Cahaya matahari menerobos masuk melalui jendela tua kastil yang dipenuhi dengan lapisan debu,pagi ini kicauan burung terdengar begitu nyaring,langit biru tanpa ada awan yang memutih menandakan bahwa hari ini begitu cerah,padangan pria itu menerawang jauh keluar jendela,kedua tangannya berada disaku celananya,beberapa helaian rambut menutupi mata namun tak jauh dari itu siapa pun yang melihatnya pasti terpaku akan titisan wajah bak dewa yunani itu,tanpa tau siapa dia yang sebenarnya."Samuel."suara seseorang menyentakan lamunan pria itu,ya nama pria itu Samuel ia berbalik mendapati seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik memakai gaun kuno yang terlihat mewah,dilehernya menggantung indah kalung dengan batu berlian berwarna hijau tua.
"Aku menginginkan nyawanya"
sorot mata wanita paruh baya itu tegas,tanpa ada keraguan didalamnya.Samuel tidak menceritakan pertemuannya dengan gadis half itu,selama ini dia hidup hanya untuk membunuh half yang masih tersisa,namun sekarang keyakinannya runtuh,seluruh penjuru kaum vampire menginginkan nyawa gadis itu,bukan hanya kaum vampire bahkan kaum were wolf dan makhluk mitologi lainnya mengincar gadis itu.
"hanya tinggal 2 purnama lagi,jika kau tak menemukannya dan membawanya kesini apapun akan aku lakukan,apa kau mendengarkan ibu?." bentakan suara wanita paruh baya itu terdengar nyaring,kemudian ia melangkah pergi,meninggalkan Samuel yang hanya diam sedari tadi.
Sejak saat itu Samuel menyesal ketika ia bertemu dengan gadis half yang hampir saja sekarat karena tidak menyelamatkannya dan mungkin saja entah bagaimana keadaannya saat ini, Samuel menyisir rambutnya mengggunakan tangan,lagi lagi rahangnya yang kokoh mengeras,amarah didadanya meluap luap.
Entahlah ia tidak tau apa yang membuatnya seperti ini.
💕💕💕💕💕Mikha menatap wajah sahabatnya yaitu Asya terbaring koma seminggu yang lalu,akibat insiden kecelakaan yang hampir menghilangkan nyawa keduanya, namun ada yang aneh bahkan semua orang pun bertanya tanya saat petugas ambulan dan polisi datang dilansir bahwa Mikha terluka sangat parah, bahkan mengeluarkan darah yang cukup banyak,semua petugas tak mengangka ia dapat selamat dan siuman dihari kecalakan itu terjadi, menakjubkan bukan?,sampai dirumah sakit pun mikha hanya merasa sakit kepala tanpa ada bekas luka dikepalanya, semua orang jadi bertanya tanya ditambah 2 iris mata yang berbeda.
"Mikha,,sudahlah,jangan terlalu berlarut dalam kesedihan ini,Asya akan bangun sebentar lagi."
bibi carlot berusaha menenangkan Mikha yang terus saja menangis diruangan Asya dirawat saat ini, berbagai penunjang kehidupan terpasang ditubuh Asya,membuat Mikha merasa semakin bersalah,bi Carlot membawa mikha ke loby rumah sakit agar tidak menggangu karena percakapan mereka."bibi,aku tidak mengerti dengan semua ini,disekolah semua orang menjauhkanku karena aku berbeda,dan keanehan yang terjadi pada saat kecelakaan itu,seharusnya aku tiada saat ini,tapi kenapa tak ada goresan luka sedikit pun? ."
"kau tidak boleh bicara seperti itu, mungkin saja itu keajaiban."mikha menatap mata bibi carlot mencari kejujuran disana namun salah mata itu tengah berbohong dan bi Carlot berusaha menutupi kebohongannya.
Ponsel mikha berdering sebuh pesan masuk dari nomor yang sama ketika ia menggunakan nama Asya,
Mikh,, ini gue Asya lo percaya sama gadis yang terbaring koma itu dibanding sahabat lo ini,
Mikha mengernyit,ia tidak menceritakan bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi dan pesan dari orang tidak dikenal yang akhir akhir ini ia terima pada bibinya. Mikha membalas pesan yang baru saja ia terima, meyakinkan siapa yang telah mengirim pesan.
Apa buktinya kalau lo benar benar Asya,:v
Kalau lo nggak percaya lo datang kerumahnya Alex,tapi ingat sendirian!
Seketika Mikha lagi lagi mengernyit bingung,apa maksud dan tujuan dari pengirim pesan tanpa ia kenal ini,Mikha memilih tidak membalas pesan itu lagi.mikha mematikan ponselnya yang terus bedering setelah membaca pesan terakhir.
Mikha,,tolongin gue cepat! Gue disini:v
Mikha kini beralih memegang handle pintu ruang dirawatnya Asya,ia memastikan bahwa yang sedang tertidur ini adalah Asya yang sebenarnya.
"ini lo kan Sya,kenapa takdir terkadang mempermainkan jiwa gue"
mikha bicara dengan sendirinya diruang rawatnya Asya,butiran butiran bening mengelinding di pipi mulusnya, kesakitan begitu terpancar dimatanya ketika ia menggenggam tangan lemah Asya yang berselang infus.Mikha tersentak ia teringat akan ponsel Asya ia membuka laci meja yang berada disamping brankar,Mikha menghidupkan ponsel sahabatnya itu mencari nomor Alex yang sebelumnya pernah Asya hubungi.
Mikha mengotak atik pesan dan kontak di ponsel milik Asya, dan menemukan nomor Alex lalu memindahkan ke ponsel miliknya.
Mikha mulai mengetik pesan saraya memberi tau Alex bahwa ia tidak jadi menginap divilla nya dan apa yang terjadi dengan Asya.Hai,ini gue Mikha sahabat Asya dari kecil, mungkin lo belum tau gue:v
Oh,iya sorry kemaren gua dapat telepon dari Asya katanya dia mau nginap divilla gue,tapi teleponnya ditutup begitu gue mau ngomong."
Mikha menuggu lanjutan pesan yang dikirim Alex,
"emang lo sekarang dimana? " mikha akhirnya memutuskan untuk mengirim pesan lagi.
Namun tak ada balasan dari Alex,setelah beberapa menit ia memilih untuk menelepon Alex karena tidak ada jawaban,tapi nomornya tidak bisa dihubungi.
Mikha terlonjak kaget seseorang kini tengah menepuk pundaknya ia pun segera berbalik dan,,.
👉Please give me vote
and comment🙏Berhubung sebentar lagi ujian naik kelas,sorry mungkin nggak bisa update tiap hari kalau bisa diusahain kok,please komentarnya ya dan jangan lupa follow wp gue,secara ini cerita pertama gue di wattpad,dulu sih udah niat mau bikin,tapi nyatanya baru sekarang motivasi gue timbulnya.
Jangan lupa beri suara juga ya.
😘Happy reading!
~~NEXT~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated
Fantasy"Datang."siapa yang datang? kata kata itu begitu jelas namun serak entah laki laki atau perempuan yang mengatakannya,suaranya seperti bisikan seperti hanya aku yang mendengarnya disetiap sepertiga malam mimpi itu datang lagi dan lagi memanggil nama...