Chapter 7

19 6 1
                                    


Bruggh,,
Mikha tersentak kaget ketika bunyi seperti benda jatuh,berat dan bergedum ke tanah ,Mikha menoleh kearah dimana benda itu berasal berada,ia mengintip membuka sedikit tirai jendela kamarnya,gadis itu tergelak menutup mulut,tawanya lepas begitu saja,seorang pria tersungkur dengan indah digerobak sampah samping rumahnya,tetangga baru Mikha bernama Adral,tampan wajah babyface miliknya menandakan bahwa ia terlihat masih muda,kebiasaan tiap sore yang ia lakukan saat baru pindah adalah bermain sepatu roda dihalaman rumah,entah kenapa sekarang ia bisa terjerembab ke gerobak sampah.

Mikha tertawa lepas hingga gadis itu memegang perutnya karena sakit,sebuah tatapan tajam dilayangkan Adral pada jendela putih yang bertirai transparan itu menampakkan sosok Mikha yang tengah menertawakannya,Mikha tersadar akan kesalahannya lalu bergeras keluar rumah menemui Adral yang masih membersihkan sampah yang bertebaran dihalaman samping rumah Mikha.

Mikha menyembulkan kepalanya dibalik pintu,senyum manisnya menampakkan deretan gigi putihnya yang rapi.
"Hai Adral."sebuah sapaan yang jarang dilakukan Mikha pada orang asing yang belum dikenalnya,hanya nama yang ia tahu itupun dari bi Carlot,Adral mengernyit bingung,ia menaikakan satu alisnya.

"Ok,,ehmm nama gue Mikhael Rose,lo bisa manggil gue mikha,jurusan FMIPA disekolah menengah atas,sebentar lagi gue mau jadi mahasiswi_"ucapan mikha terhenti ketika Adral berbalik,mengambil separu rodanya lalu meninggalkan Mikha yang menggeram kesal.

"Dasar bocah".mikha hampir saja melempar sendal jepit rumahan miliknya pada Adral,namun aksinya terhenti ketika Asya datang merangkulnya dari belakang.

"Lo ngapain sih mikh,,gue cariin juga dari tadi,btw bi Carlot mana?,oh ya tumben banget lo keluar rumah,biasanya kan,,pas sekolah doang."Asya mengernyit dengan tingkah Mikha.

"Duh,,itu tuh,anak tetangga baru gue,gue udah capek memperkenalkan diri panjang lebar,kayak biodata,ehhh,,taunya dia cuma melongos dan lansung kabur."celoteh mikha,kali ini kepribadian lain ada pada dirinya yang dulu selalu diam dan tak banyak bicara,sekarang malah sebaliknya,Asya tau semua yang dialami Mikha,ia paham kondisi sahabatnya itu,Mikha secara fisik memang sempurna,namun psikis dan jiwanya tidak.

"Oh,,lo sih jangan pelototin dia nya,bi Carlot mana?"seru Asya mengambil air dingin di refrogerator.

"Bi Carlot membeli persediaan makanan."

"Lo,,jadi pindah mikh?."tanya Asya ragu ragu.

"Nggak"seru mikha singkat ia masih Asyik memainkan ponselnya,tanpa menatap Asya.

"Kok,,bisa?"

"Ya bisalah sya,,

Flashback

Mikha berlari menuju dapur mencari keberadan bi Carlot,nafasnya memburu.

"Apa apaan itu,kenapa bibi memutuskan untuk pindah dan membawaku kekota?."mikha lansung menyerbu bi Carlot dengan pertanyaan,dagunya terangkat menantang menandakan kekesalan dalam dirinya.

"Kau tidak aman disini Mikhaa!"suara bi Carlot terdengar nyaring,menyentakkan mikha yang sedang berdiri dibelakangnya.

Bi Carlot memutar tubuhnya menghadap mikha,
"Kau pasti akan dii_"
ucapan bibi Carlot terhenti,membuat mata mikha mengernyit bingung  tidak mengerti,

"Pasti akan apa bii?bicaralah,kenapa?"
Mikha memohon kepada bi Carlot yang telah membesarkannya sejak kecil,matanya sayu seperti ingin dikasihani.

"Tidak,,lupakan saja,pergilah ke kamarmu Mikha,bibi mau memasak."
Ujar bi Carlot acuh seraya melanjutkan pekerjaannya didapur.

"Intinya,aku tidak akan pergi kemana pun bibi!,tidak akan."

Flashback off

"Lo benar benar keras kepala Mikh,udah gue bilang,jangan khawatir sama gue"Asya asik memakan apel dingin di kamar mikha sambil memeluk bantal guling,dan memegang ponsel membalas beberapa pesan yang masuk.

"Siapa sih,sibuk banget?"sindir Mikha yang baru saja keluar dari walk in closet.

"Dia,,doi."seru Asya kegirangan,ia berjoget ria diatas kasur empuk Mikha.

"Jangan terlalu banyak bergerak Asya,lo baru aja keluar dari rumah sakit."

"Diaa,,,Josh Anderson"Mata Asya berbinar binar ketika menyebut namanya Josh.

"Gue baru saja putus sama Nick,dan sekarang gue lagi dekat sama Josh."

"Duh,,nih anak santai aja putus cinta,kebanyakkan cewek sih nangis sampe guling guling ,ngak makan berhari hari sampe kek busung lapar,lo malah bahagia banget Sya."Mikha menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya ini.

"Iya dunk,,itu kan cewek alay yang meweknya tiap hari karna putus,gue mah nyantai aja,soalnya banyak yang ngantri."kekeh Asya,

"Ouh ya,,gimana masih ada pesan masuk dari orang yang nggak dikenal waktu itu?"pertanyaan Asya mampu membuat Mikha tertarik ia mendelik ternyata sahabaynya ini masih ingat.

"Lo ingat?"

"Ya ingatlah,lo kira gue lansia apah?"

"Amnesia oon."

     Asya mengerucutkan bibirnya,lagi lagi ia kalah telak oleh Mikha,ia tidak mampu berdebat dengan mikha apapun masalahnya,kecuali cinta,,

"Gue pusing,besok mau ujian susulan Mikh,,lo bantuin gue ya,,menjelma jadi pena kek gitu pas gue jawab soalnya."

"Hedehwwh,,
Mikha memegang kepalanya pusing,suara itu datang lagi menggema di pendengarannya,Asya lansung berdiri memapah Mikha untuk duduk dipinggir ranjang.

"Lo nggak apa Mikh?"

"Nggak apa sya,gue sering kayak gini setiap kali_"Mikha berhenti bicara,ketika seseorang baru saja melewati pintu kamarnya,melalui ekor mata,mikha melirik seseorang berlalu menuju paviliun dibelakang .

Hallo semua👋
Masih baca Fated tentunya kan?😉

Maaf ya baru bisa update lagi,kemungkinan paling cepat 2 hari baru bisa update,secara gue masih pelajar SMA,tentunya pendidikan lebih diutamakan.

Semoga imajinasinya nyambung ya pas baca Fated,maaf kalo gaje soalnya gue masih amatiran baru tahap belajar,cerita pertama lagi di Wattpad,so pasti jangan lupa voment my story😉

Terima kasih

Happy Reading💕

                        ~~NEXT~~

FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang