[5] Salah paham

9.9K 427 3
                                    

Fara buru buru keluar dari mobil dengan perasaan muak mendengar ocehan Rey sepanjang perjalanan. Itu bukan ocehan biasa, tapi godaan! Bagaimana Fara tidak muak coba?

"Beb, tunggu!"

Rey mengejar Fara yang lebih dulu memasuki apartemen dengan langkah cepat.

Mereka sama sama masuk kedalam lift. Rey tersenyum iblis saat mengetahui hanya mereka berdua yang ada di dalam lift.

Rey mendekat pada Fara, namun belum sempat bicara ....

"Jangan bicara apapun, atau kamu saya usir dari apartemen!" Ancam Fara.

Rey melipat lagi bibirnya dan hanya diam mengikuti Fara sampai masuk apartemen.

Memang tipikal suami takut istri.

Fara menjatuhkan tubuhnya ke sofa usai menjalani hari yang melelahkan. Fara mulai antisipasi saat Rey ikut duduk juga disampingnya.

Namun hal tak terduga adalah Rey mengangkat kaki Fara kedalam pangkuannya dan memijit kaki perempuan itu.

"Gak usah-" Fara menarik kakinya, namun ditarik kembali oleh Rey.

"Shutt! Udah.. diem aja."

Fara tak peduli dan memilih memejamkan matanya. Tanpa ia sadari ini adalah salah satu taktik strategi Rey Alvaro.

"Just wait baby!" Ucap Rey dalam hati.

~~~

Malam hari, Rey mengetuk pintu kamar Fara untuk menjalani misi kedua. Tadi, Fara tertidur selama kakinya di pijet. Karena tak tega, Rey menggendong Fara dan menidurkannya di kasur.

Tenang, bukan menidurkan itu.

Rey membuka kenop kamar Fara. Namun, seketika terkejut karena penampilan Fara yang sangat berbeda saat di kampus. Dia ... Hanya memakai tanktop.

"Far--Fara..."

Fara menoleh dan melihat Rey diambang pintu. Fara terkejut dan langsung menyambar kimono tidurnya.

"Gak bisa ketok pintu dulu ya?!"

Rey memutar bola matanya. "Lo aja yang budeg."

"Ada apa?!" Ucap Fara ketus.

"Bimbing gue dong.."

Fara melihat Rey dari atas sampai bawah. Penampilannya cukup maskulin, walaupun dengan kaus polo sederhana dan celana pendek.

Selain itu, sisi menggemaskan adalah Rey yang memeluk buku tugasnya.

Fara menghela nafas.

"Di luar aja."

Bahaya juga kan kalo didalem, terus pagi paginya udah polos. Kan berabe!

Rey duduk di meja makan yang dibuat seperti mini bar.

"Kamu mau kopi?" Tawar Fara.

"Boleh."

Rey memperhatikan Fara yang sedang membuat kopi. Sebenarnya, Fara sangat matang untuk menjadi seorang istri. Gesturnya, sikapnya, selain itu masakannya juga enak.

Setelah selesai, Fara meletakkan dua kopi dan duduk di samping Rey. Lalu mulai membimbing Rey.

Jujur saja, selama Fara ngomong, Rey selalu tak fokus. Apalagi kimono Fara yang kian menyusut.

Pasutri Retjeh#2 - Nikahin dosen galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang