part 15

852 77 0
                                    


(y/n) tidak tahu harus mengambil jalan yang mana lantaran di rumah ini sangat banyak pintu dan ruangan membuatnya bingung mencari jalan keluar terlebih lagi banyak penjaga yang berlalu lalang di setiap lorong, tempat ini lebih cocok di sebut labirin dari pada rumah,besarnya juga mungkin mencapai tiga hektar di tambah ruangan bawah tanah.

Gadis itu berlari menghindari penjaga yang lewat, tampaknya Jun sudah mengetahui bahwa ia pergi karena banyak penjaga yang memeriksa semua sudut ruangan dengan sangat tergesa-gesa seperti takut tidak menemukan sesuatu yang akan berikan kepada atasannya.

Nasib beruntung ia bisa bersembunyi di sudut sempit dan gelap sehingga tak ada satu pun yang menyadari keberadaannya,namun satu teriakkan membuat ia beku.

"(Y/N) KELUAR!! jika tidak wanita tua ini akan saya tembak!!"perasaannya sekarang berkecamuk ia harus menyelamatkan diri tapi ia juga tidak mau meninggalkan wanita paruh baya itu, karena hanya wanita itu yang mengurus dan memberi rasa kasian kepadanya selain dia tak ada lagi.

(y/n) mengintip dan melihat wanita yang di panggil bibi olehnya sedang menangis tertunduk dan pistol di letakkan di kepala wanita tua itu.

Dengan rasa takut (y/n) memperlihatkan diri kepada Jun,Jun yang melihat kedatangan (y/n) langsung tersenyum lebar

"kemari lah sayang!!jika kamu tidak mau wanita ini kenapa²!!"(y/n) mengangguk dan berjalan pelan menuju Jun.

Saat (y/n) sudah sampai di hadapan jun dengan cepat pria itu menarik (y/n) ke dalam dekapannya,(y/n) mendongak melihat wajah Jun tersenyum di sana"Jun biarin bibi keluar,bebasin dia!!"pinta (y/n) membuat Jun tersenyum.

DORR

wanita itu telah tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir deras dari dada kirinya,(y/n) menangis dan melepaskan tubuhnya dari rengkuhan Jun lalu berjongkok mengangkat kepala bibi itu ke pangkuannya.

"Bi....hiks,tahan bi!!(y/n) janji bibi pasti bisa selamat hiks hiks,bi jangan di tutup matanya,temenin (y/n) bi, hiks hiks hiks (y/n) mohon!!"

"Non ga usah nangis bibi ga papa kok,bibi memang udah tua cepet atau lambat maut pasti bakalan datang, kenapa tadi ga lari aja seharusnya non ga usah mikirin bibi"wanita itu mengelus lembut rambut (y/n).

"bibi udah ga kuat non"perlahan wanita paruh baya itu menutup matanya ia meninggal,(y/n) berteriak dan memeluk tubuh wanita itu yang menghasilkan banyak darah yang melekat di pakainya.

Jun dari tadi hanya menatap datar melihat kejadian menyedihkan yang ada di depannya yang memang terjadi akibat ulahnya tanpa rasa kasian sedikit pun ia hanya memandang tanpa ada niatan untuk menolong wanita yang bersimbah darah akibat peluru yang menembus masuk kedalam jantungnya.

"(y/n), bangun dan bersihkan dirimu"gadis itu meletakkan pelan kepala bibi itu kelantai lalu bangkit menghadap Jun,ia sangat marah pukul bertubi tubi ia berikan pada Jun dan jangan lupa bibir kecilnya terus mengucapkan sumpah serapah pada pria jangkung yang ia hujani hantaman di bagian dadanya.

Karena pergerakan (y/n) yang kuat dan tidak bisa di tenangkan dengan terpaksa Jun meminta suntikan kepada bawahannya yang sudah di isi obat bius, tubuh (y/n) melemas Jun dengan segera menangkapnya agar tubuh gadis itu tidak terhempas ke lantai.

Dengan mudah pria itu mengangkat tubuh (y/n) dan membawanya ke kamar untuk menggantikan pakaian gadis itu yang sudah di lumuri dengan darah.

Jun meletakkan tubuh (y/n) di atas ranjang lalu membuka satu persatu kancing kemeja yang (y/n) gunakan,Jun menggantinya dengan dress yang pernah ia belikan, sekarang dress merah sudah melekat sempurna di tubuh (y/n), lekukan tubuh gadis itu sangat terlihat membuat Jun tersenyum bangga.

Real Love (oh Sehun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang