8

2 0 0
                                    

#Cinta_Datang_Terlambat 8

Wajahku pias seketika mendapati dia yang terlihat sangat kesal dan tak berniat menyapaku. Tiba-tiba Pak Ferdy bertanya, "ada apa Diana?". Mungkin dia bingung melihatku yang ketakutan.

Akhirnya kuberanikan diri memanggil pria itu.

"Halo Bang Zidan , sama siapa kesini bang?".

"Pengennya sih sama adek gue, tapi dianya lagi jauh", jawabannya menyindirku telak.

"Sini bang, gabung sama Diana. Ini kenalin, dosen Diana".

Ternyata Bang Zidan mau bergabung di mejaku dan Pak Ferdy. Dan dengan gayanya yang agak songong dia mengangsurkan tangannya untuk dijabat Pak Ferdy seraya memberikan tatapan menilai.

"Oooo dosen ya. Kirain pacar".

"Engga kok bang, ini kebetulan aja Pak Ferdy rumahnya searah sama Diana. Dan habis ada perlu juga di kantor tempat Diana magang", jawabku agak gugup.

"Oke deh, gue balik duluan Di, ntar telpon gue ya", nada bicaranya sedikit mengancam.

Mudah-mudahan dia tidak mengadu yang macam-macam kepada Mas Haris. Agak ketar ketir juga aku jadinya.

Di perjalanan pulang, Pak Ferdy bertanya padaku mengapa Bang Zidan terlihat tidak suka kepadanya. Akhirnya kuceritakan saja tentang kedekatanku dengan Mas Haris.

Tadinya aku takut dia kecewa setelah tahu aku menaruh perasaan terhadap orang lain. Tapi bagaimanapun reaksinya, jujur tetap lebih baik. Aku tidak mau dianggap menginjak dua perahu disaat yang bersamaan.

Yang membuatku heran adalah dia tetap tenang seperti tak terganggu atau sedih mendengar pengakuanku. Apa mungkin dia juga hanya berniat main-main saja denganku. Kenapa aku jadi kesal karena dugaanku sendiri.

Sudahlah, yang utama adalah Mas Haris jangan sampai tahu atau bahkan salah paham.

Sebelum tidur, Bang Zidan menelponku duluan.

"Halo bang", sapaku.

"Hmm".

Bang Zidan cuma menggumam pelan. Aku sendiri heran, kalaupun aku punya gebetan lain, kenapa jadi dia yang galak sekali kepadaku.

"Abang kenapa jadi jutek banget sama Diana?".

"Abis gue kesel aja sama lo. Udah jelas-jelas keliatannya itu dosen ngincer lo, kenapa lo mau dijemput dia".

"Kan ga enak bang, ga nolak dijemput bukan berarti Diana nerima perasaannya kan. Diana udah jujur kok soal Mas Haris ke dia".

"Sorry ya Di, gue cuma khawatir aja adek gue disakitin lagi, jadi kalo lo juga sebenernya ragu sama dia, mending ga usah maju sekalian".

"Iya bang iyaa".

Setelah Bang Zidan mengakhiri panggilan, aku jadi kagum sendiri, ada ya sesama saudara cowok yang sesolid dan seperhatian itu. Aku bisa mengerti alasannya, dia hanya ingin melindungi adiknya dari patah hati kedua kali.

----------------------------

Masa magang sudah berakhir. Aku cukup senang dan terharu dengan farewell dinner yang disiapkan oleh PNS di divisiku. Kebetulan juga bertepatan dengan hari ulang tahunku.

Aku sampai di rumah pukul 10 malam. Belum sempat aku mandi dan bersih-bersih, ada telpon dari Mas Haris. Aku langsung mengangkatnya saat itu juga.

"Halo Dianaa, selamat ulang tahun yaa, maaf mas baru sempet ucapin".

"Iya mas, ga apa, mas inget aja aku udah seneng kok".

"Diana mau kado apa dari mas?".

"Mau apa ya mas, ga lagi pengen apa-apa sih".

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang