong Lucas
|engga tau
|udh ah, gue mau jln

lucas|
wong lucas|
fine|
let's talk tomorrow|
read.

Sabar kok gue. Emang sering begini. Nunggu besok juga pasti membaik, sedikit.


™°™°™°™°™°

Kembali lagi pada hari Senin dimana semua orang kembali sibuk dan mood kembali turun.

Dan karena lucas kemarin marah, terpaksa hari ini gue harus memohon mohon ke abang.

06.17 a.m, masih ada waktu untuk memohon. "Bang"

"Apa?"

"Anterin adek yah?"

Abang mengernyit, tau kok, pasti aneh. "Lucas mana?"

"We have some problem"

Abang mematikan ponselnya, "gak bisa. Abang ada kelas pagi hari ini"

"Serius? Terus adek gimana?"

"Gojek aja"

Gue mendengus kesal, sampai akhirnya bunda manggil nama gue dari luar. "Adek!"

"Udah dek, jangan meratapi nasib begitu mendalam. Dipanggil bunda tuh"

"Paan sih?"

"Idih. Sewot bener gak di anter"

"Bodo"

Gue berjalan ke luar rumah, dan mark. Ada mark lagi ngobrol sama bunda.

Mau ngapain lagi sih itu anak?

"Lah? Kok disini mark? Kenapa?"

Mark tertawa ringan, "jemput lah. Mau ngapain lagi?"

Bunda juga ikut tertawa, terus mendorong gue. "Udah, sana berangkat. Nanti terlambat"

"Tap–"

"Ya udah tan, kita pergi dulu" ucap mark, sambil menarik tangan gue untuk menaiki motornya.

"Hati hati, nak"

Gue cuman mengangguk sebagai jawaban. Hancur dah hidup gue.

Setelah meninggalkan rumah beberapa meter, gue memutuskan untuk bertanya pada mark. "Ngapain jemput gue?"

"Siapa lagi yang nyuruh kalau bukan mamah gue? Sial bener. Padahal tadinya mau jemput yeri"

Ngedengernya ngebuat gue menunduk. Kebayang dong yeri nanti marah sama gue? Terus gue dibilang pelakor sama orang orang? Gue juga gak enak lagi sama mark.

"Gapapa. Yeri juga bilang gapapa, tzu. Gausah kayak gitu"

Gue mendongak, pura pura gak tau ah. "Emangnya gue kenapa?"

"Haha, gue gak segitu bodohnya untuk gak tau bahwa lo merasa bersalah dan takut. Am i right?"

"Yeah, you're right. I just scared if yeri got mad at me, that will be so errr"

"Haha, calm. Yeri will be alright"

Sesudahnya, gue ngobrol sama mark, random sih. Sampai akhirnya kita masuk parkiran sekolah khusus siswa, semuanya ngelirik gue, iya, nyebelin.

Tiba tiba mark merangkul pundak gue. "Abaikan. Mereka cuman iri. Ayo masuk"

Akhirnya kita naik ke atas, dan menuju kelas gue, IPA-1. "Nah, udah sampe. Gak usah takut lagi, it's gonna be alright"

𝙞'𝙡𝙡 𝙨𝙖𝙮 𝙣𝙤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang