Setatus

3K 183 27
                                    

⚠⚠typo bertebaran⚠⚠

Happy reading ...


Sudah hampir 1 bulan Tiara dekat dengan Farel bukan selayaknya seorang murid dengan gurunya. Melainkan selayaknya seorang kekasih.
Tidak jarang, Farel selalu mengantar Tiara pulang bila sekolah sudah berakhir.
Ke posesifan Farel pun semakin menjadi, bila Tiara selalu di dekati dengan Rafa. Farel akan berubah diam dengan Tiara sebagai bentuk rasa cemburunya. Begitu pun tiara kepada Farel.

Hanya saja Tiara belum yakin akan perasaan Farel dengannya, sampai saat ini, Farel belum juga menyatakan perasaannya terhadap Tiara. Setiap kali ia bertanya akan perasaannya. Farel seakan mengalihkan pembicaraan,

Atau ini cara orang dewasa berpacaran? Tidak perlu mengungkapkan rasa,cukup dengan sikap. Pikir Tiara saat itu.
Tapi itu bukanlah cara berpikor Tiara. Baginya mencintai seseorang bukan hanya di buktikan saja, tetapi perlu juga dengan ungkapan rasa dan pernyataan cinta.
Hingga akhirnya Tiara memutuskan untuk bertanya lagi kepada Farel hari ini.

Tiara melangkahkan kakinya menuju ruangan Farel. Saat ini jam istirahat. Tiara yakin Farel berada di ruangannya.

Tok.

Tok.

Tok.

Tiara mengetuk pintu, menunggu jawaban dari dalam. tak ada jawaban dari dalam. Tiara kembali mengetuk pintu ruangan Farel. Dan tetap sama, tak ada jawaban apa pun dari dalam. Tiara menoleh kiri dan kanan, memastikan tak ada orang yang melihatnya.
Dengan penuh tekat yang kuat, Tiara membuka pintu ruangan itu. Namun, tak ada tanda-tandanya keberadaan Farel di sana. Tiara pun memutuskan untuk keluar.

Mungkin lagi di kantin. Batin Tiara.

Tiara pun beranjak pergi menuju kantin, berharap ia bisa menemukan Farel disana. ia mempsrcepat langkahnya, Belum sempat kakinya menapak ke area kantin. Ia terpaksa berhenti saat mendengar nama Farel di panggil-panggil dalam topik pembicaraan salah satu siswa.

"kemarin gue ketemu sama pak Farel dan bu Dewi, mereka serasi banget."

"lo ketemu dimana?"

"di butik, kayanya mereka lagi cari gaun pengantin gitu, deh."

"Buat siapa?"

"buat mereka kali, bu dewi kaya lagi fiting baju gitu."

"Mereka mau nikah?"

"Mungkin."

"Gue setuju deh kalau mereka sampe nikah." Tiara mendengus tak suka.

apa kabar itu benar?. Batin Tiara.

Tiara semakin gencar mencari Farel. ia kembali ke ruang guru saat merasa keberadaan Farel tak ada di kantin.
Ia mengetuk pintu sopan. Semua tatapan guru menuju padanya penuh tanya. Tiara mendekat ke arah pak Ade yang sedang menempelkan sebuah kertas di papan pengumuman guru.

"Ada apa, Tiara?" tanya Pak Ade kepada Tiara yang menatap sekitar ruangan.

"Pak. Bapak liat pak Farel? Ada tugas yang saya harus kumpulkan segera." ujar Tiara beralasan. Ade sekaan berpikir.

"Ikut saya!" ujar pak Ade. Tiara menurut. Hingga sampailah ia ke meja kerja pak Ade. Di ambilnya sesuatu dari laci mejanya. Lalu di serahkan kepada Tiara. Tiara mengerenyit bingung saat pak Ade menyerahkan undangan padanya. Ia tatap undangan itu.
Tertera disana nama seseorang yang sedari tadi di carinya.

"I-ini apa ... Pak?" tanya Tiara terbata-bata.

"Undangan pernikahan bu Dewi dan pak Farel."  Jawab pak Ade.

"My TutOr"  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang