4. You (1)

118 35 17
                                    

Ayolahh jangan pada diem diem bae :( kasi vote atau komen atau apa kek :")

HAPPY READING YOROBUN✨

.
.
.

⬇⬇⬇

Jangan natap gue seperti itu

-- Rara --

⬇⬇⬇

"udah selesai nyapunya?"
Rara berjengit langsung membalikkan badan melihat siapa yang ada dibelakangnya.

"kaget anying gue"

"pfftt bwahaha biasa aja kali ra natap gue kek lagi natap mantan lagi jalan sama cewe lain" Rara memutar bola matanya jengah mendengarkan setiap Caca mengatakan kata 'mantan'

"kalian lagi ngapain? Masuk kelas sekarang juga" tegur pak Iwan selaku guru BP.

"aelah sante kali pak, ini kita mau masuk kok jangan kaya gitu mukanya pak nanti gantengnya bapak ilang lho terus nanti istri bapak nggak mau tidur bareng lagi sama bapak"

Tidak mau kena seret Caca ke BP Rara memutuskan untuk masuk kelas meninggalkan Caca sendirian.

"KAMU IKUT KE RUANG SAYA SEKARANG JUGA!" teriak pak Iwan pada Caca

"ya allah bapak ini emang urat mulutnya udah putus atau gimana? Padahal kita hanya berjarak lima langkah doang eh malah teriak teriak si bapak. Ayo pak ikut saya" tanpa rasa malu Caca menarik tangan pak Iwan untuk ikut dia ke ruangannya. Dari dalam kelas sana Caca tengah di tertawakan teman satu kelasnya termasuk Rara dan Febi.

"KAMU SIAPA SURUH SURUH BAPAK IKUT KAMU? DISINI YANG PALING TUA SIAPA? HARGAI YANG LEBIH TUA!!"

"siap grak" lalu Caca sedikit membungkuk menyuruh pak Iwan untuk berjalan mendahuluinya.

__________

Rara tengah mengemasi buku buku yang sudah dia gunakan tadi untuk satu pelajaran terakhir. Febi menghampiri Rara dan langsung mendudukan bokongnya di meja tepat di depan Rara

"ra nyusulin si Caca yuk, kasian dia pasti kena hukuman berat banget sama pak Iwan" ucap Febi dibarengi Rara yang sudah selesai mengemasi buku.

"ayok"

Akhirnya mereka berdua berjalan beriringan menyusul Caca. Sesampainya di ruang BP mereka tidak menemukan Caca sama sekali,

"permisi pak, Caca dimana ya?" tanya Febi

"lagi beresin gudang" jawab pak Iwan tanpa melihat siapa yang bertanya, beliau hanya fokus pada laptop yang ada didepannya

"makasih pak" setelah mengucapkan terima kasih Rara dan Febi pergi ke gudang untuk memastikan temannya itu masih hidup atau tidak.

"huwahh Dika itu kecoa gede banget kek megalodon usir dia jauh jauh dari gue dong Dik. Plissss gue gak suka lo" rengek Caca pada Dika

"emang sebelumnya lo suka sama gue?" tanya Dika antusias di akhiri dengan ketukan indah di kepalanya.

"bukan itu maksud gue anjir, maksudnya tuh gue gak suka sama kecoa bukan sama lo"

"buang sono Gah. Dika juga takut sama kecoa nih" ucap Dika pada Gagah bak anak kecil yang minta permen kepada bapak tapi tidak di izinkan.

"iyuhh lo" sindir Febi pada Dika

entah sudah berapa lama Rara dan Febi berdiri di depan pintu gudang, mereka tadinya akan langsung menertawakan penderitaan Caca namun di tahan karena ada Gagah dan kawan kawan akhirnya mereka memutuskan untuk diam disana.

"Rara?" - batin Gagah. Mata mereka sempat bertemu sebentar hanya sebentar.

"cabut" Rara menyeret tangan Febi untuk pergi menjauh dari tempat itu karena menurutnya tempat itu sangat menegangkan dan tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"lo kenapa si? Aneh tau gak" Febi melepas tangan Rara yang masih menggandengnya Rara hanya mengendikkan bahu.

____________

"iyuhh lo"

Gagah yang tadinya tengah fokus pada ponsel seketika langsung menatap ke arah sumber suara entah dorongan dari mana untuk memerintahkan Gagah melihat ke depan pintu, dan dia tidak sia sia untuk itu.

"Rara?" - batin Gagah

"cabut" Rara menyeret tangan Febi untuk pergi menjauh dari tempat itu.

"dia pergi" - batin Gagah lagi

"kalo suka itu ngomong kali gak usah dipendem sendiri ra" gumamnya pelan sangat pelan sehingga Rafa yang ada disebelahnya tidak mendengar

Lalu Gagah pergi ke kelasnya untuk mengambil tas sekolah miliknya lalu pulang karena tinggal beberapa menit lagi bel pulang sekolah berbunyi.

Tak butuh waktu lama untuk sampai dirumahnya Gagah langsung merebahkan tubuhnya pada kasur untuk menghilangkan rasa penatnya.

Kenapa Gagah bisa tahu? Darimana Gagah tahu kalau Rara menyukainya? Itu kan yang ada dipikiran kalian?

Pukul setengah delapan malam Febi dan keluarga nya tengah makan malam bersama keluarga Gagah dan kebetulan sekali Febi ada dirumah Gagah mungkin ini saatnya dia mengatakan yang sebenarnya.

"gah gue mau ngomong ikut gue bentar" ajak Febi pada Gagah. tanpa menjawab Gagah mengikuti Febi ke taman belakang rumah Gagah

"temen gue ada yang suka sama lo" gagah hanya menaikkan satu alisnya

"dia sih gak ngomong ke gue kalo dia suka sama lo tapi gue perhatiin dia kalo ketemu sama lo bawaannya nge hindar gitu" jelas Febi

"....."

"lo bisu? Ngomong apa kek"

"udah" Febi tidak mengerti apa yang diucapkan Gagah itu berupa pernyataan atau pertanyaan

"lo nanya apa gimana? Gak paham gue"

Bukannya menjawab Gagah malah pergi masuk ke dalam rumah

"king ice dasar"

"eh nanti kalo si Gagah sama Rara jadian jadinya kek gimana yak? Duh gak sabar gue" dumel Febi sendirian

_________________________

Ini gue ngetik paan si-_
monmaap ya kalau mungkin kalian bingung sama part ini^^ nanti kalau gue ada waktu lagi gue usahain buat refisi ini cerita:) Semoga si paham. Biar kgak gue refisi manjahh😌

Makasih banget buat kalian yang udah mau maunya mampir di ceritaku yang aneh ini:v
Saranghae💕


See next to part❤

VOMENT DON'T FORGET❤

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang