Dimulai dari hari itu, gue dan lucas bener bener gak saling berkomunikasi.
Atau lebih tepatnya, gue yang terus menghindar. Chat yang cuman gue read, panggilan yang gue reject.
Dan kembali lagi pada jadwal sekolah, hari senin.
Mulai dari hari itu juga gue selalu dianter ayah atau gak abang. Mereka tau gue gimana, jadi mereka lakuin yang gue mau.
Dan disini, gue menghirup udara segar dari sekolah. Masih sepi, waktu favorit kalau di sekolah. Sebelum siswa lain pada dateng, that's my favorite time in my school.
Masih jam 06.00 a.m, biasanya baru gue dan adik kelas anak IPA-2 yang baru dateng. Dia juga jadi temen baru gue saat waktu waktu kayak gini.
Gue berlari menaruh tas gue di kelas, lalu keluar lagi, mau nyari temen gue. Tapi niat itu udah ilang, waktu gue melewati kelas 11 IPS-1.
Suara yang terdengar adalah orang yang gue kenal. Satu laki laki dan perempuan.
Obrolan mereka itu sangat menarik perhatian gue. Gimana enggak? Ada nama gue disebut sebut!
"Kamu gimana sih?! Aku itu pacar kamu! Kenapa kamu malah ngebela dia?!"
"Kim doyeon! Aku itu gak suka kamu berlebihan"
"Berlebihan? Kayak gimana? Aku sakit hati ngeliat kamu berdua terus sama dia!"
"Doy, she's just my friend. Tzuyu itu temen aku"
Hmm, masih gue pantau.
"Kamu–"
"Kamu mau temenan sama jalang kayak gitu? Yang ngehancurin hubungan kita? Yang ngebuat kita bisa berantem kayak gini? Hah?!"
Omongan doyeon.
Pertama kalinya, pertama kalinya gue ngedenger orang yang ngomongin gue kayak gitu.
Mata gue berair. Gue kesel. Gak tahan, akhirnya gue ngegebrak pintu dan langsung jalan mendekati doyeon.
"Dengerin ya kim doyeon. Gue bukan seorang jalang murahan yang mau ngambil cowok lo gitu aja"
Gue mendorong bahu doyeon, sampe dia mundur beberapa langkah.
"Tzuyu!"
Lucas meneriaki nama gue, yang membuat gue berhenti menatap doyeon tajam, dan langsung mengarahkan pandangan gue ke lucas yang ada di samping gue.
"Apa?"
Kayaknya lucas mau marahin gue, tapi batal karena mata gue udah berair dan merah.
"Apa?!" gue menaikkan nada bicara gue.
"Tz-tzu? Ka-kamu nangis?"
Lucas megang kedua bahu gue, yang langsung gue hempas gitu aja. Gue melirik kembali doyeon dengan tajam.
"Hey, girl, listen. lo kalo mau ngomong itu mikir dua kali. jaga tuh mulut lo."
Gue langsung meninggalkan kelas itu sambil berlari, mata gue udah berlinang air mata. Pipi gue udah basah sama air mata.
Tujuan gue sekarang cuman satu, rooftop.
Tapi, waktu gue lari gue bertemu yeonjun di depan kelas gue. Membuat gue menambah kecepatan lari gue, dan membuat yeonjun terus ngikutin gue ke rooftop sambil teriakin nama gue.
Udah gue di rooftop, yeonjun juga ikutan masuk dan langsung narik tangan gue. Membuat gue terpaksa menghadap tubuh yeonjun.
"Angkat muka lo. Tatap mata gue, tzu"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙞'𝙡𝙡 𝙨𝙖𝙮 𝙣𝙤 ✓
Fanfiction⸙͎┊𝗳𝘁. 𝙩𝙯𝙪𝙮𝙪, 𝙡𝙪𝙘𝙖𝙨, 𝙖𝙣𝙙 𝙟𝙖𝙚𝙝𝙮𝙪𝙣 status :: end Aku, Kamu, dan Dia. Kamu adalah seorang sahabat terbaik yang pernah datang menempati hatiku, namun Kau pergi tanpa mengucap pamit dan meninggalkan luka. Lalu, Aku bertemu Dia, yang...