Bunga Pemberian Rafa

3.1K 198 16
                                    


⚠⚠typo bertebaran⚠⚠

Happy reading ... 😗

Tin! Tin!

Suara klaksonan mobil berhasil membuat Tiara menghentikan langkahnya yang ingin keluar daru gerbang sekolah. Kaca mobil terbuka menampakan pemiliknya. Tiara tersenyum manis melihat seseorang itu.

"Ayo, masuk! Saya antar." ajakan tersebut hampir membuat Tiara melompat kegirangan. Tiara segera membuka pintu dan masuk ke dalamnya. Tiara menghela nafas lega saat menyadari tak ada yang melihat dirinya saat masuk kedalam mobil ini.

"Bapak kok ada disini?" tanya Tiara menatap Farel yang saat ini sedang fokus menyetir. Farel melemparkan pandangannya ke Tiara sesaat, lalu kembali menatap ke depan.

"Loh, ini kan tempat saya kerja." jawab Farel.

"Kata pak Ade, bapak gak masuk hari ini."

"Oh, iya. Ada hal yang harus saya kerjakan."

"Bapak punya kerjaan lain selain mengajar?"

"Ada, saya memiliki Cafe kecil yang saya olah sendiri."

"Oh ya? Kok aku gak tau pak?"

"Perlu ya?" tanya Farel, membuat Tiara mengerucutkan bibirnya, Farel tersenyum melihat tingkah Tiara yang menggemaskan baginya.

"Jangan cemberut gitu, nanti kalau sampai saya cium lagi gimana coba?" Goda Farel yang berhasil membuat Tiara merona.

"Bapak, bapak udah curi ciuman pertama sama kedua aku, masa iya masih mau curi ciuman ketiga aku?" seru Tiara. Farel tertawa kecil mendengar ucapan Tiara yang polos.

"Ciuman kamu udah di curi dengan om-om seperti saya, loh, kamu gak apa?" tanya Farel masih dengan kekehan kecilnya.

"Om-om? Bapak masih muda kok." Farel tak menjawab lagi ucapan Tiara. Tiara memperhatikan Farel yang masih fokus menyetir. Ada satu pertanyaan yang sampai saat ini masih bergelayut di hatinya.
Ingin rasanya Tiara menanyakan itu pada Farel. tapi Tiara menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan pertanyaannya.

Apa ini waktu yang tepat. Ucap Tiara dalam hati.

Tiara menganggukkan kepala yakin. Saat ini berpikir ini waktunya. Tiara menarik nafas dalam. Farel yang memperhatikan Tiara sedari tadi mengrenyitkan dahinya.

"Ada apa?" tanya Farel. Tiara menatap Farel lekat.

"Em ... Pak, Tiara boleh tanya sesuatu?" D arek mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Tiara.

"Bapak, bapak sayang sama Tiara?" tanya Tiara ragu. Masih dalam wajah datarnya. Farel menjawab.

"ya." Tiara menatap Farel lekat dari samping, mencari kebohongan di matanya. Tapi Tiara menemukan itu, bukan karena Farel yang berkata jujur, hanya saja Tiara tidak paham bagaimana cara mengetahui seseorang berkata jujur atau tidaknya melalui mata.

"Bapak cinta gak sama Tiara?" tanya Tiara lagi. Farel membalas dengan senyum manisnya.

"Tiara kenapa nanya gini?"

"Tiara cuma mau tau, Pak. Terus, em ... setatus hubungan kita apa sih pak? Kita pacaran?" kali ini pertanyaan Tiara berhasil membuat Farel menghentikan mobilnya mendadak. Kelaksonan mobil dari belakang menyadari Farel. Sehingga ia membuka kaca mobilnya untuk meminta maaf kepada mobil yang di belakang yang kini melewati mobilnya. Untung saja jalan tak begitu ramai. Farel menatap Tiara. Yang di tatap meras tak nyaman.

"pertanyaan kamu itu nyaris membuat kita celaka Tiara!"
Bentak Farel, Tiara tertunduk takut melihat kemarahan Farel. Farel menghela nafas panjang. Ia merasa bersalah telah membentak Tiara. Sebenarnya Farel terkejut dengan ucapan Tiara yang ia sendiri tak memiliki jawabannya. Dan Farel sendiri masih ragu akan perasaannya terhadap Tiara.

"My TutOr"  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang