O8. okay

903 111 13
                                    

Gue harus bisa sabar lagi untuk yang kesekian kalinya. Gimana engga? Piket cuman berdua sama lucas, lagi.

"Tzu, ambilin pel-an dong"

"Iya"

Gue cuman nyapu aja daritadi, sambil bersihin papan tulis. Tapi udah jam setengah lima lagi, padahal besok ulangan matematika.

"Nih"

Dia ngambil gitu aja dari tangan gue.

Salahkah gue, jika gue merasa sangat amat sakit hati? Dulu gak kayak gini.

"Sebenernya aku gak mau persahabatan kita putus gini aja. Tapi kayaknya kamu lebih nyaman kayak gini kan, cas?"

Gue mulai menyuarakan isi hati gue.

Lucas yang awalnya ngepel, ngelirik gue sekilas, terus ngepel lagi. Gue mah sekarang apaan di mata dia?

Selesai dia ngepel, gue udah ngambil duluan tas gue. "Gue duluan"

Gue lari menuruni tangga, sampai di koridor pun gue masih lari. Bodo amat, sepi gini.

Tiba tiba tangan gue di tarik paksa sama orang, ngebuat gue berhenti lari.

"Jangan gini, yu. Aku minta maaf"

"But it is not your fault, it is your girlfriend fault."

Lucas diem, meremin matanya, dan waktu ngebuka lagi, dia natep gue tajem.

"Yu. Dia gak salah, dia sakit hati karena kita, dia sakit hati ngeliat kita terlalu deket. Kenapa lo malah nyalahin dia?"

Lo?

Dia bilang lo, ke gue?

Okay!

"Jadi menurut lo, gue salah?!"

Lucas terdiam mendengar nada bicara gue yang langsung meninggi tanpa diberi aba aba.

"Gue di bilang jalang sama pacar lo! Dan lo cuma diem aja! Dan sekarang apa!? Lo ngebela dia, hah?!"

"Gue lebih dulu deket sama lo ketimbang doyeon sama lo. Gue lebih mengerti lo, dan gue pikir lo juga mengerti gue. Ternyata salah besar ya perkiraan gue?"

"Yu–"

"Gapapa. Lo bela cewek lo sebisa mungkin, sampai titik darah penghabisan, walaupun itu bakal nyakitin perasaan gue. Gapapa"

Gue tertawa renyah, "emang gue siapa lo, mau dibela sama lo? Gue cuman orang asing yang cuman jadi pemberhentian lo sejenak"

"Don't say–"

"Iya. Gue bodoh kan? Gue bodoh untuk suka sama lo, untuk nyaman sama lo selama ini? Yeah, that's me, the stupid person"

"Ke–kenapa baru bilang?"

"Bodo amat. Mau baru bilang kek, dari dulu kek, terserah gue. Gue balik"

Lucas nahan tangan gue lagi, yang ngebuat gue ngelepas tangan dia kasar. "Apa lagi!?"

"Tzu, i'm so sorry"

Gue mandang dia dengan tatapan kecewa, "kita anggap ini gak pernah terjadi. Dan gak usah berusaha untuk chat gue lagi, mulai sekarang"

Dan langsung gue tinggalin dia, yang terdiam satu juta bahasa.



™°™°™°™°™°



"Tzu, lo ada masalah sama lucas, kenapa gak bilang?"

Kita lagi ada di basecamp, rumah mark tepatnya.

𝙞'𝙡𝙡 𝙨𝙖𝙮 𝙣𝙤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang