#Cinta_Datang_Terlambat 1
Aku Diana, saat ini aku berstatus sebagai mahasiswi perguruan tinggi Negeri di pinggiran Jakarta. Libur semester ini, aku sudah menyusun rencana untuk liburan ke Jogja menemui teman-teman smp ku yang sekarang kuliah disana.
Mamaku sebetulnya khawatir melepas kepergian anak gadisnya sendirian ke kota orang. Tapi tidak mungkin mama mengambil cuti kerja hanya demi menemaniku liburan. Akhirnya mama memutuskan untuk menitipkan penjagaannya untukku pada anak teman kantornya yang berkuliah di Jogja juga. Besok subuh dia akan menjemputku di stasiun.
Setelah menyiapkan segala perlengkapan dan kebutuhan liburan, aku bergegas menuju stasiun Gambir. Sulit rasanya memejamkan mata di kereta mengingat itinerary liburan yang sudah ku susun, hihi, aku sudah tidak sabar.
Sesampainya di stasiun Tugu, aku menuju kantin yang disebutkan oleh orang yang menjemputku. Namanya Haris, mahasiswa jurusan Teknik Sipil tiga tingkat diatasku. Dari kejauhan aku liat sosok yang kukenal dari foto profilnya. Hmm, ternyata lebih tampan aslinya. Hihi, maklum, disaat jomblo begini sinyal ketika melihat makhluk ganteng makin kuat. Apalagi kalau mirip Herjunot Ali begini. Tanpa sadar aku jadi mesem-mesem sendirian.
Tiba-tiba dia menyapaku "Hai, Diana ya? Putrinya Bu Lita?"
"Betul mas", sahutku seraya menampilkan senyum termanisku.
"Katanya mau nginep di asrama putri yang di Bantul ya?"
"Iya mas, temanku banyak yang kuliah disana soalnya".
"Yaudah yuk berangkat sekarang".
Dia langsung berinisiatif membawakan barang-barangku menuju motornya. Dari belakang kuperhatikan posturnya yang sangat tegap dan terlihat gagah. Duh, kok kayaknya aku naksir ya, hihi.
Di perjalanan menuju asrama, Mas Haris sempat mengajakku sarapan bubur ayam paling enak katanya di sekitaran jalan kaliurang. Memang kuakui buburnya enak sih, apalagi makannya ditemani sama yang ganteng begini. Plak, jiwa centilku mulai kumat 😝
Mas Haris ternyata sangat ramah dan bertanggung jawab. Dia benar-benar serius menjalankan amanah dari mamaku.
Sesampainya di asrama, dia bertanya detail mengenai itinerary liburanku. Dan berusaha mencocokkan dengan jadwalnya. Dari tujuh hari yang sudah kurencanakan, hanya sehari dia izin absen menemaniku karena sudah ada janji temu dengan dosen pembimbingnya.
Aku sih sebetulnya tidak masalah kalau Mas Haris tidak bisa mengantar. Temanku banyak disini. Kalaupun mereka punya agenda yang tidak bisa ditinggalkan, aku tidak keberatan untuk eksplor kota ini sendirian. Tapi karena dia sendiri yang bersikeras menawarkan diri, maka kuterima dengan senang hati, hihi.
Bahkan dia menambahkan beberapa tempat tujuan baru yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Dia bilang itu tempat hits di Jogja.
Malam itu ternyata Mas Haris mengajak teman-temannya juga untuk ikut bersama rombongan kami. Kami duduk-duduk di alun-alun kidul. Saat Mas Haris membeli minuman, aku iseng bertanya pada Mba Dewi, sahabatnya Mas Haris.
"Mba, Mas Haris udah punya pacar belum sih?".
"Hmm, gimana ya, belum sih sebenernya".
"Kok mba jawabnya ragu gitu? Dia udah punya gebetan ya mba?".
"Belum juga, aku bingung gimana ceritainnya, complicated pokonya".
"Ayo dong mba, plis ceritain, biar aku bisa menentukan sikap lanjutin naksir atau engga, hehe".
"Duh, tapi kamu jangan bilang diceritain sama aku ya. Dia tu gamon gitu dari mantannya"
"Hah, gamon, apa tuh mba?"
"Hehe, katanya anak Jakarta, kok ga tau gamon sih. Gagal move on shay".
"Oalah, ada-ada aja bahasanya mba. Kalah gaul aku. Hmm, mantan ya mba sainganku. Gapapalah mba, maju terus pantang mundur".
"Wkwk yowis semangat ya mudah-mudahan berhasil bikin Haris jadi bucinnya kamu. Soalnya dia sebenernya juga kecewa berat sih sama mantannya yang selingkuh itu"
"Ga bucin juga kaleee mba, mudah-mudahan aja ya mba aku jadi pain killer nya Mas Haris, eaaaa, hahaha", candaku akhirnya.
Setelah mendengar info dari Mba Dewi aku cukup lega, aku rasa aku masih memiliki kesempatan untuk lebih dekat dengan Mas Haris.