ALL CHARACTERS BELONG TO J.K. ROWLING
THE PHILOSOPHER'S STONE
~CHAPTER SEVEN~●
●Aku berlari ke kamar mandi prefek yang terkenal sepi. Entah kenapa, isi pikiranku saat ini hanya Granger. Aku benar-benar merasa bersalah.
"Prof. Snape! Dimana ia?" kata seseorang yang aku tak bisa pastikan siapa pemilik suara itu. Bukankah seluruh profesor harusnya pergi ke dungeon?
"Help!"
Suara perempuan itu mengalihkan perhatianku dan membuatku berlari lebih cepat. Baru saja masuk, aku menemukan Troll yang bau sedang berusaha menghancurkan beberapa bilik kamar mandi yang tidak jauh dari pintu tempat aku berdiri.
"Help!"
Suara teriakan itu berasal dari bilik paling ujung. Dan troll bau itu berjalan mendekat ke arah sana.
Granger pasti disana!
"Granger!" teriakku.
"Siapa kau!? Tolong aku! Aku lupa membawa tongkatku!" katanya berteriak juga.
"Tunggu disitu, aku akan alihkan perhatian Troll ini."
Aku mengambil patahan kayu dan melemparnya tepat ke kepala Troll tersebut. Ia langsung balik arah maju ke arahku.
"You ugly, small-brained troll!" aku terus melemparinya dengan patahan kayu bilik kamar mandi hingga ia mendekat kearahku.
Aku melihat Granger merangkak keluar dari bilik kamar mandi. Namun, belum jauh dari sana, Troll tersebut menyadari Granger yang kabur sehingga ia kembali berputar arah ke Granger walau aku melempari Troll itu makin cepat.
"You, don't get closer!" kata Granger.
"Ugh. What should i do?" kataku kesal.
Bagai ada bola lampu keluar dari kepalaku, ide tiba-tiba muncul saat aku melihat pentungan yang ada di tangan troll bau tersebut.
"Wingardium Leviosa!"
Pentungan tersebut melayang ke atas mengikuti tongkat sihirku. Troll itu kebingungan dan mencari-cari tongkatnya. Saat troll bau itu melihat keatas dan ingin menggapai barang miliknya, aku mematahkan mantra levitation dan pentungan itu jatuh tepat di atas kepala si troll.
Alhasil, troll itu tersungkur pingsan. Dengan hati-hati, aku melewati makhluk bau itu dan mendekat ke arah Granger.
"Stop! Jangan mendekat!" katanya.
Aku berhenti, "Granger.. soal tadi siang di kelas mantra.."
Perempuan itu hanya memutar matanya dan memperlihatkan telapak tangannya kearahku.
"Talk to my hand."
Aku menunduk, sekarang aku bingung dan cukup kesal. Apa-apaan itu? Bukankah ia sudah aku tolong dari troll tadi? Benar-benar tidak ada rasa terimakasihnya!
"I just wanna say, i'm sorry!"
"And i say, no! I won't forgive you!" katanya dengan nada kesal juga.
"Aku sudah minta maaf dan menolongmu dari troll! Memaafkanku atau tidak itu terserah kau!"
Ia menghentakkan kakinya, "jangan membentakku!"
Wah. Perempuan ini sepuluh kali lipat mengesalkan daripada Pansy, aku benar-benar seperti ingin meledak!
Aku baru ingin mengatakan sesuatu ketika prof. Mcgonagall, prof. Snape, dan prof. Quirrell nemasuki kamar mandi ini. Mereka bertiga terlihat kaget dengan kekacauan yang dibuat troll bau tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Draco Malfoy and the Philosopher's Stone || Dramione
FanfictionDraco Malfoy hanyalah seorang lelaki berumur 11 tahun. Tiba-tiba, dua orang misterius datang dan memperkenalkan diri mereka sebagai 'penyihir' serta meminta Draco untuk masuk dan belajar di sekolah sihir terhebat sepanjang masa, Hogwarts. Kalian tah...