[Bab 2] 08. Paroksismal

106 18 2
                                    

Hosoek berdiam diri di lobby. Menunggu Seokjin yang siap menceritakan semuanya. Seketika, mata mata Hosoek menangkap keberadaan yang sudah lama tidak dia lihat.

"Jimin!!" Hosoek mengikuti Jimin yang masuk ke dalam tangga darurar. "Jimin!! Tunggu sebentar!!" Panggilnya lagi denganmsuara yang sedikit lebih kencang.

Jimin membalikkan badannya "Maaf, anda siapa?"

"Ah! Maaf, saya kira anda adalah kenalanki. Maafkan saya..." Hosoek membungkukkan badannya. "Ternyata bukan Jimin," Hosoek memundurkan langkahnya. Tapi, kakinya salah memijak dan dia pun kehilangan keseimbangan.

"Hati-hati, hyung." Badan Hosoek tertahan. "Hosoek hyung! Apa kau tidak apa-apa? Hati-hati saat menuruni tangga, hyung."

"Jimin?"

--

"Lama tidak bertemu, Jimin. Apa kabarmu?" Hosoek membuka obrolan.

"Sama seperti yang hyung lihat..." Jimin menjawab seadanya.

"Apa kamu selalu berada disini sejak hari itu?"

"Aku tidak tahu sudah berapa lama aku ada disini. Waktuku sudah terhenti, entah sejak kapan, hyung."

"Aku tahu, aku tahu rasanya disaat hanya waktu kita yang terhenti..." Hosoek teringat masa lalunya dimana ibunya meninggalkannya di taman bermain. "Jimin! Apa kamu mau keluar dari sini?"

Mata Jimin membulat sempurna. Dia tidak percaya dengan apa yang Hosoek bicarakan. "Hyung! Aku..."

--

"Namjoon-ah!" Suara itulah yang terdengar saat Namjoon baru saja mengangkat telepon, "Seokjin hyung memang aneh, sangat aneh."

"Itu Hosoek hyung?" Taehyung bangun dari duduknya, mendekati Namjoon.

"Ada apa Hosoek? Jangan teriak-teriak."

"Aku sedang bersama Jimin sekarang. Bisakah kau ke rumah sakit xx, membantuku sedikit?" Hosoek memohon dengan nada bicara yang diimutkan.

"Jimin?"

Aku tidak tahu sudah berapa kali aku melihat Yoongi yang seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak tahu sudah berapa kali aku melihat Yoongi yang seperti ini. Berbeda dengan yang lainnya, Yoongi seperti menolak untuk diselamatkan. Jadi, semua yang ku lakukan untuk menyelamatkannya adalah hal yang percuma. 

Seokjin menghelakan nafasnya.

Tapi, hanya ini yang bisa ku lakukan.

Seokjin pun keluar kamar rawat.

Aku harus menemukan Jimin dulu. Dia membuka pintu tangga darurat. Dia berlari menaiki anak tangga yang tiada habisnya. Seketika, dia menghentikan langkahnya dan terkejut dengan apa yang ada di depannya.

"Semuanya? Kenapa kalian ada disini?" Tubuh Seokjin bergemetar. Semua alurnya berubah. Pasti akan ada sesuatu yang terjadi nantinya.

"Kami mau menculik Jimin, hyung! Kami ingin membawanya keluar dari sini." Jawab Taehyung sambil merangkul Jimin.

•SEBUAH DONGENG KECIL•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang