Menyerah.

3.2K 199 29
                                    

typo bertebaran,jadi hati" nanti kesandung😁⚠

Selamat membaca..

"Gue nyerah." ujar Tiara kepada Sasa yang sedang mengadu kepada Saaa, saat ini Tiara sedang berkunjung ke rumah Sasa, Sasa yang sudah hampir satu minggu tidak masuk karena sakit yang ia deritanya.

"Lo yakin? Pak Farel udah suka gitu sama lo." Sasa menatap Tiara dengan tatapan ragu. Tiara mengangguk.

"Gue yakin, sa. Pak Farel udah mau nikah sama bu dewi."
Tiara menghela nafas panjang. Di duduki dirinya pada sofa yang berada di kamar Sasa. "Gue gak mau jadi pelakor, sa." sambung Tiara.

Sasa memperhatikan sahabatnya, ia merasa sedih dan kasihan kepada Tiara, selama ini Tiara sudah bersusah payah untuk mendapatkan cinta pertamanya. Tapi sekarang, itu semua harus hancur. Sasa bangun dari tidurnya. Ia menghampiri Tiara yang sedang termenung.

"Apa pun keputusan lo, guea bakal dukung lo kok. Sabar ya sayang." ujar Sasa memberi dukungan pada Tiara, Tiara memeluk Sasa. Ia menangis dalam.pelukan sahabatnya.

"Masih ada gue dan Adi. Kita selalu dukung lo." ujar Sasa lagi, seraya mengelus punggung Tiara lembut.

****

Farel membanting berkas-berkasnya ke atas meja kerjanya. Karena pekerjaannya. Ia tidak bisa mengajar lagi, sehingga ia tidak bisa bertemu dengan Tiara. Farel ingin menjelaskan kepada Tiara. Namun, sulit baginya untuk kesana. Helena yang selalu saja menguntit Farel kemana pun ia pergi, walau pun secara tidak terang-terangan. tapi Helena telah memerintah anak buahnya untuk mengawasi gerak gerik Farel.
Farel sudah mencoba menghubungi Tiara berkali-kali tapi nomornya tak pernah aktif. Bertanya dengan sasa dan adi pun tidak pernah di balas.
Ia hidup bebas, tapi terasa di penjara.
Ia merindukan gadis kecilnya.

pintu ruangannya terbuka, menampilkan seorang wanita yang tak asing bagi Farel. Farel menatap tak suka. wanita itu tersenyum. Seraya berjalan ke arah Farel. Berdiri di belakang Farel dan melingkarkan tangannya di leher Farel. Farel melepaskan tangan wanita itu.

"Aku sedang sibuk, dewi. Kau bisa keluar?" Dewi mengerucutkan bibirnya. Ia tidak suka dengan sikap Farel yang acuh tak acuh.

"Aku merindukanmu Farel." Ujar Dewi manja. Seraya kembali memeluk Farel. Tapi Farel segera berdiri dari duduknya.

"Aku ada meeting dewi, aku tinggal dulu. Terserah bila kamu ingin disini." ujar Farel lalu pergi meninggalkan dewi. Dewi menghentakkan kakinya kesal.

"Selalu seperti itu."

****

Tiara kembali kerumahnya, wajahnya tampak lusuh. Ia membanting dirinya di atas ranjang tidurnya. tangisannya kembali pecah. Hidupnya terasa rumit.
Ia benar-benar menghindar dari Farel. Ia enggan untuk bertemu dengannya, dan sungguh itu semua sangat menyiksa dirinya.

Lisa yang kebetulannlewat di depan kamar Tiara, mendengar tangisan dari dalam kamar, ia membuka pintu kamar perlahan. Di lihatnya anak gadisnya sedang terisak. Ia hampiri Tiara yang tidak menyadari kedatangannya.

"Tiara." panggil Lisa. Tiara menoleh terkejut, di hapus air matanya cepat. ia terduduk menghadap Lisa seraya menunduk.
Lisa mengelus puncak kepala Tiara.

"Ada apa, Nak?" tanya Lisa dengan lembut. Tiara tampak enggan menceritakan kejadian yang sebenarnya, tapi desakan dari Lisa terpaksa membuatnya menceritakan semuanya. Lisa mendengar semua keluh kesah Tiara dengan sabar. Hingga Tiara kembali menitikkan air matanya. Lisa memeluk Tiara.

"Jangan, Nak. Simpan perasaan itu, jangan merusak hubungan orang lain. Cara mu yang menghindar sudah benar. Mamah yakin sedikit demi sedikit kamu bisa melupakannya." saran Lisa.

"My TutOr"  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang