Hembusan semilir angin malam masuk melalui ventilasi dari jendela yang terbuka menyibakkan tirai gorden yang menggantung disana,udara dinginnya malam menyeruak ke pembuluh darah,Mikha,, rintisan kesakitan masih dieranginya,ia berusaha berjalan menggapai gagang jendela kamar yang terbuka untuk menutupnya.Krekk,,
Jendela itu tampak rapuh dengan dilapisi debu,namun kesannya masih terlihat klasik dengan ukiran kayu jati tak jauh beda dari pintu.
Tak beberapa lama kemudian,
Pintu coklat dari kayu jati asli itu terbuka menampakkan sosok berperawakan tinggi yang tak lain adalah Samuel,matanya menatap tajam mikha tanpa embel embel tersenyum sedikit saja."Jika saja kau tidak melawanku maka semua ini tidak akan terjadi. "ujar samuel
"berhentilah bicara omong kosong, tidak ada gunanya kau bicara seperti itu karena semuanya tidak akan bisa mengembalikan apa yang telah terjadi "mikha berjalan terseok menuju ranjang tidurnya,gadis itu menekuk wajah karena mata sembabnya.
Samuel berhenti dari kegiatannya yang tengah merapikan setelan tuxedo,tubuhnya yang kekar sangat pas dikenakannya, dengan warna coklat muda menambah ketampanan pria itu, layaknya manusia sempurna Samuel bak seperti dewa, maka semua mata wanita akan tertuju padanya tanpa tau devil yang ada dalam diri pria arogant itu.
"Dua hari lagi akan ada pesta perayaan bangsa kami."
ujar samuel,mimik wajahnya berubah serius dengan khas netra gelapnya."I don't care."jawab mikha singkat sembari membaringkan tubuhnya ke kasur.
"aku harap saat pesta itu berlansung kau tidak membuat kekacauan dengan memancing kemarahan ku setiap hari,dan juga semua makhluk immortal akan hadir berjagalah agar makhluk lain tak
menyakitimu."💕💕💕💕💕
"sebentar lagi akan ada perayaan bangsa kami, tuan samuel menyuruh kali melayani nona agar nona bisa pulih kembali,saat acara itu tiba."Maid wanita itu bicara dengan sopan sembari menyisir rambut panjang milik mikha.
"Maid,, acara apa yang akan digelar?
Maksudku untuk apa? .""pesta perayaan bulan purnama disaat semua manusia mengurung dirinya dirumah masing masing karena takut, semua makhluk imortal terdiri dari werewolf, vampire,peri dan sebagainya setiap bulan purnama kastil ini lah yang menjamu,pesta arak diadakan."jelas Jenni pelayan wanita termuda dikastil ini.
"Apakah akan ada tumbal, maksudku manusia untuk diminum darahnya."ujar mikha terbata
"sudah pasti itulah kenapa manusia mengurung diri,desa ini sudah mempercayainya setiap bulan purnama pasti akan tumbal."
"Jen,, kurasa aku harus beristirahat."
"jangan panggil nama ku nona,, panggil saja aku Maid seperti pertama kali,kita bertemu."
"kenapa, kita ini bisa menjadi teman, sudahlah jangan menyisir rambutku terus."
"Astaga,, saya lupa nona,harusnya saya mengepangnya,saya lupa karena terlalu asyik bicara."
"hahahaa,, kau ini lucu juga,sudahlah jenni aku mau istirahat dulu." ujar mikha menampilkan senyum terbaik yang dimilikinya, deretan giginya yang rapi ditambah lesung pipi yang menghias wajah manis gadis itu membuat siapa pun berdecak kagum.
Hanya saja Samuel tak pernah mendapatkan senyuman indah milik mikha,hati nya sudah terlalu membenci pria itu.Maid itu pun keluar setelah lamanya mengurus mikha dari memakaikan gaun, menyisir rambut hingga menghiasnya,Mikha menutup pintu kamarnya gadis itu membaringkan tubuhnya sedikit saja,matanya terpejam sampai menjelang malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fated
Fantasy"Datang."siapa yang datang? kata kata itu begitu jelas namun serak entah laki laki atau perempuan yang mengatakannya,suaranya seperti bisikan seperti hanya aku yang mendengarnya disetiap sepertiga malam mimpi itu datang lagi dan lagi memanggil nama...